Fauni, Gadis Cantik Putri Anggota Kowad Juara Kontes Robot Terbang di Turki
A
A
A
REMBANG - Fauni Ambarsar meraih prestasi yang sangat membanggakan. Dia besama tim Gamaforce Robot Ashwincarra Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil meraih juara 3 Teknofest Fighter UAV Competition untuk kategori Fixed Wing di Istanbul, Turki .
Ashwincarra adalah robot terbang unggulan karya tim Gadjah Mada Flying Object Research Center (Gamaforce). Fauni menjelaskan, persiapan panjang telah dilalui tim Gamaforce di Laboratorium Teknologi Mekanik Departemen Teknik Mesin dan Industri dan Pemograman ELINS, seperti perancangan pesawat, pembuatan pesawat, penyelesaian misi program, dan pembuatan detail report. (Baca juga: Ashwincarra Gamaforce UGM Raih Juara di Teknofest Fighter UAV Turki)
Sebelum terbang ke Turki, robot terbang Ashwincarra telah bersaing dalam rangkaian seleksi dengan 280 tim lain dari berbagai negara di dunia. Ashwincarra telah dikonfigurasi secara detail dan dilengkapi dengan teknologi artificial intelligence (AI).
Tim Gamaforce ternyata sebelumnya telah meraih gelar juara umum dalam 4 kategori lomba pada kompetisi yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), yaitu Kontes Robot Terbang Indonesia. (Baca juga: Gamaforce UGM Juara Kontes Robot Terbang Indonesia 2018)
“Meski mengalami regenerasi anggota setiap tahunnya, gelar juara umum dapat dipertahankan selama 4 tahun berturut-turut, dari tahun 2015 hingga 2018. Pada tahun 2017, Gamaforce mendapat juara 3 dalam Tubitak International UAV Competition Turkey. Tahun ini merupakan lomba pertama kami di Teknofest, dan alhamdulillah mendapat juara 3,” ungkap Fauni.
Kompetisi ini tidak hanya diikuti peserta pemula tetapi juga yang ahli dalam hal aviasi. Untuk itu, dia bersama tim mengaku sangat bersyukur bisa mengharumkan nama bangsa karena berada pada jajaran juara.
“Alhamdulillah sangat bersyukur, karena dari Indonesia hanya tim ini yang bisa lolos dan meraih juara di Teknofest Fighter UAV Competition. Apalagi pesaing dari luar yang memang sudah ahli di bidang aviasi, karena memang lombanya terbuka untuk umum, jadi meski mahasiswa kami harus siap bersaing dengan yang sudah veteran.
"Banyak perjuangan yang dilalui setiap harinya untuk mempersiapkan lomba ini, dari sejak Januari 2019. Bahkan ketika lomba, pesawat kami mengalami crash wing, sehingga harus memperbaiki di tempat lomba itu langsung, dan alhamdulillah pesawat dapat terbang dengan baik di ronde selanjutnya,” ujar gadis kelahiran Rembang ini.
Harapannya ke depan makin banyak lagi penerus yang berkarya di bidang UAV. Prestasi yang didapatkan mesti ditingkatkan atau setidaknya dipertahankan sehingga bisa memacu perkembangan penguasaan teknologi robot terbang yang mampu bersaing di tingkat internasional.
“Saya harap pencapaian kali ini tidak lantas menyudahi semangat kami untuk terus mengembangkan diri. Tetap rendah hati dan selalu belajar lagi. Semoga apa yang kami capai kali ini sekiranya bisa menjadi salah satu pemantik bagi teman-teman kami sebangsa setanah air lainnya untuk terus berkarya baik di dalam negeri maupun di luar negeri, khususnya di bidang UAV," harap Fauni.
Gadis cantik itu merupakan anak seorang prajurit wanita Kodim 0720/Rembang Peltu Siryati. Pencapaian prestasi tingkat dunia tersebut tidak terlepas dari dukungan ibunya, yang berprofesi sebagai anggota Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) di Kodim 0720/Rembang.
Ibu empat anak yang juga meraih predikat terbaik saat pendidikan Secaba Milsuk Tahun 1987 ini selalu mendukung dengan doa dan bimbingan moril. Tempaan yang berat saat pendidikan Kowad menjadikannya selalu mengembangkan sikap disiplin dan mandiri sehingga terbentuk rasa percaya diri dalam pelaksanaan tugas serta menjadi teladan di segala bidang.
"Selalu mensupport anak selama kegiatan yang diikuti positif. Memberikan perhatian dan menanamkan kepercayaan yang harus dia jaga di manapun berada terutama saat jauh dengan orang tua. Mengingatkan untuk selalu beribadah, terutama jangan meninggalkan salat 5 waktu dan sempatkan baca Alquran tiap hari. Selalu mendoakannya terutama di 2/3 malam," jelasnya membeberkan kiat mendidik anak.
"Walau prestasimu mendunia, tetaplah jadi anak mama yang manis dan rendah hati," pesan Peltu Siryati.
Ashwincarra adalah robot terbang unggulan karya tim Gadjah Mada Flying Object Research Center (Gamaforce). Fauni menjelaskan, persiapan panjang telah dilalui tim Gamaforce di Laboratorium Teknologi Mekanik Departemen Teknik Mesin dan Industri dan Pemograman ELINS, seperti perancangan pesawat, pembuatan pesawat, penyelesaian misi program, dan pembuatan detail report. (Baca juga: Ashwincarra Gamaforce UGM Raih Juara di Teknofest Fighter UAV Turki)
Sebelum terbang ke Turki, robot terbang Ashwincarra telah bersaing dalam rangkaian seleksi dengan 280 tim lain dari berbagai negara di dunia. Ashwincarra telah dikonfigurasi secara detail dan dilengkapi dengan teknologi artificial intelligence (AI).
Tim Gamaforce ternyata sebelumnya telah meraih gelar juara umum dalam 4 kategori lomba pada kompetisi yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), yaitu Kontes Robot Terbang Indonesia. (Baca juga: Gamaforce UGM Juara Kontes Robot Terbang Indonesia 2018)
“Meski mengalami regenerasi anggota setiap tahunnya, gelar juara umum dapat dipertahankan selama 4 tahun berturut-turut, dari tahun 2015 hingga 2018. Pada tahun 2017, Gamaforce mendapat juara 3 dalam Tubitak International UAV Competition Turkey. Tahun ini merupakan lomba pertama kami di Teknofest, dan alhamdulillah mendapat juara 3,” ungkap Fauni.
Kompetisi ini tidak hanya diikuti peserta pemula tetapi juga yang ahli dalam hal aviasi. Untuk itu, dia bersama tim mengaku sangat bersyukur bisa mengharumkan nama bangsa karena berada pada jajaran juara.
“Alhamdulillah sangat bersyukur, karena dari Indonesia hanya tim ini yang bisa lolos dan meraih juara di Teknofest Fighter UAV Competition. Apalagi pesaing dari luar yang memang sudah ahli di bidang aviasi, karena memang lombanya terbuka untuk umum, jadi meski mahasiswa kami harus siap bersaing dengan yang sudah veteran.
"Banyak perjuangan yang dilalui setiap harinya untuk mempersiapkan lomba ini, dari sejak Januari 2019. Bahkan ketika lomba, pesawat kami mengalami crash wing, sehingga harus memperbaiki di tempat lomba itu langsung, dan alhamdulillah pesawat dapat terbang dengan baik di ronde selanjutnya,” ujar gadis kelahiran Rembang ini.
Harapannya ke depan makin banyak lagi penerus yang berkarya di bidang UAV. Prestasi yang didapatkan mesti ditingkatkan atau setidaknya dipertahankan sehingga bisa memacu perkembangan penguasaan teknologi robot terbang yang mampu bersaing di tingkat internasional.
“Saya harap pencapaian kali ini tidak lantas menyudahi semangat kami untuk terus mengembangkan diri. Tetap rendah hati dan selalu belajar lagi. Semoga apa yang kami capai kali ini sekiranya bisa menjadi salah satu pemantik bagi teman-teman kami sebangsa setanah air lainnya untuk terus berkarya baik di dalam negeri maupun di luar negeri, khususnya di bidang UAV," harap Fauni.
Gadis cantik itu merupakan anak seorang prajurit wanita Kodim 0720/Rembang Peltu Siryati. Pencapaian prestasi tingkat dunia tersebut tidak terlepas dari dukungan ibunya, yang berprofesi sebagai anggota Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) di Kodim 0720/Rembang.
Ibu empat anak yang juga meraih predikat terbaik saat pendidikan Secaba Milsuk Tahun 1987 ini selalu mendukung dengan doa dan bimbingan moril. Tempaan yang berat saat pendidikan Kowad menjadikannya selalu mengembangkan sikap disiplin dan mandiri sehingga terbentuk rasa percaya diri dalam pelaksanaan tugas serta menjadi teladan di segala bidang.
"Selalu mensupport anak selama kegiatan yang diikuti positif. Memberikan perhatian dan menanamkan kepercayaan yang harus dia jaga di manapun berada terutama saat jauh dengan orang tua. Mengingatkan untuk selalu beribadah, terutama jangan meninggalkan salat 5 waktu dan sempatkan baca Alquran tiap hari. Selalu mendoakannya terutama di 2/3 malam," jelasnya membeberkan kiat mendidik anak.
"Walau prestasimu mendunia, tetaplah jadi anak mama yang manis dan rendah hati," pesan Peltu Siryati.
(shf)