Psikolog: Polisi Harus Ungkap Motif Penembakan Terhadap Bripka Rahmat

Jum'at, 26 Juli 2019 - 20:46 WIB
Psikolog: Polisi Harus...
Psikolog: Polisi Harus Ungkap Motif Penembakan Terhadap Bripka Rahmat
A A A
DEPOK - Motif penembakan yang dilakukan Brigadir RT terhadap Bripka Rahmat Effendy harus diketahui publik. Pasalnya pelaku tidak bisa mengendalikan emosi sehingga menembak korban berkali-kali.

Psikolog Universitas Pancasila (UP) Aully Grashinta mengatakan, penembakan Bripka Rahmat harus diketahui dulu motif pelaku berbuat demikian."Sehingga konflik kecil menjadi pemicu pelaku melakukan tindakan yang berlebihan hingga menewaskan orang lain," kata Shinta Jumat (26/7/2019).

Dia menduga mungkin permasalahan ini menyinggung pelaku secara pribadi sehingga mendorong melakukan tindakan tersebut. Ada dugaan pelaku tidak cakap mengendalikan emosinya. Padahal pemegang senjata seharusnya memiliki kecakapan mengendalikan emosi.

"Ya pada dasarnya sebagai pribadi dia punya kesulitan pengendalian diri, dan punya akses pada senjata jadi pelampiasan emosinya lebih mudah," ujarnya.
Dia menuturkan, orang yang membawa senjata memang punya kecenderungan menggunakan senjata pada saat terdesak atau tertekan secara emosional. Oleh karena itu perlu dilakukan psikotes secara berkala.

"Pemegang senjata seharusnya memang secara berkala diperiksa kondisi psikologisnya terutama reaksi pada kondisi dengan tekanan. Menjadi pihak penegak hukum yang dilengkapi senjata membawa konsekuensi yang besar dalam segi pembinaan mental dan psikologis," tegasnya

Shinta menambahkan, psikotes terhadap pemegang senjata tidak hanya dilakukan di awal saja, termasuk psikotes untuk anggota kepolisian. "Pemeriksaan tidak bisa hanya dilakukan pada saat tes masuk saja, tapi secara periodik," ujarnya

Ditanya apakah dengan adanya dugaan psikotes yang dilakukan kurang kompeten atau tidak standar, Shinta menduga hal itu bisa saja terjadi karena selalu ada margin of error dari setiap tes. "Belum tentu juga tesnya dilakukan secara berkala," katanya.

Menurutnya, gejala psikologis dapat bersifat berfluaktif, faktor psikologis berperan, tapi situasional sangat berperan pula. "Saya kira kasus banyak di profesi lain cuma kebetulan pada polisi punya akses ke senjata," pungkasnya.
(whb)
Berita Terkait
3 Fakta Polisi Tewas...
3 Fakta Polisi Tewas Ditembak Polisi di Polres Solok Selatan, Didor Bagian Kepala
Kasus Bripda Ignatius...
Kasus Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage Tewas Ditembak, 2 Polisi Diamankan
Dugaan Bisnis Gelap...
Dugaan Bisnis Gelap Senpi dalam Tragedi Polisi Tembak Polisi, Selengkapnya Malam ini, Eksklusif di The Prime Show with Aiman, iNews
Polisi Tembak Mati Polisi...
Polisi Tembak Mati Polisi di Rusun Polri Cikeas Bogor
Polisi Bongkar Makam...
Polisi Bongkar Makam Gamma Paskibra yang Tewas Ditembak Oknum Polisi di Semarang
Keluarga Gamma Paskibra...
Keluarga Gamma Paskibra Tewas Ditembak Oknum Polisi Resmi Lapor Polda Jateng
Berita Terkini
Jelang Mudik 2025, Polresta...
Jelang Mudik 2025, Polresta Bandung Larang Bus Gunakan Klakson Telolet
16 menit yang lalu
Sungai Cimande Meluap,...
Sungai Cimande Meluap, 718 Rumah di Sumedang Terendam Banjir
50 menit yang lalu
Dentuman Keras Iringi...
Dentuman Keras Iringi Erupsi Gunung Marapi, Warga Berhamburan Keluar Rumah
2 jam yang lalu
Kisah Mantan KSAD Jenderal...
Kisah Mantan KSAD Jenderal Dudung yang Ditempeleng Mayor Gaga-gara Koran Jatuh
2 jam yang lalu
Kepala Dinas dan Tiga...
Kepala Dinas dan Tiga Anggota DPRD OKU Terjaring OTT KPK
3 jam yang lalu
Banjir Landa 7 Desa...
Banjir Landa 7 Desa di Bojonegoro, 1 Warga Meninggal Dunia
3 jam yang lalu
Infografis
5 Manfaat Salat Tarawih...
5 Manfaat Salat Tarawih bagi Kesehatan yang Harus Diketahui
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved