SPPSI Berikan Hewan Kurban ke Warga Terdampak Tumpahan Minyak di Karawang

Senin, 12 Agustus 2019 - 15:23 WIB
SPPSI Berikan Hewan Kurban ke Warga Terdampak Tumpahan Minyak di Karawang
SPPSI Berikan Hewan Kurban ke Warga Terdampak Tumpahan Minyak di Karawang
A A A
KARAWANG - Serikat Pekerja Pertamina Seluruh Indonesia (SPPSI) Jakarta memberikan aksi simpatik kepada masyarakat yang terdampak Musibah ONWJ yang berada di wilayah Kecamatan Pakis Jaya Karawang, Jawa Barat.

Aksi simpatik diberikan berupa pemberian hewan kurban secara simbolis oleh Sekretaris Jendral (Sekjen) SPPSI, M Anis didampingi Anggota Dewan Penasihat SPPSI Fahrur Roezi dan beberapa pengurus lainnya. Hewan kurban tersebut diterima oleh tokoh masyarakat yang juga pemilik Pesantren Al Hasyim, Pakis Jaya, Karawang.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) SPPSI, M Anis mengatakan, penyerahan hewan kurban ini merupakan bentuk silaturahmi SPPSI dengan masyarakat sekitar, khususnya Pondok Pesantren Salafiyah Al Hasyin di Dusun Bugis, Pakis Jaya, Kerawang.

Terlebih lanjut Anies, Kecamatan Pakis Jaya merupakan salahsatu daerah yang terdampak tumpahan minyak proyek YY, Blok Offshore North West Java (ONWJ).

"Ya jadi dalam kaitan ini, selain silaturahmi dan juga sebagai kepedulian kita terhadap masyarakat," kata Anis melalui siaran persnya, Senin (12/8/2019).

Dirinya berharap silaturahmi ini akan terjalin hubungan yang baik antara SPPSI, PT Perusahaan dan lingkungan masyarakat sekitar.

Sebelumnya, tumpahan minyak di Karawang terjadi sejak 12 Juli lalu. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkirakan 1.636,25 hektare milik tambak 127 orang di 6 kecamatan terdampak tumpahan minyak proyek YY, Blok Offshore North West Java (ONWJ).

Anggota Dewan Kehormatan SPPSI, Fahrur Roezi mengatakan SPPSI selaku serikat pekerja yang berada di Pertamina, merasa terpanggil atas peristiwa tumpahnya minyak di perairan Karawang. Upaya penanganan limbah minyak akan dilakukan.

"SPPSI mengambil porsi itu, bukan membersihkan pantai, tetapi lebih dari pendekatan penangan dampak dengan melakukan komunikasi dan edukasi kepada masyarakat yang berdampak," ujar pria yang akrab disapa Ozi ini.

Meski demikian dirinya mengatakan, tindakan yang akan dilakukan dengan mengorganisir masyarakat sekitar untuk meminimalisir dampak dan proses recovery dari dampak ekonomi yang ditimbulkannya.

"Seperti keluhan air bersih. Nah kita mengorganisir guna meminimalisir dampaknya, dan mengajak karang taruna serta organisasi warga lain untuk pro aktif dalam penanganan limbah," tuturnya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.4497 seconds (0.1#10.140)