Papua Barat Membara, Ini Curahan Hati Mahasiswa Papua di Surabaya

Senin, 19 Agustus 2019 - 16:59 WIB
Papua Barat Membara, Ini Curahan Hati Mahasiswa Papua di Surabaya
Papua Barat Membara, Ini Curahan Hati Mahasiswa Papua di Surabaya
A A A
SURABAYA - Insiden jelang perayaan HUT RI ke-74 yang terjadi di Asrama Mahasiswa Papua, Jalan Kalasan, Surabaya, sangat disayangkan banyak pihak, terutama bagi mahasiswa asal Papua yang saat ini menempuh pendidikan di Kota Surabaya.

Seperti yang diungkapkan oleh Paniz Wenda, Mahasiswa Universitas Dr Soetomo ini merasa, penyerangan tersebut memojokkan mahasiswa Papua, apalagi ada oknum ormas yang melontarkan kata-kata rasis. Dia berharap, tempatnya menimba ilmu bersikap netral dan memberikan rasa aman.

“Di lingkungan Unitomo kami aman dan nyaman, kami harap Unitomo terus netral dan aman,” katanya saat pertemuan bersama mahasiswa Papua dan rektoran Unitomo, di Ruang Proklamasi, Senin (19/8/2019).

Fakultas Teknik Unitomo ini menegaskan, bahwa dirinya dan mahasiswa asal Papua lainnya mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dia mengatakan, selama ini masyarakat Papua dan Jawa hidup berdampingan dengan damai.

“Belum cukup Indonesia dikatakan sebagai sebuah sebagai Negara Kepulauan tanpa wilayah timur seperti kami yang mencintai Republik,” tegas dia.

Hal serupa diungkapkan oleh Amaris Mariawasi. Mahasiswa yang bercita-cita membudidayakan tambak ikan di kampung halamannya ini merasa sedih melihat insiden yang dialami mahasiswa di Asrama Papua Surabaya.

“Kami tetap semangat kuliah. Namun kami sedih ketika teman-teman kami diperlakukan seperti itu. Sedangkan sebenarnya masyarakat memperlakukan kami dengan baik,” timpalnya.

Paniz Wenda dan Amaris Mariawasi merupakan dua diantara 76 mahasiswa asal Papua yang menimba ilmu di Unitomo Surabaya. Sedangkan pada tahun ajaran baru ini, ada sekitar 22 mahasiswa baru dari Papua yang sudah terdaftar.

Dalam kesempatan itu, Rektor Unitomo Bachrul Amiq, menyatakan keprihatinannya atas insiden di Asrama Papua Surabaya. Apalagi, kata Amiq, kejadian tersebut berbarengan dengan perayaan hari kemerdekaan Indonesia.

"Saya cukup prihatin adanya kejadian yang berbau SARA di Surabaya sebagai kota multi etnis," ungkapnya.

Amiq berjanji, Unitomo sebagai miniatur Indonesia akan memberikan rasa aman dan nyaman bagi semua mahasiswa yang menempuh pendidikan denga terus berkoordinasi dengan kepolisian.

"Saya rektor ingin menjamin bahwa mahasiswa Papua dapat menjalankan pendidikan dengan baik,”tegasnya.

Sementara Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unitomo, Lucky Daniel ingin mahasiswa asal Papua mendapatkan hak sama yakni merasakan ketentraman dan kedamaian, sebagaimana seperti orang Papua memperlakukan orang non Papua yang hidup di Papua.

“Kita adalah Indonesia dan memiliki hak yang sama. Saya ingin saudara kita diperlakukan serupa diberikan jaminan keamanan dan kenyamanan di Pulau Jawa," tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9468 seconds (0.1#10.140)