Pagi Ini Gunung Merapi Kembali Muntahkan Wedus Gembel
A
A
A
YOGYAKARTA - Gunung Merapi pagi ini kembali memuntahkan awan panas guguran atau dikenal dengan sebutan wedus gembel, Minggu (21/7/2019). Kendati demikian, hal ini tidak membahayakan warga atau objek wisata di sekitar Merapi .
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, awan panas guguran terjadi pada pukul 09.04 WIB. Terekam dari seismogram awan panas guguran dengan amplitudo 65 mm, durasi 110 detik, jarak luncur 1100 meter.
"Arah luncuran awan panas menuju ke arah hulu Kali Gendol atau ke tenggara," terangnya Minggu (21/7/2019).
Dijelaskannya, keluarnya awan panas guguran ini, tidak menjadikan status gunung teraktif di Indonesia ini dirubah. Merapi, kata dia masih dalam status waspada atau level II. "Jarak aman tetap berada lebih dari 3 km dari puncak Merapi. Dengan demikian objek wisata sekitar masih aman dikunjungi," katanya.
Begitu juga dengan aktivitas warga. Hanik berharap warga sekitar lereng Merapi tetap beraktivitas seperti biasa. Hanya saja memang harus menjauh dari radius 3 km tersebut.
"Tidak perlu panik. Justru awan panas guguran dan lava pijar ini baik bagi Merapi, karena tidak terjadi peningkatan volume magma yang signifikan," bebernya.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, awan panas guguran terjadi pada pukul 09.04 WIB. Terekam dari seismogram awan panas guguran dengan amplitudo 65 mm, durasi 110 detik, jarak luncur 1100 meter.
"Arah luncuran awan panas menuju ke arah hulu Kali Gendol atau ke tenggara," terangnya Minggu (21/7/2019).
Dijelaskannya, keluarnya awan panas guguran ini, tidak menjadikan status gunung teraktif di Indonesia ini dirubah. Merapi, kata dia masih dalam status waspada atau level II. "Jarak aman tetap berada lebih dari 3 km dari puncak Merapi. Dengan demikian objek wisata sekitar masih aman dikunjungi," katanya.
Begitu juga dengan aktivitas warga. Hanik berharap warga sekitar lereng Merapi tetap beraktivitas seperti biasa. Hanya saja memang harus menjauh dari radius 3 km tersebut.
"Tidak perlu panik. Justru awan panas guguran dan lava pijar ini baik bagi Merapi, karena tidak terjadi peningkatan volume magma yang signifikan," bebernya.
(rhs)