Mahasiswa UIN Malang Terobos Barikade saat Demo Minta Revisi Uang Kuliah
A
A
A
MALANG - Aksi demo ratusan mahasiswa baru Universitas Islam Negeri (UIN) Malik Ibrahim Malang yang menuntut revisi uang kuliah yang dinilai kemahalan berlangsung ricuh, Jum'at sore (16/8/2019). Kericuhan dipicu aksi penerobosan barikade satpam yang menjaga gedung rektorat. Karena banyaknya jumlah mahasiswa yang berdemo membuat barikade satpam yang menjaga gedung rektorat tidak berdaya sehingg diterobos ratusan mahasiswa.
Aksi nekat menerobos gedung rektorat oleh ratusan mahasiswa baru ini dikarenakan mereka kecewa karena aksi mereka tidak ditemui rektor.
Mahasiswa menuntut agar kampus merevisi besaran nilai uang kuliah tunggal persemester yang dinilai cukup mahal.
Menurut Ahmad Bukhori mahasiswa pendemo, kampus menetapkan rata-rata besaran uang kuliah berkisar Rp6 jutaan bagi mahasiswa. Namun mahasiswa menuntut biaya yang lebih ringan dan seragam.
Pihak rektorat berusaha mengakomodir tuntutan mahasiswa namun perwakilan kampus, Pembantu Rektor III Isroqunnajah tidak membuat mahasiswa berhenti melakukan aksi karena mahasiswa tetap menuntut bertemu rektor langsung.
Akibat kejadian ini Pembantu Rektor III Isroqunnajah menyesalkan cara mahasiswa baru berkomunikasi. Isroqunnajah menyatakan, ada mekanisme dalam penyampaian pendapat di kampus bukan dengan cara menggelar demo ricuh.
“Sudah ada mekanisme dan rumus bagi pihak kampus dalam menentukan besarang uang kuliah bagi masing-masing mahasiswa berdasarkan data yang telah mereka isi sendiri,” kata Isroqunnajah.
Aksi nekat menerobos gedung rektorat oleh ratusan mahasiswa baru ini dikarenakan mereka kecewa karena aksi mereka tidak ditemui rektor.
Mahasiswa menuntut agar kampus merevisi besaran nilai uang kuliah tunggal persemester yang dinilai cukup mahal.
Menurut Ahmad Bukhori mahasiswa pendemo, kampus menetapkan rata-rata besaran uang kuliah berkisar Rp6 jutaan bagi mahasiswa. Namun mahasiswa menuntut biaya yang lebih ringan dan seragam.
Pihak rektorat berusaha mengakomodir tuntutan mahasiswa namun perwakilan kampus, Pembantu Rektor III Isroqunnajah tidak membuat mahasiswa berhenti melakukan aksi karena mahasiswa tetap menuntut bertemu rektor langsung.
Akibat kejadian ini Pembantu Rektor III Isroqunnajah menyesalkan cara mahasiswa baru berkomunikasi. Isroqunnajah menyatakan, ada mekanisme dalam penyampaian pendapat di kampus bukan dengan cara menggelar demo ricuh.
“Sudah ada mekanisme dan rumus bagi pihak kampus dalam menentukan besarang uang kuliah bagi masing-masing mahasiswa berdasarkan data yang telah mereka isi sendiri,” kata Isroqunnajah.
(sms)