Mahasiswa Ditabrak Barracuda, Gubernur Sulsel Tanggung Seluruh Pengobatan
A
A
A
SULSEL - Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah menjenguk Dicky Wahyudi, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bosowa (Unibos) di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar, Jalan Urip Sumoharjo, kemarin. Dalam kunjungannya, Gubernur didampingi Kapolda Sulsel Irjen Pol Mas Guntur Laupe dan Penjabat Wali Kota Makassar, Iqbal Samad Suhaeb.
Dicky diketahui mahasiswa semester tiga Fakultas Hukum Unibos. Dicky yang berada di RS sebelumnya dalam kondisi kritis usai tertabrak kendaraan taktis Barracuda saat ikut aksi demonstrasi di Jalan Urip Sumoharjo, Jumat, 27 September malam lalu.
Saat itu, aparat kepolisian berusaha membubarkan massa dengan menembakkan gas air mata. Saat itu, Dicky berlari di tengah jalanan kemudian terpeleset hingga tertabrak kendaraan taktis Barracuda yang dikemudikan oknum kepolisian.
Nurdin mengatakan, kunjungannya ini sebagai bentuk keprihatinan dan kepedulian akan jatuhnya korban dalam aksi demontrasi di Makassar. Apalagi, Dicky menjadi tulang punggung keluarga karena diketahui orang tuanya telah meninggal dunia.
"Ini wujud keprihatinan kita kepada anak-anak kita yang mengalami cedera. Tadi kebetulan ini tinggal satu dan orang tuanya juga baru meninggal, jadi dia anak tunggal. Tadi diberi semangat juga oleh Pak Kapolda," tutur Nurdin.
Dalam kunjungannya itupula, Nurdin mengaku menanggung seluruh biaya perawatan di rumah sakit. Bahkan secara khusus Kapolda Sulsel akan menjadikan Dicky sebagai anak angkatnya, dan ditanggung biaya studi kuliahnya.
"Kita juga datang untuk meyakinkan segala biaya rumah sakit dan sebagainya akan kita tanggung. Pak kapolda bahkan sudah janji tadi bukan hanya menyelesaikan studi, tapi sampai dia bekerja, supaya bisa membantu ekonomi keluarga. Jadi saya kira ini wujud kepedulian kita semua," tambahnya.
Mantan bupati Bantaeng ini berharap, kejadian serupa tidak lagi terjadi. Diapun berharap, mahasiswa bisa mengutarakan aspirasinya lewat cara-cara yang lebih elegan. Aksi demonstrasi dengan turun ke jalan, kata Nurdin, niat mahasiswa tercoreng karena oknum tak bertanggung jawab yang menyebabkan kerusuhan.
"Kalau ini bisa kita lakukan dialog, kenapa harus turun ke jalan. Karena jujur saja pengalaman beberapa hari demo, itukan tercederai idealisme mahasiswa kita. Tujuannya sebenarnya mengkritisi revisi undang-undang KPK dan RUU KUHP tapi kan tiba-tiba saja ada yang membuat tindakan di luar kewajaran, merusak dan anarkis," paparnya.
Untuk mengakomodasi segala tuntutan mahasiswa dari aksi demonstrasi beberapa terakhir, Nurdin mengaku tengah menyiapkan ruang dialog bagi seluruh mahasiswa. Bahkan melibatkan para rektor perguruan tinggi dan unsur forkopimda Sulsel.
"Jadi kita sekarang lagi terus berkoordinasi dengan para rektor. Kalau itu demonstrasi di jalan bisa dihindari, dihindarilah. Karena kita juga persiapkan dialog. Kita undang para rektor, ketua BEM itu diprakarsai pak kajati dan pak kapolda. Secepatnya kita ada dialog," tegas Nurdin.
Dicky diketahui mahasiswa semester tiga Fakultas Hukum Unibos. Dicky yang berada di RS sebelumnya dalam kondisi kritis usai tertabrak kendaraan taktis Barracuda saat ikut aksi demonstrasi di Jalan Urip Sumoharjo, Jumat, 27 September malam lalu.
Saat itu, aparat kepolisian berusaha membubarkan massa dengan menembakkan gas air mata. Saat itu, Dicky berlari di tengah jalanan kemudian terpeleset hingga tertabrak kendaraan taktis Barracuda yang dikemudikan oknum kepolisian.
Nurdin mengatakan, kunjungannya ini sebagai bentuk keprihatinan dan kepedulian akan jatuhnya korban dalam aksi demontrasi di Makassar. Apalagi, Dicky menjadi tulang punggung keluarga karena diketahui orang tuanya telah meninggal dunia.
"Ini wujud keprihatinan kita kepada anak-anak kita yang mengalami cedera. Tadi kebetulan ini tinggal satu dan orang tuanya juga baru meninggal, jadi dia anak tunggal. Tadi diberi semangat juga oleh Pak Kapolda," tutur Nurdin.
Dalam kunjungannya itupula, Nurdin mengaku menanggung seluruh biaya perawatan di rumah sakit. Bahkan secara khusus Kapolda Sulsel akan menjadikan Dicky sebagai anak angkatnya, dan ditanggung biaya studi kuliahnya.
"Kita juga datang untuk meyakinkan segala biaya rumah sakit dan sebagainya akan kita tanggung. Pak kapolda bahkan sudah janji tadi bukan hanya menyelesaikan studi, tapi sampai dia bekerja, supaya bisa membantu ekonomi keluarga. Jadi saya kira ini wujud kepedulian kita semua," tambahnya.
Mantan bupati Bantaeng ini berharap, kejadian serupa tidak lagi terjadi. Diapun berharap, mahasiswa bisa mengutarakan aspirasinya lewat cara-cara yang lebih elegan. Aksi demonstrasi dengan turun ke jalan, kata Nurdin, niat mahasiswa tercoreng karena oknum tak bertanggung jawab yang menyebabkan kerusuhan.
"Kalau ini bisa kita lakukan dialog, kenapa harus turun ke jalan. Karena jujur saja pengalaman beberapa hari demo, itukan tercederai idealisme mahasiswa kita. Tujuannya sebenarnya mengkritisi revisi undang-undang KPK dan RUU KUHP tapi kan tiba-tiba saja ada yang membuat tindakan di luar kewajaran, merusak dan anarkis," paparnya.
Untuk mengakomodasi segala tuntutan mahasiswa dari aksi demonstrasi beberapa terakhir, Nurdin mengaku tengah menyiapkan ruang dialog bagi seluruh mahasiswa. Bahkan melibatkan para rektor perguruan tinggi dan unsur forkopimda Sulsel.
"Jadi kita sekarang lagi terus berkoordinasi dengan para rektor. Kalau itu demonstrasi di jalan bisa dihindari, dihindarilah. Karena kita juga persiapkan dialog. Kita undang para rektor, ketua BEM itu diprakarsai pak kajati dan pak kapolda. Secepatnya kita ada dialog," tegas Nurdin.
(cip)