Pengangguran di Banten Terus Menurun
Pengangguran di Banten Terus Menurun
A
A
A
SERANG - Tren penurunan angka pengangguran di Banten terus menurun dari tahun ke tahun dalam kurung waktu 3 tahun terakhir dari 2017 sampai 2019. Staf Khusus Gubernur Banten Ujang Giri mengatakan bahwa di era kepemimpinan Gubernur Banten Wahidin Halim dan Wagub Andika Hazrumy angka pengangguran Banten terus mengalami penurunan.
"Bisa dilihat data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa pengangguran Banten angkanya semakin menurun, bukan naik," ujar pria yang akrab disapa Ugi, Rabu (6/11/2019).
Tren penurunan angka pengangguran dalam kurun waktu 3 tahun ini dari 2017, 2018 hingga 2019 merupakan prestasi dari kinerja WH-Andika yang mampu menurunkan angka pengangguran.
Menurut data BPS bahwa pengangguran di Banten Agustus 2017 sebesar 9,28%, Agustus 2018 sebesar 8,52%, dan Agustus 2019 sebesar 8, 11%.
Ugi juga menjelaskan penyebab masih tingginya angka pengangguran di Banten, yaitu pertama APBD Pemprov Banten masih diarahkan untuk memenuhi hak dasar, yaitu membangun infrastruktur, baik itu di bidang pendidikan, kesehatan dan jalan, jembatan dan bangunan. Program ini sangat menyentuh sehingga berdampak pada angka kemiskinan Banten terakhir urutan ke 6, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banten urutan ke 8 nasional.
Kedua, ada beberapa perusahaan yang tutup atau mengurangi jumlah karyawan, sehingga angka PHK sangat tinggi. Ketiga, musim kemarau yang berkepanjangan, sehingga petani tak bisa mengolah sawah dan ladang sebagaimana biasanya.
Keempat, belum optimalnya kerjasama antara pemda kabupaten/kota dengan perusahaan di wilayahnya terkait prioritas penerimaan karyawan lokal. Kelima, survey dilakukan di bulan Agustus, di mana jarak kelulusan siswa dengan survey hanya kurang lebih 1 bulan. Keenam, tingginya migran dari wilayah lain yang datang ke Banten untuk mencari pekerjaan.
Gubernur Banten Wahidin Halim terus melakukan program untuk penenekanan angka pengangguran di Banten, di antaranya dengan program pelatihan yang diadakan oleh BLKI Banten, program link and match antara sekolah dengan perusahaan serta melakukan program pemberdayaan usaha kecil dan menengah pada masyarakat petani juga nelayan.
"Bisa dilihat data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa pengangguran Banten angkanya semakin menurun, bukan naik," ujar pria yang akrab disapa Ugi, Rabu (6/11/2019).
Tren penurunan angka pengangguran dalam kurun waktu 3 tahun ini dari 2017, 2018 hingga 2019 merupakan prestasi dari kinerja WH-Andika yang mampu menurunkan angka pengangguran.
Menurut data BPS bahwa pengangguran di Banten Agustus 2017 sebesar 9,28%, Agustus 2018 sebesar 8,52%, dan Agustus 2019 sebesar 8, 11%.
Ugi juga menjelaskan penyebab masih tingginya angka pengangguran di Banten, yaitu pertama APBD Pemprov Banten masih diarahkan untuk memenuhi hak dasar, yaitu membangun infrastruktur, baik itu di bidang pendidikan, kesehatan dan jalan, jembatan dan bangunan. Program ini sangat menyentuh sehingga berdampak pada angka kemiskinan Banten terakhir urutan ke 6, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banten urutan ke 8 nasional.
Kedua, ada beberapa perusahaan yang tutup atau mengurangi jumlah karyawan, sehingga angka PHK sangat tinggi. Ketiga, musim kemarau yang berkepanjangan, sehingga petani tak bisa mengolah sawah dan ladang sebagaimana biasanya.
Keempat, belum optimalnya kerjasama antara pemda kabupaten/kota dengan perusahaan di wilayahnya terkait prioritas penerimaan karyawan lokal. Kelima, survey dilakukan di bulan Agustus, di mana jarak kelulusan siswa dengan survey hanya kurang lebih 1 bulan. Keenam, tingginya migran dari wilayah lain yang datang ke Banten untuk mencari pekerjaan.
Gubernur Banten Wahidin Halim terus melakukan program untuk penenekanan angka pengangguran di Banten, di antaranya dengan program pelatihan yang diadakan oleh BLKI Banten, program link and match antara sekolah dengan perusahaan serta melakukan program pemberdayaan usaha kecil dan menengah pada masyarakat petani juga nelayan.
(sms)
Explore More