BMKG Sebut ada 9 kali Gempa Susulan di Bali
A
A
A
JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) lakukan konfrensi pers terkait gempa bumi tektonik yang terjadi di wilayah Semudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono mengatakan, bahwa gempa bumi yang berpusat di Selatan Jawa-Bali-Nusa Tenggara ini, merupakan gempabumi yang memiliki kedalaman menengah dan diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang meyusup ke Lempeng Eurasia.
"Hasil Analisis mekanisme gempa menunjukan bahwa gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis naik mendatar (oblique thrust fault)," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, di Kantor Pusat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (16/7/2019).
Dilaporkan guncangan gempa bumi dirasakan di daerah Badung, dimana getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk dan orang banyak terbangun. Nusa Dua, Denpasar, Mataram, Lombok Tengah, Lombok Barat, guncangan pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah dan beberapa orang diluar rumah. "Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami," ucapnya.
Kemudian Rahmat menambahkan hingga pukul 10.00 WIB berdasarkan hasil monitoring BMKG menunjukkan sembilan kali aktuvitas gempa bumi susulan dengan magnitude terbesar 3,2 dan magnitude terkecil 2,4.
Terkait gempabumi ini, BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. "Hindari bangunan yang retak atau rusak yang diakibatkan gempa," tegasnya.
Terakhir BMKG meminta kepada masyarakat untuk mengambil informasi secara resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi yang telah terverifikasi.
"Instagram/Twitter @infoBMKG, website http://www.bmkg.go.id, inatews.bmkg.go.id, Mobile Apps IOS dan Android," pungkasnya.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono mengatakan, bahwa gempa bumi yang berpusat di Selatan Jawa-Bali-Nusa Tenggara ini, merupakan gempabumi yang memiliki kedalaman menengah dan diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang meyusup ke Lempeng Eurasia.
"Hasil Analisis mekanisme gempa menunjukan bahwa gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis naik mendatar (oblique thrust fault)," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, di Kantor Pusat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (16/7/2019).
Dilaporkan guncangan gempa bumi dirasakan di daerah Badung, dimana getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk dan orang banyak terbangun. Nusa Dua, Denpasar, Mataram, Lombok Tengah, Lombok Barat, guncangan pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah dan beberapa orang diluar rumah. "Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami," ucapnya.
Kemudian Rahmat menambahkan hingga pukul 10.00 WIB berdasarkan hasil monitoring BMKG menunjukkan sembilan kali aktuvitas gempa bumi susulan dengan magnitude terbesar 3,2 dan magnitude terkecil 2,4.
Terkait gempabumi ini, BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. "Hindari bangunan yang retak atau rusak yang diakibatkan gempa," tegasnya.
Terakhir BMKG meminta kepada masyarakat untuk mengambil informasi secara resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi yang telah terverifikasi.
"Instagram/Twitter @infoBMKG, website http://www.bmkg.go.id, inatews.bmkg.go.id, Mobile Apps IOS dan Android," pungkasnya.
(sms)