Operasi Adam-Malik Lancar, Orangtua Tak Sabar Bawa ke Kampung Halaman
A
A
A
MEDAN - Operasi pemisahan kembar siam Adam dan Malik berjalan lancar dan membuat kedua orangtuanya sangat bahagia. Bahkan sang Ayah Juliadi Silitonga (33) tidak sabar lagi ingin membawa keduanya pulang ke kampung halamannya.
Juliadi Silitonga tidak hentinya menebar senyum. Dia pun berulang kali mengucapkan syukur kepada Tuhan, dan menyampaikan terima kasih kepada para dokter, rumah sakit, dan pemerintah. (Baca juga; Biaya Operasi Pemisahan Kembar Siam Adam-Malik Rp700 Juta )
"Saya semangat luar biasa. Kalau sudah dikasi izin oleh Rumah Sakit Adam Malik ini, aku bawa ke kampung langsung anak-anak ku ini," ujar Juliadi kepada wartawan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, Medan, Sumatera Utara (Sumut), Selasa (23/7/2019).
Juliadi mengatakan, setelah tujuh bulan akhirnya anak ketiga dan keempatnya ini bisa dipisahkan dalam kondisi sehat. Dia bersyukur si kembar dalam keadaan stabil usai operasi pemisahan.
Operasi pemisahan itu memang berlangsung sukses. Selama empat jam tim dokter beranggotakan 30 orang dari berbagai spesialisasi berhasil memisahkan si kembar yang dempet di perut bagian atas sepanjang 4,2 cm dan organ dalam hati yang menempel.
Salah satu potensi masalah yang muncul adalah pembuluh darah yang menyeberang dari Adam ke Malik. Salah seorang tim dokter, dr Erjan Fikri menuturkan sebelum melakukan tindakan pemisahan, dokter sudah memeriksa dengan teliti dan membuat skenario serapi mungkin.
"Yang agak menjadi tantangan kemarin adanya pembuluh darah yang menyilang antara bayi yang satu dengan bayi dua. Kalau menurut deteksi dokter radiologi, di dalam hatinya menyilang, dan ditafsirkan sebagai vena porta," terang Erjan.
Vena porta, lanjutnya, merupakan pembuluh darah yang berfungsi mengalirkan darah dari organ sistem pencernaan ke hati. Dokter sudah mengantisipasi kemungkinan pendarahan yang lumayan besar, karena bagi hati vena porta itu menyuplai 70% bagi kehidupan hati itu sendiri. Berbagai alat penghenti darah disiapkan. Ternyata, setelah diperiksa lapis demi lapis, di bawah kulit ditemukan pembuluh darah yang besar itu, yang ternyata berasal dari pusat.
"Kalau bayi normal, dari pusat ke arah hati itu namanya arteri umbilikalis. Kalau teman-teman dokter anak kesulitan memasukkan cairan atau infus untuk bayi-bayi yang dehidrasi itu bisa melalui pusatnya. Itu arteri umbilikalis, lumayan besar dan cukup menopang kehidupan kalau memang itu dehidrasi. Itulah yang kami temukan tadi, kami ligasi, kami ikat kiri dan kanan, baru kami putus. Pendarahan dapat diatasi," kata Erjan.
Seperti diketahui, bayi kembar siam Adam dan Malik lahir pada 22 November 2018 di RSU Dr Fl Tobing, di Kota Sibolga. Keduanya merupakan anak ketiga dan keempat, pasangan Juliadi Silitonga dan Noorida Sihombing, warga Desa Manalu Purba, Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut.
Mengingat keterbatasan fasilitas rumah sakit di Sibolga, si kembar lantas dirujuk ke RSUP Adam Malik, dan oleh orangtuanya dinamakan Adam dan Malik. Ketika dioperasi pada Selasa (23/7/2019), keduanya berusia 7 bulan. (Baca juga; Tim Dokter Rumah Sakit Adam Malik Berhasil Operasi Bayi Kembar Siam Dempet Perut )
Juliadi Silitonga tidak hentinya menebar senyum. Dia pun berulang kali mengucapkan syukur kepada Tuhan, dan menyampaikan terima kasih kepada para dokter, rumah sakit, dan pemerintah. (Baca juga; Biaya Operasi Pemisahan Kembar Siam Adam-Malik Rp700 Juta )
"Saya semangat luar biasa. Kalau sudah dikasi izin oleh Rumah Sakit Adam Malik ini, aku bawa ke kampung langsung anak-anak ku ini," ujar Juliadi kepada wartawan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, Medan, Sumatera Utara (Sumut), Selasa (23/7/2019).
Juliadi mengatakan, setelah tujuh bulan akhirnya anak ketiga dan keempatnya ini bisa dipisahkan dalam kondisi sehat. Dia bersyukur si kembar dalam keadaan stabil usai operasi pemisahan.
Operasi pemisahan itu memang berlangsung sukses. Selama empat jam tim dokter beranggotakan 30 orang dari berbagai spesialisasi berhasil memisahkan si kembar yang dempet di perut bagian atas sepanjang 4,2 cm dan organ dalam hati yang menempel.
Salah satu potensi masalah yang muncul adalah pembuluh darah yang menyeberang dari Adam ke Malik. Salah seorang tim dokter, dr Erjan Fikri menuturkan sebelum melakukan tindakan pemisahan, dokter sudah memeriksa dengan teliti dan membuat skenario serapi mungkin.
"Yang agak menjadi tantangan kemarin adanya pembuluh darah yang menyilang antara bayi yang satu dengan bayi dua. Kalau menurut deteksi dokter radiologi, di dalam hatinya menyilang, dan ditafsirkan sebagai vena porta," terang Erjan.
Vena porta, lanjutnya, merupakan pembuluh darah yang berfungsi mengalirkan darah dari organ sistem pencernaan ke hati. Dokter sudah mengantisipasi kemungkinan pendarahan yang lumayan besar, karena bagi hati vena porta itu menyuplai 70% bagi kehidupan hati itu sendiri. Berbagai alat penghenti darah disiapkan. Ternyata, setelah diperiksa lapis demi lapis, di bawah kulit ditemukan pembuluh darah yang besar itu, yang ternyata berasal dari pusat.
"Kalau bayi normal, dari pusat ke arah hati itu namanya arteri umbilikalis. Kalau teman-teman dokter anak kesulitan memasukkan cairan atau infus untuk bayi-bayi yang dehidrasi itu bisa melalui pusatnya. Itu arteri umbilikalis, lumayan besar dan cukup menopang kehidupan kalau memang itu dehidrasi. Itulah yang kami temukan tadi, kami ligasi, kami ikat kiri dan kanan, baru kami putus. Pendarahan dapat diatasi," kata Erjan.
Seperti diketahui, bayi kembar siam Adam dan Malik lahir pada 22 November 2018 di RSU Dr Fl Tobing, di Kota Sibolga. Keduanya merupakan anak ketiga dan keempat, pasangan Juliadi Silitonga dan Noorida Sihombing, warga Desa Manalu Purba, Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut.
Mengingat keterbatasan fasilitas rumah sakit di Sibolga, si kembar lantas dirujuk ke RSUP Adam Malik, dan oleh orangtuanya dinamakan Adam dan Malik. Ketika dioperasi pada Selasa (23/7/2019), keduanya berusia 7 bulan. (Baca juga; Tim Dokter Rumah Sakit Adam Malik Berhasil Operasi Bayi Kembar Siam Dempet Perut )
(wib)