Songsong Bonus Demografi, Begini Cara Boalemo Menurunkan Angka Prevalensi Stunting
A
A
A
BOALEMO - Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada tahun 2030 mendatang. Bonus penduduk ini bisa menjadi kekuatan bagi negara bila memiliki sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
Tentulah untuk mencetak SDM yang unggul harus didahului dengan menciptakan SDM yang sehat dan kuat. Pemerintahan Joko Widodo memang sudah berkomitmen untuk melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka stunting yang di tahun 2018 lalu masih berada di 30,8 persen.
Upaya penurunan angka prevalensi stunting ini tidak hanya dilakukan oleh pemerintah pusat. Pemerintah daerah juga turut andil dalam mencegah stunting. Salah satunya adalah pemerintah daerah (pemda) Boalemo yang berhasil menurunkan angka stunting di kabupatennya.
Dalam waktu tiga tahun saja, kabupaten di Gorontalo ini bisa memangkas persentase prevalensi stunting di daerahnya hingga 26 persen, dari pada tahun 2015 yang mencapai 50,2 persen lalu turun drastis di tahun 2018 lalu, dimana hanya sekitar 24,2 persen.
Tentu ini adalah sebuah prestasi membanggakan bagi Kabupaten Boalemo. Angka prevalensi stunting di daerah yang termasuk dalam 100 kabupaten prioritas pencegahan stunting di tahun 2018 tersebut berada dibawah persentase stunting nasional di tahun 2018 yang mencapai 30,8 persen.
“Masalah stunting bukan masalah kesehatan semata, tapi masalah yang sifatnya multi faktor dan menjadi tanggung jawab kita semua,” ujar Asisten Daerah (Asda) 2 Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Kabupaten Boalemo, Mus Moha, saat ditemui di Boalemo, Kamis (5/9/2019) pekan lalu.
Berbagai cara dilakukan oleh pemda Boalemo untuk menurunkan angka stunting di daerahnya. Kabupaten ini memiliki Peraturan Bupati (PERBUP) tentang pencegahan stunting termasuk Dokumen rencana Aksi Stunting bagi setiap Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD).
“Setiap intervensi SOPD tentang stunting harus memperhatikan desa lokus stunting, sehingga penerima manfaat program pencegahan stunting bisa tepat sasaran,” ujarnya.
Terdapat sepuluh desa prioritas Stunting di kabupaten ini, yakni Bongo Tua, Pangi, Tangga Jaya, Tanah Putih, Bajo, Hutamonu, Bolihutuo, Bubaa, Lito, dan Towayu.
Selain itu, Pemda Boalemo juga menggerakkan 14 program Damai, 14 program ASN dan Masyarakat beramal serta kegiatan Boalemo Melayani Warga.
“Semua kegiatan tersebut bertujuan membantu orang miskin dan masyarakat tidak mampu terutama dalam memenuhi kebutuhan dasar dan asupan gizi keluarga yaitu ibu hamil, bayi dan balita,” tambahnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boalemo, Alimudin menambahkan bahwa berbagai langkah yang dilakukan oleh dinkes dalam menurunkan stunting, seperti meningkatkan peran tim penggerak PKK, meningkatkan peran Dasa Wisma dan Kader Kesehatan. Dinkes Kabupaten Boalemo juga meningkatkan Alokasi APBDes untuk kegiatan terkait gizi penanganan stunting.
“Kami juga memonitor dan memastikan rumah tangga yang memiliki ibu hamil, ibu menyusui, dan balita mendapatkan lima pelayanan utama dalam penanganan stunting, yakni layanan kesehatan dan gizi ibu anak, layanan konseling kesehatan dan gizi, layanan air bersih dan sanitasi yang baik, layanan jaminan sosial/kesehatan, serta layanan PAUD,” ujar Alimudin.
Pemda Boalemo sadar bahwa dalam mencegah stunting tidak bisa bergerak sendiri, tapi juga membutuhkan bantuan berbagai pihak, tak terkecuali para generasi muda di Boalemo. Oleh karena itu, pemda Boalemo menyambut baik kehadiran forum sosialisasi Generasi Bersih dan Sehat (Genbest) yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) pada Kamis, 5 September 2019 lalu.
“Harapan saya dengan adanya Genbest para kelompok milenial terutama para remaja putri akan terpapar dengan Informasi dan edukasi tentang pencegahan stanting,” ujar Moha.
Genbest yang diinisiasi oleh Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (IKPMK) Kemkominfo hadir untuk mengedukasi generasi muda, khususnya para siswa SMA maupun mahasiswi untuk lebih peduli akan permasalahan stunting.
“Kami berharap dengan adanya Genbest, para remaja Boalemo dapat menjadi agen komunikasi dalam menyosialisasikan dan mengomunikasikan mengenai pencegahan stunting kepada teman-teman sebaya mereka, baik melalui tatap muka maupun melalui sosial media,”ujar Kasubdit Informasi dan Komunikasi Kesehatan Direktorat IKPMK Kemkominfo, Marolli J. Indarto.
Setelah pelaksanaan Genbest, Pemda Boalemo melalui Dinas Kominfo akan segera menindak lanjuti agar para remaja di Boalemo secepatnya mendapat informasi dan edukasi tentang stunting.
Tentulah untuk mencetak SDM yang unggul harus didahului dengan menciptakan SDM yang sehat dan kuat. Pemerintahan Joko Widodo memang sudah berkomitmen untuk melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka stunting yang di tahun 2018 lalu masih berada di 30,8 persen.
Upaya penurunan angka prevalensi stunting ini tidak hanya dilakukan oleh pemerintah pusat. Pemerintah daerah juga turut andil dalam mencegah stunting. Salah satunya adalah pemerintah daerah (pemda) Boalemo yang berhasil menurunkan angka stunting di kabupatennya.
Dalam waktu tiga tahun saja, kabupaten di Gorontalo ini bisa memangkas persentase prevalensi stunting di daerahnya hingga 26 persen, dari pada tahun 2015 yang mencapai 50,2 persen lalu turun drastis di tahun 2018 lalu, dimana hanya sekitar 24,2 persen.
Tentu ini adalah sebuah prestasi membanggakan bagi Kabupaten Boalemo. Angka prevalensi stunting di daerah yang termasuk dalam 100 kabupaten prioritas pencegahan stunting di tahun 2018 tersebut berada dibawah persentase stunting nasional di tahun 2018 yang mencapai 30,8 persen.
“Masalah stunting bukan masalah kesehatan semata, tapi masalah yang sifatnya multi faktor dan menjadi tanggung jawab kita semua,” ujar Asisten Daerah (Asda) 2 Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Kabupaten Boalemo, Mus Moha, saat ditemui di Boalemo, Kamis (5/9/2019) pekan lalu.
Berbagai cara dilakukan oleh pemda Boalemo untuk menurunkan angka stunting di daerahnya. Kabupaten ini memiliki Peraturan Bupati (PERBUP) tentang pencegahan stunting termasuk Dokumen rencana Aksi Stunting bagi setiap Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD).
“Setiap intervensi SOPD tentang stunting harus memperhatikan desa lokus stunting, sehingga penerima manfaat program pencegahan stunting bisa tepat sasaran,” ujarnya.
Terdapat sepuluh desa prioritas Stunting di kabupaten ini, yakni Bongo Tua, Pangi, Tangga Jaya, Tanah Putih, Bajo, Hutamonu, Bolihutuo, Bubaa, Lito, dan Towayu.
Selain itu, Pemda Boalemo juga menggerakkan 14 program Damai, 14 program ASN dan Masyarakat beramal serta kegiatan Boalemo Melayani Warga.
“Semua kegiatan tersebut bertujuan membantu orang miskin dan masyarakat tidak mampu terutama dalam memenuhi kebutuhan dasar dan asupan gizi keluarga yaitu ibu hamil, bayi dan balita,” tambahnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boalemo, Alimudin menambahkan bahwa berbagai langkah yang dilakukan oleh dinkes dalam menurunkan stunting, seperti meningkatkan peran tim penggerak PKK, meningkatkan peran Dasa Wisma dan Kader Kesehatan. Dinkes Kabupaten Boalemo juga meningkatkan Alokasi APBDes untuk kegiatan terkait gizi penanganan stunting.
“Kami juga memonitor dan memastikan rumah tangga yang memiliki ibu hamil, ibu menyusui, dan balita mendapatkan lima pelayanan utama dalam penanganan stunting, yakni layanan kesehatan dan gizi ibu anak, layanan konseling kesehatan dan gizi, layanan air bersih dan sanitasi yang baik, layanan jaminan sosial/kesehatan, serta layanan PAUD,” ujar Alimudin.
Pemda Boalemo sadar bahwa dalam mencegah stunting tidak bisa bergerak sendiri, tapi juga membutuhkan bantuan berbagai pihak, tak terkecuali para generasi muda di Boalemo. Oleh karena itu, pemda Boalemo menyambut baik kehadiran forum sosialisasi Generasi Bersih dan Sehat (Genbest) yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) pada Kamis, 5 September 2019 lalu.
“Harapan saya dengan adanya Genbest para kelompok milenial terutama para remaja putri akan terpapar dengan Informasi dan edukasi tentang pencegahan stanting,” ujar Moha.
Genbest yang diinisiasi oleh Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (IKPMK) Kemkominfo hadir untuk mengedukasi generasi muda, khususnya para siswa SMA maupun mahasiswi untuk lebih peduli akan permasalahan stunting.
“Kami berharap dengan adanya Genbest, para remaja Boalemo dapat menjadi agen komunikasi dalam menyosialisasikan dan mengomunikasikan mengenai pencegahan stunting kepada teman-teman sebaya mereka, baik melalui tatap muka maupun melalui sosial media,”ujar Kasubdit Informasi dan Komunikasi Kesehatan Direktorat IKPMK Kemkominfo, Marolli J. Indarto.
Setelah pelaksanaan Genbest, Pemda Boalemo melalui Dinas Kominfo akan segera menindak lanjuti agar para remaja di Boalemo secepatnya mendapat informasi dan edukasi tentang stunting.
(alf)