Lapan Pantau 281 Hotspot di Wilayah Sumatera Selatan
A
A
A
PALEMBANG - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyatakan bahwa ada 281 titik api (hotspot) terpantau di wilayah Sumatera Selatan akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kemarin. Titik api terbanyak ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), yakni 145 titik.
Wilayah konservasi juga tidak lepas dari bahaya karhutla. Terbukti, di daerah konservasi terpantau ada 20 titik api. Lapan memaparkan bahwa karhutla diketahui terjadi di wilayah SP Padang, Banyu Asin I, Pampangan, Pedamaran, Tulung Selapan, Cengal, Pematang Panggang, Air Sugihan, Pedamaran, dan Mesuji. Banyaknya titik api di Sumsel tersebut menimbulkan dampak kabut asap.
Karena itu, BMKG mencatat status udara di sana sempat mencapai kategori Berbahaya, tepatnya pada 17–18 September lalu. “Konsentrasi PM 10 yang tercatat di Stasiun Klimatologi Palembang pada 18 September 2019 (00.00–09.00 WIB) tercatat sempat menyentuh kategori Berbahaya dengan nilai maksimum 301 mikrogram per meter kubik, sedangkan nilai ambang batas tidak sehat adalah pada 150 µgram/m3," kata Kepala Observasi dan Informasi BMKG SMB II Palembang Bambang Beni.
Dia menjelaskan, angin permukaan yang tercatat di BMKG Stasiun Meteorologi SMB II Palembang umumnya dari tenggara dengan kecepatan 5–20 knot atau 9–37 kilometer per jam. Hal itu mengakibatkan potensi masuknya asap akibat karhutla ke wilayah Kota Palembang dan sekitarnya. Intensitas asap sendiri umumnya meningkat terjadi pada dini hari menjelang pagi hari sekitar pukul 01.00–07.00 WIB. Hal ini akibat labilitas udara yang stabil pada saat tersebut.
Di sisi lain, Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa menerjunkan tujuh anggotanya untuk membantu dalam penanggulangan karhutla yang terjadi di wilayah Sumsel. Saat menyambangi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, tim DMC membawa dua kendaraan taktis yang dilengkapi dengan fasilitas pemadaman api, serta peralatan medis guna melakukan koordinasi terkait jumlah titik api yang tersebar.
Penanggung jawab DMC wilayah Sumatera Narwan mengatakan, setelah melakukan koordinasi dengan BPBD Sumsel, langkah pertama yang segera dilaksanakan yakni membantu pemadaman karhutla yang terjadi di Kebun Raya Sriwijaya Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir.
"Kami bantu pemadaman api di Kebun Raya Sriwijaya Kabupaten Ogan Ilir. Apalagi setelah mendengar dari posko BPBD di Kertapati, bahwa semua orang di posko tersebut pergi ke sana setiap hari membantu pemadaman api," ujar Narwan kemarin. Setelah menempuh perjalanan hampir 1 jam 30 menit dan tiba di lokasi, kata Narwan, pihaknya mendapati asap tebal dan pekat yang membuat pernapasan sesak saat memasuki persimpangan Kebun Raya Sriwijaya.
"Bersama anggota satgas karhutla lainnya, tim DMC langsung menyiapkan peralatan dan terjun membantu pemadaman kebakaran," jelasnya. Diakui Narwan, meski api sudah tidak terlalu besar usai dilakukan upaya pemadaman, karena lokasi yang terbakar merupakan lahan gambut maka asap terus bermunculan.
"Kami terus berjibaku menyiram di beberapa titik yang dianggap punya potensi api membesar," katanya. Diungkapkan Narwan, setelah memberikan bantuan penanggulangan karhutla di Kebun Raya Sriwijaya, pihaknya juga akan bertolak ke Jambi dan Riau untuk membantu pemadaman karhutla.
"Bantuan seperti inilah yang sangat dibutuhkan di lapangan. Dengan adanya bantuan seperti ini, kami berharap situasi bisa kembali kondusif tanpa asap dan api," tutur Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori.
Penerbangan Nam Air Tertunda
Sementara itu, karhutla di Banjarmasin, Kalimantan Selatan mulai berdampak terhadap penerbangan Bandara Adi Soemarmo Solo, rute Solo–Banjarmasin. Terbukti, penerbangan Nam Air SOC-BANJARMASIN PK-NYZ mengalami penundaan akibat asap, kemarin. Pesawat yang semestinya terbang pada pukul 06.45 WIB, keberangkatannya ditunda karena tebalnya asap yang berpengaruh terhadap jarak pandang.
“Jarak pandang di Bandara Syamsuddin Noor, visibility kurang dari 1.200 meter,” kata Dedi Suwastono, shared services & CSR manager PT Angkasa Pura I Bandara Adi Soemarmo Solo, kemarin. Setelah mengalami penundaan sekitar dua jam, pada pukul 08.40 pesawat Nam Air diizinkan terbang ke Banjarmasin mengingat jarak pandang mulai normal.
“Ada standar dalam penerbangan, visibility kurang dari 1.200 meter maka ditunda,” terangnya. Tercatat ada 20 penumpang yang diberangkatkan dari Solo menuju Banjarmasin. Selama penundaan berlangsung, para penumpang tetap berada di dalam bandara. Penerbangan Solo–Banjarmasin di Bandara Adi Soemarmo saat ini baru dilayani oleh Nam Air.
Penerbangan berlangsung setiap hari dan untuk rute Solo–Banjarmasin, jadwal keberangkatannya pada pagi hari, sedangkan jadwal keberangkatan rute Banjarmasin–Solo pada sore harinya. “Namun pada hari ini (kemarin), rute Banjarmasin–Solo tidak ada penerbangan karena alasan operasional, dan bukan karena kabut asap,” tambahnya
Wilayah konservasi juga tidak lepas dari bahaya karhutla. Terbukti, di daerah konservasi terpantau ada 20 titik api. Lapan memaparkan bahwa karhutla diketahui terjadi di wilayah SP Padang, Banyu Asin I, Pampangan, Pedamaran, Tulung Selapan, Cengal, Pematang Panggang, Air Sugihan, Pedamaran, dan Mesuji. Banyaknya titik api di Sumsel tersebut menimbulkan dampak kabut asap.
Karena itu, BMKG mencatat status udara di sana sempat mencapai kategori Berbahaya, tepatnya pada 17–18 September lalu. “Konsentrasi PM 10 yang tercatat di Stasiun Klimatologi Palembang pada 18 September 2019 (00.00–09.00 WIB) tercatat sempat menyentuh kategori Berbahaya dengan nilai maksimum 301 mikrogram per meter kubik, sedangkan nilai ambang batas tidak sehat adalah pada 150 µgram/m3," kata Kepala Observasi dan Informasi BMKG SMB II Palembang Bambang Beni.
Dia menjelaskan, angin permukaan yang tercatat di BMKG Stasiun Meteorologi SMB II Palembang umumnya dari tenggara dengan kecepatan 5–20 knot atau 9–37 kilometer per jam. Hal itu mengakibatkan potensi masuknya asap akibat karhutla ke wilayah Kota Palembang dan sekitarnya. Intensitas asap sendiri umumnya meningkat terjadi pada dini hari menjelang pagi hari sekitar pukul 01.00–07.00 WIB. Hal ini akibat labilitas udara yang stabil pada saat tersebut.
Di sisi lain, Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa menerjunkan tujuh anggotanya untuk membantu dalam penanggulangan karhutla yang terjadi di wilayah Sumsel. Saat menyambangi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, tim DMC membawa dua kendaraan taktis yang dilengkapi dengan fasilitas pemadaman api, serta peralatan medis guna melakukan koordinasi terkait jumlah titik api yang tersebar.
Penanggung jawab DMC wilayah Sumatera Narwan mengatakan, setelah melakukan koordinasi dengan BPBD Sumsel, langkah pertama yang segera dilaksanakan yakni membantu pemadaman karhutla yang terjadi di Kebun Raya Sriwijaya Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir.
"Kami bantu pemadaman api di Kebun Raya Sriwijaya Kabupaten Ogan Ilir. Apalagi setelah mendengar dari posko BPBD di Kertapati, bahwa semua orang di posko tersebut pergi ke sana setiap hari membantu pemadaman api," ujar Narwan kemarin. Setelah menempuh perjalanan hampir 1 jam 30 menit dan tiba di lokasi, kata Narwan, pihaknya mendapati asap tebal dan pekat yang membuat pernapasan sesak saat memasuki persimpangan Kebun Raya Sriwijaya.
"Bersama anggota satgas karhutla lainnya, tim DMC langsung menyiapkan peralatan dan terjun membantu pemadaman kebakaran," jelasnya. Diakui Narwan, meski api sudah tidak terlalu besar usai dilakukan upaya pemadaman, karena lokasi yang terbakar merupakan lahan gambut maka asap terus bermunculan.
"Kami terus berjibaku menyiram di beberapa titik yang dianggap punya potensi api membesar," katanya. Diungkapkan Narwan, setelah memberikan bantuan penanggulangan karhutla di Kebun Raya Sriwijaya, pihaknya juga akan bertolak ke Jambi dan Riau untuk membantu pemadaman karhutla.
"Bantuan seperti inilah yang sangat dibutuhkan di lapangan. Dengan adanya bantuan seperti ini, kami berharap situasi bisa kembali kondusif tanpa asap dan api," tutur Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori.
Penerbangan Nam Air Tertunda
Sementara itu, karhutla di Banjarmasin, Kalimantan Selatan mulai berdampak terhadap penerbangan Bandara Adi Soemarmo Solo, rute Solo–Banjarmasin. Terbukti, penerbangan Nam Air SOC-BANJARMASIN PK-NYZ mengalami penundaan akibat asap, kemarin. Pesawat yang semestinya terbang pada pukul 06.45 WIB, keberangkatannya ditunda karena tebalnya asap yang berpengaruh terhadap jarak pandang.
“Jarak pandang di Bandara Syamsuddin Noor, visibility kurang dari 1.200 meter,” kata Dedi Suwastono, shared services & CSR manager PT Angkasa Pura I Bandara Adi Soemarmo Solo, kemarin. Setelah mengalami penundaan sekitar dua jam, pada pukul 08.40 pesawat Nam Air diizinkan terbang ke Banjarmasin mengingat jarak pandang mulai normal.
“Ada standar dalam penerbangan, visibility kurang dari 1.200 meter maka ditunda,” terangnya. Tercatat ada 20 penumpang yang diberangkatkan dari Solo menuju Banjarmasin. Selama penundaan berlangsung, para penumpang tetap berada di dalam bandara. Penerbangan Solo–Banjarmasin di Bandara Adi Soemarmo saat ini baru dilayani oleh Nam Air.
Penerbangan berlangsung setiap hari dan untuk rute Solo–Banjarmasin, jadwal keberangkatannya pada pagi hari, sedangkan jadwal keberangkatan rute Banjarmasin–Solo pada sore harinya. “Namun pada hari ini (kemarin), rute Banjarmasin–Solo tidak ada penerbangan karena alasan operasional, dan bukan karena kabut asap,” tambahnya
(don)