Beri Kejutan, Kapolda Riau Mendadak Mengajar Matematika di SD Harapan
A
A
A
KAMPAR - Kapolda Riau Irjen Agung Setia Imam Efendi memberi kejutan dengan mengunjungi dan mengajar di Sekolah Dasar (SD) di Desa Batu Sasak, Kampar Kiri, KabupatenKampar .
Sekolah ini bangunan kelasnya sudah reot dan tidak layak untuk kegiatan belajar dan mengajar. Saking reotnya, masyarakat dan pemerintah setempat sering menyebutnya dengan SD Marjinal. (Baca juga: Tolong Pak Nadiem, Siswa SDN di Lebak Belajar Tanpa Kursi-Meja Selama 8 Tahun)
Berdiri sejak 2006 sebagai sekolah cabang, sekolah ini memiliki dua ruang kelas dengan12 siswa yang masih bertahan menuntut ilmu. Namun sayang, sekolah tersebut tidak pernah mendapat dukungan pemerintah.
Faktor jumlah murid yang minim menjadi salah satu kendala sekolah ini tidak kunjung diperbaiki. Namun berkat semangat para pengajar serta para murid-muridnya sekolah ini tetap bertahan meski dalam keadaan serba kurang.
Akhirnya bantuan datang dari Bripka Rolan Manurung, anggota Polda Riau yang kemudian membangun gedung sekolah menjadi gedung permanen menggunakan uang tabungan bahkan sampai harus menjual perhiasan sang istri. (Baca juga: 80% Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Serang Tidak Miliki Sanitasi yang Layak)
Berkat viralnya berita tentang upaya Bripka Rolan membenahi sekolah tersebut, bantuan lain pun mulai datang. Bahkan Kapolda Riau Irjen Agung Setia Imam Efendi menyempatkan waktu untuk berkunjung dan meninjau langsung lokasi tersebut.
Kapolda bahkan sempat mengajarkan matematika sederhana kepada anak-anak tersebut. Dengan penuh semangat anak-anak SD ini pun maju ketika Bapak Kapolda mengajak mereka ke depan.
Empat orang langsung maju dan menjawab pertanyaan bapak kapolda. Ketika ditanya apa cita-citanya, dua orang anak menyebutkan bahwa mereka ingin menjadi polisi. Hal ini disambut dengan doa dari Kapolda.
Istimewanya, mereka diberi kesempatan mencoba baret serta memegang tongkat komando. "Suatu hari semoga bisa menggantikan Kapolda" ujar Kapolda berkelakar.
Momen mengharukan terjadi ketika seorang anak membacakan puisinya bahwa mereka tidak akan lagi mengeluh dan terus bersemangat. Kapolda yang baru saja dilantik ini berkaca-kaca.
Kapolda juga menyebutkan bahwa sebutan sekolah Marjinal hendaknya tidak lagi digunakan merujuk pada artian kata tersebut yang berarti terpinggirkan. Jenderal bintang dua ini menegaskan bahwa sekolah ini adalah sekolah harapan.
"Sekolah ini tidak boleh disebut sekolah marjinal, tapi sekolah harapan. Tidak hanya harapan desa dan adik-adik namun juga harapan Indonesia," tandasnya. (Baca juga: Miris, Bangunan SDN3 Rantau Tijang Tanggamus Nyaris Ambruk)
Kapolda juga tidak luput berterimakasih dan memuji sang penolong yakni Bripka Rolan Manurung. "Ini adalah aksi natural dan nyata dari salah satu Bintara kita yang membangun sekolah ini menggunakan uang tabungannya, Rolan Manurung. Ini merupakan sesuatu yang sangat luar biasa, ini lah nilai kita untuk saling membantu ketika saudara kita kesusahan," sebutnya.
Sekolah ini bangunan kelasnya sudah reot dan tidak layak untuk kegiatan belajar dan mengajar. Saking reotnya, masyarakat dan pemerintah setempat sering menyebutnya dengan SD Marjinal. (Baca juga: Tolong Pak Nadiem, Siswa SDN di Lebak Belajar Tanpa Kursi-Meja Selama 8 Tahun)
Berdiri sejak 2006 sebagai sekolah cabang, sekolah ini memiliki dua ruang kelas dengan12 siswa yang masih bertahan menuntut ilmu. Namun sayang, sekolah tersebut tidak pernah mendapat dukungan pemerintah.
Faktor jumlah murid yang minim menjadi salah satu kendala sekolah ini tidak kunjung diperbaiki. Namun berkat semangat para pengajar serta para murid-muridnya sekolah ini tetap bertahan meski dalam keadaan serba kurang.
Akhirnya bantuan datang dari Bripka Rolan Manurung, anggota Polda Riau yang kemudian membangun gedung sekolah menjadi gedung permanen menggunakan uang tabungan bahkan sampai harus menjual perhiasan sang istri. (Baca juga: 80% Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Serang Tidak Miliki Sanitasi yang Layak)
Berkat viralnya berita tentang upaya Bripka Rolan membenahi sekolah tersebut, bantuan lain pun mulai datang. Bahkan Kapolda Riau Irjen Agung Setia Imam Efendi menyempatkan waktu untuk berkunjung dan meninjau langsung lokasi tersebut.
Kapolda bahkan sempat mengajarkan matematika sederhana kepada anak-anak tersebut. Dengan penuh semangat anak-anak SD ini pun maju ketika Bapak Kapolda mengajak mereka ke depan.
Empat orang langsung maju dan menjawab pertanyaan bapak kapolda. Ketika ditanya apa cita-citanya, dua orang anak menyebutkan bahwa mereka ingin menjadi polisi. Hal ini disambut dengan doa dari Kapolda.
Istimewanya, mereka diberi kesempatan mencoba baret serta memegang tongkat komando. "Suatu hari semoga bisa menggantikan Kapolda" ujar Kapolda berkelakar.
Momen mengharukan terjadi ketika seorang anak membacakan puisinya bahwa mereka tidak akan lagi mengeluh dan terus bersemangat. Kapolda yang baru saja dilantik ini berkaca-kaca.
Kapolda juga menyebutkan bahwa sebutan sekolah Marjinal hendaknya tidak lagi digunakan merujuk pada artian kata tersebut yang berarti terpinggirkan. Jenderal bintang dua ini menegaskan bahwa sekolah ini adalah sekolah harapan.
"Sekolah ini tidak boleh disebut sekolah marjinal, tapi sekolah harapan. Tidak hanya harapan desa dan adik-adik namun juga harapan Indonesia," tandasnya. (Baca juga: Miris, Bangunan SDN3 Rantau Tijang Tanggamus Nyaris Ambruk)
Kapolda juga tidak luput berterimakasih dan memuji sang penolong yakni Bripka Rolan Manurung. "Ini adalah aksi natural dan nyata dari salah satu Bintara kita yang membangun sekolah ini menggunakan uang tabungannya, Rolan Manurung. Ini merupakan sesuatu yang sangat luar biasa, ini lah nilai kita untuk saling membantu ketika saudara kita kesusahan," sebutnya.
(shf)