Dermawan Effect, ACT dan Abu Nawas Bagikan Ribuan Paket Nasi Gratis
A
A
A
BANDA ACEH - Warung Bakso Abu Nawas berkolaborasi dengan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) - ACT Aceh mendistribusikan ribuan paket nasi gratis kepada masyarakat yang membutuhkan di kawasan Banda Aceh dan Aceh Besar. Program layanan makan gratis ini disambut bahagia oleh penerima manfaat seperti para penumpang bus, tukang parkir, pengemis, pemulung, penjual jamblang di sekitar jembatan, penarik becak, musafir, murid dayah yang sedang menuntut ilmu, mahasiswa, dan lainnya.
Laila Khalidah, Tim Program ACT Aceh mengatakan, pendistribusian dilaksanakan di lokasi berbeda, seperti rumah sakit, halte bus, dayah, kawasan terminal, kawasan jembatan Pante Pirak, masjid, Pelabuhan Ulee Lheue, dan sejumlah titik lokasi lainnya. “Layanan makan gratis ini kita didistribusikan di lokasi yang masyarakatnya membutuhkan, sesuai amanah dari pemilik Warung Bakso Abu Nawas,” terang Laila.
Ika Puspita Yuda selaku Pemilik Warung Bakso Abu Nawas bersyukur bisa berkolaborasi dengan ACT Aceh dalam pendistribusian paket nasi gratis itu. Dia berharap makanan yang didistribusikan bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya.
“Ini awal kolaborasi kami dengan ACT Aceh untuk pendistribusian paket nasi gratis. Ke depannya mudah-mudahan jauh lebih banyak lagi yang bisa diberikan kepada masyarakat,” ucap Ika.
Beberapa bulan ke depan, Ika akan mendirikan satu outlet Warung Bakso Abu Nawas lagi. Seratus persen keuntungannya digunakan untuk sedekah. “Kapan lagi kita bersedekah lebih besar, kecuali kalau kita punya bisnis sendiri? Semua memang untuk kita sedekahkan. Saya dan suami memiliki satu visi dan misi yang sama, yaitu menjadikan bisnis bukan hanya sebagai ajang mencari rezeki, tetapi bisa juga membantu orang lain,” tegas Ika.
Pembagian ribuan makanan yang dilakukan ini merupakan wujud dermawan effect yang merupakan kelanjutan dari konsep dermawan mindset, dan dermawan habit. Ekspresi Dermawan Effect menunjukkan kebaikan seseorang sebagai muslim. Misalnya, dengan harta, dia dapat unjuk kedermawanan (sebagai hal yang tangible).
Sejalan dengan semangat itu, “Dermawan Berqurban, Berkahnya Bahagiakan Dunia” menjadi tema selebrasi (dan filantropi) yang disebarluaskan Global Qurban-ACT pada 1440 Hijriah ini. Urgensi kurban menjadi layak dibincang karena dua hal. Pertama, ada hak saudara seiman yang harus ditunaikan (dan ini layak menjadi perhatian utama kita untuk berkurban). Ini menjadi tujuan ke mana pergerakan filantropi secara masif hendak diarahkan. Kedua, sebagai muslim bisa melihat peta dunia Islam, ke mana selebrasi kurban dialokasikan.
Dengan pengelolaan yang profesional, ACT melalui Global Qurban menargetkan distribusi di tahun 2019 menyasar hingga 50 negara. Ekspansi distribusi ini menjadi bentuk aksi nyata terhadap krisis pangan yang tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga negara-negara muslim lainnya yang sedang dirundung krisis kemanusiaan. #DermawanBerqurban
Laila Khalidah, Tim Program ACT Aceh mengatakan, pendistribusian dilaksanakan di lokasi berbeda, seperti rumah sakit, halte bus, dayah, kawasan terminal, kawasan jembatan Pante Pirak, masjid, Pelabuhan Ulee Lheue, dan sejumlah titik lokasi lainnya. “Layanan makan gratis ini kita didistribusikan di lokasi yang masyarakatnya membutuhkan, sesuai amanah dari pemilik Warung Bakso Abu Nawas,” terang Laila.
Ika Puspita Yuda selaku Pemilik Warung Bakso Abu Nawas bersyukur bisa berkolaborasi dengan ACT Aceh dalam pendistribusian paket nasi gratis itu. Dia berharap makanan yang didistribusikan bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya.
“Ini awal kolaborasi kami dengan ACT Aceh untuk pendistribusian paket nasi gratis. Ke depannya mudah-mudahan jauh lebih banyak lagi yang bisa diberikan kepada masyarakat,” ucap Ika.
Beberapa bulan ke depan, Ika akan mendirikan satu outlet Warung Bakso Abu Nawas lagi. Seratus persen keuntungannya digunakan untuk sedekah. “Kapan lagi kita bersedekah lebih besar, kecuali kalau kita punya bisnis sendiri? Semua memang untuk kita sedekahkan. Saya dan suami memiliki satu visi dan misi yang sama, yaitu menjadikan bisnis bukan hanya sebagai ajang mencari rezeki, tetapi bisa juga membantu orang lain,” tegas Ika.
Pembagian ribuan makanan yang dilakukan ini merupakan wujud dermawan effect yang merupakan kelanjutan dari konsep dermawan mindset, dan dermawan habit. Ekspresi Dermawan Effect menunjukkan kebaikan seseorang sebagai muslim. Misalnya, dengan harta, dia dapat unjuk kedermawanan (sebagai hal yang tangible).
Sejalan dengan semangat itu, “Dermawan Berqurban, Berkahnya Bahagiakan Dunia” menjadi tema selebrasi (dan filantropi) yang disebarluaskan Global Qurban-ACT pada 1440 Hijriah ini. Urgensi kurban menjadi layak dibincang karena dua hal. Pertama, ada hak saudara seiman yang harus ditunaikan (dan ini layak menjadi perhatian utama kita untuk berkurban). Ini menjadi tujuan ke mana pergerakan filantropi secara masif hendak diarahkan. Kedua, sebagai muslim bisa melihat peta dunia Islam, ke mana selebrasi kurban dialokasikan.
Dengan pengelolaan yang profesional, ACT melalui Global Qurban menargetkan distribusi di tahun 2019 menyasar hingga 50 negara. Ekspansi distribusi ini menjadi bentuk aksi nyata terhadap krisis pangan yang tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga negara-negara muslim lainnya yang sedang dirundung krisis kemanusiaan. #DermawanBerqurban
(wib)