Wilayahnya Turun Hujan Es, Bupati Puncak: Ini Pertanda Baik

Jum'at, 22 November 2019 - 02:23 WIB
Wilayahnya Turun Hujan...
Wilayahnya Turun Hujan Es, Bupati Puncak: Ini Pertanda Baik
A A A
PAPUA - Fenomena langka kembali terjadi di Kabupaten Puncak, Papua. Setelah terjadinya kemarau yang panjang di Indonesia, warga Kabupaten Puncak Papua kini merasakan hujan es lagi.

Seperti di Eropa, suhu udaranya di kabupaten itu 2 derajat celcius. Bupati Puncak, Papua, Willem Wandik menjelaskan hujan es bagi orang pengunungan Papua merupakan berkah yang harus disyukuri.

"Kami masyarakat pegunungan sangat bergembira, kami mengucapkan syukur kepada Tuhan. Setelah mengalami musim kemarau kepanjangan, hujan es turun kembali di kabupaten kami. Ini merupakan pertanda baik, berkah dari alam memberikan tanda kebaikan," ujar Willem Wandik, Kamis (21/11/2019).

Dia mendapatkan banyak laporan dari warga yang sangat antusias untuk mengabadikan fenomena hujan es ini dengan telepon seluler. Dia melanjutkan fenomena hujan es itu momentum yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Kabupaten Puncak yang berada di belakang Pegunungan Carstensz.

"Sekarang suhunya sudah pasti terasa seperti di Eropa, sangat dingin," katanya.

Kendati demikian, Willem Wandik sudah melakukan langkah cepat untuk antisipasi pasca hujan es atau salju tersebut dengan menyiapkan stok makanan dan obat-obatan untuk masyarakat. "Kita sudah antisipasi semua agar masyarakat tetap kondusif," ujarnya.

Sekadar informasi, Kabupaten Puncak terletak di kawasan tertinggi di Indonesia. Kabupaten ini terletak di antara ketinggian 1.500 hingga 4.000 meter di atas permukaan laut.

Satu-satunya alat transportasi adalah melalui jalur udara. Kota Ilaga merupakan salah satu pintu masuk menuju Puncak Carstensz, Gunung tertinggi di Indonesia.

Sebelumnya, peralihan musim atau masa pancaroba diprediksi akan mulai terjadi pada Oktober hingga November 2019. Hal itu disampaikan oleh pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi saat peralihan musim.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1334 seconds (0.1#10.140)