Cerita Warga Pegang-Pegang Granat Aktif yang Terlempar dari Mako Brimob
A
A
A
SEMARANG - Ledakan beruntun di Mako Satbrimob Polda Jateng Srondol, Kota Semarang, Jawa Tengah, masih meninggalkan trauma bagi warga sekitar. Sejumlah benda berbahaya termasuk granat aktif juga turut terlempar ke permukiman warga.
“Jadi ketika hari kejadian itu Sabtu 14 September 2019, anak-anak lihat ada atap di bagian belakang rumah yang bolong. Karena curiga anak saya masuk ke belakang dan melihat granat di lantai bawah,” kata Sujono, warga RT 6/2 Kelurahan Srondol Wetan, Senin (16/9/2019).
Warga yang penasaran lantas mendekati benda berbahaya tersebut. Tanpa rasa takut mereka mengabadikan dengan kamera ponsel. Mereka juga memegang granat jenis nanas tersebut tanpa menggunakan alat pengaman sama sekali.
“Kalau anak-anak itu berani motret lalu memegang, padahal katanya itu (granat) masifaktif. Tapi masih terkunci, kalau kuncinya terbuka ya meledak,” tambah dia.
Khawatir dengan temuan tersebut, warga kemudian memanggil petugas Brimob. Kecurigaan warga pun terjawab, karena sejumlah petugas Brimob datang sembari membawa peralatan keamanan. Mereka baru menyadari jika benda yang terlempar ke permukiman masih berpotensi menimbulkan ledakan.
“Kita tahunya kalau itu masih aktif ya dari Pak Brimob yang ambil. Mereka mengambilnya pakai alat pengaman, padahal sebelumnya anak-anak malah berani pegang-pegang. Kirain enggak aktif,” tutur warga lainnya, Ismiyati.
Sekadar diketahui, gudang berukuran 6x6 meter persegi di kompleks Mako Brimob Srondol meledak pada Sabtu 14 September. Gudang itu digunakan sebagai tempat penyimpanan bahan peledak temuan masyarakat seperti mortir, granat, dan ranjau darat.
Akibat peristiwa ini, selain bangunan gudang hancur, asrama Brimob Polda Jateng juga rusak parah, termasuk sejumlah unit kendaraan angkut milik Brimob, serta 44 rumah warga di sekitarnya. Ledakan juga mengakibatkan korban yakni Kepala Detasemen Gegana Brimob Polda Jateng AKBP Syaiful Anwar terluka pada lengan dan kepala.
“Jadi ketika hari kejadian itu Sabtu 14 September 2019, anak-anak lihat ada atap di bagian belakang rumah yang bolong. Karena curiga anak saya masuk ke belakang dan melihat granat di lantai bawah,” kata Sujono, warga RT 6/2 Kelurahan Srondol Wetan, Senin (16/9/2019).
Warga yang penasaran lantas mendekati benda berbahaya tersebut. Tanpa rasa takut mereka mengabadikan dengan kamera ponsel. Mereka juga memegang granat jenis nanas tersebut tanpa menggunakan alat pengaman sama sekali.
“Kalau anak-anak itu berani motret lalu memegang, padahal katanya itu (granat) masifaktif. Tapi masih terkunci, kalau kuncinya terbuka ya meledak,” tambah dia.
Khawatir dengan temuan tersebut, warga kemudian memanggil petugas Brimob. Kecurigaan warga pun terjawab, karena sejumlah petugas Brimob datang sembari membawa peralatan keamanan. Mereka baru menyadari jika benda yang terlempar ke permukiman masih berpotensi menimbulkan ledakan.
“Kita tahunya kalau itu masih aktif ya dari Pak Brimob yang ambil. Mereka mengambilnya pakai alat pengaman, padahal sebelumnya anak-anak malah berani pegang-pegang. Kirain enggak aktif,” tutur warga lainnya, Ismiyati.
Sekadar diketahui, gudang berukuran 6x6 meter persegi di kompleks Mako Brimob Srondol meledak pada Sabtu 14 September. Gudang itu digunakan sebagai tempat penyimpanan bahan peledak temuan masyarakat seperti mortir, granat, dan ranjau darat.
Akibat peristiwa ini, selain bangunan gudang hancur, asrama Brimob Polda Jateng juga rusak parah, termasuk sejumlah unit kendaraan angkut milik Brimob, serta 44 rumah warga di sekitarnya. Ledakan juga mengakibatkan korban yakni Kepala Detasemen Gegana Brimob Polda Jateng AKBP Syaiful Anwar terluka pada lengan dan kepala.
(wib)