Bayi Kembar Siam Jalani 7 Jam Operasi Pemisahan, 1 Meninggal
A
A
A
PALEMBANG - Setelah 7 jam menjalani operasi pemisahan di RS Muhammad Hoesin Palembang, Sumsel, salah satu bayi kembar siam asal Pedamaran, Kabupaten OKI, Alisah Zahro dinyatakan meninggal. Sementara Aisyah Zahro berhasil selamat.
Ketua tim operasi kembar siam, dr Ria Nova mengatakan, meninggalnya salah satu bayi kembar siam yang menjalani operasi pemisahan dikarenakan organ vital yang dimiliki kurang baik.
"Selain mengalami kelainan jantung, kondisi organ seperti paru-paru bayi Alisah Zahro berukuran kecil, sehingga sulit diselamatkan," ujar Ria saat diwawancarai SINDOnews seusai operasi pemisahan di RSMH, Selasa (27/08/2019) malam.
Dijelaskannya, operasi bayi kembar siam berusia 14 hari tersebut sudah dimulai sejak pukul 09.00 WIB. Keduanya pun berhasil dipisahkan pukul 12.27 WIB dan operasi berakhir pukul 16.00 WIB.
Operasi pemisahan bayi kembar siam ini dilakukan karena mengalami dempet perut, dada dan pinggul dengan berat keduanya hanya 2,3 kilogram atau kategori kecil.
Faktor inilah yang menyulitkan tim dokter untuk mencari pembuluh darah bayi kedua.
"Tujuh hari pasca operasi adalah masa kritis bagi bayi pertama dan kami harus memantau perkembangan kondisinya. Termasuk apakah kemungkinan infeksi, perubahan suhu tubuh dan kondisi luka yang ditutup," terang Ria.
Pasca operasi, bayi yang selamat masih ada di ruang ICU. Tim dokter akan terus memantau selama 24 jam untuk bisa mengetahui perkembangan kesehatan sang bayi.
Sementara itu, orang tua bayi kembar siam, Apit Bakhairul mengaku pasrah melihat salah satu bayinya tidak bisa diselamatkan.
"Kami berterimakasih dengan tim dokter RS Muhammad Hoesin Palembang karena sudah bekerja keras mengoperasi bayi kami. Apapun hasilnya kami tetap syukuri dan anggap ini sebagai ujian," katanya.
Tercatat untuk operasi dan pemeriksaan bayi kembar siam sendiri dilakukan oleh empat dokter senior dari RS Dr Soetomo, Surabaya dan 30 dokter dari RSMH Kota Palembang.
Ketua tim operasi kembar siam, dr Ria Nova mengatakan, meninggalnya salah satu bayi kembar siam yang menjalani operasi pemisahan dikarenakan organ vital yang dimiliki kurang baik.
"Selain mengalami kelainan jantung, kondisi organ seperti paru-paru bayi Alisah Zahro berukuran kecil, sehingga sulit diselamatkan," ujar Ria saat diwawancarai SINDOnews seusai operasi pemisahan di RSMH, Selasa (27/08/2019) malam.
Dijelaskannya, operasi bayi kembar siam berusia 14 hari tersebut sudah dimulai sejak pukul 09.00 WIB. Keduanya pun berhasil dipisahkan pukul 12.27 WIB dan operasi berakhir pukul 16.00 WIB.
Operasi pemisahan bayi kembar siam ini dilakukan karena mengalami dempet perut, dada dan pinggul dengan berat keduanya hanya 2,3 kilogram atau kategori kecil.
Faktor inilah yang menyulitkan tim dokter untuk mencari pembuluh darah bayi kedua.
"Tujuh hari pasca operasi adalah masa kritis bagi bayi pertama dan kami harus memantau perkembangan kondisinya. Termasuk apakah kemungkinan infeksi, perubahan suhu tubuh dan kondisi luka yang ditutup," terang Ria.
Pasca operasi, bayi yang selamat masih ada di ruang ICU. Tim dokter akan terus memantau selama 24 jam untuk bisa mengetahui perkembangan kesehatan sang bayi.
Sementara itu, orang tua bayi kembar siam, Apit Bakhairul mengaku pasrah melihat salah satu bayinya tidak bisa diselamatkan.
"Kami berterimakasih dengan tim dokter RS Muhammad Hoesin Palembang karena sudah bekerja keras mengoperasi bayi kami. Apapun hasilnya kami tetap syukuri dan anggap ini sebagai ujian," katanya.
Tercatat untuk operasi dan pemeriksaan bayi kembar siam sendiri dilakukan oleh empat dokter senior dari RS Dr Soetomo, Surabaya dan 30 dokter dari RSMH Kota Palembang.
(shf)