Serunya Festival Epo Wewa Belen
A
A
A
LEMBATA - Festival Epo Wewa Belen dan pegelaran Seni Budaya, Pentas Teater dan Grass Track merupakan even penting dan menarik. Mengapa? Karena merupakan kegiatan akbar pertama di Desa Kolontobo, Kecamatan Ileape, Kabupaten Lembata.
"Ini bukti bahwa Kepala Desa Kolontobo, Felipus Payong punya gagasan kreatif dan inovatif memperkenalkan desanya melalui sektor pariwisata dengan lewat kegiatan akbar ini. Dimana hal ini searah dengan kebijakan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Lembata dalam pembangunan pariwisata sebagai sektor unggulan. Karena Pariwisata bukan saja hanya sebuah pesona alam atau pantai,tetapi grass track motor juga bagian dari pariwisata yang mampu menjadi spot turism yang masuk kelender Festival Tiga Gunung”, ungkap Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur.
Festival Epo Wewa Belen yang berlangsung selama 3 (Tiga) hari, dimulai pada tanggal 27-29 Juni 2019 yang diselenggarakan di Desa Kolontobo Kecamatan Ile Ape. Festival Epo Wewa Belen yang dibuka secara resmi oleh Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur, pada Kamis, (27/6/2019). Pegelaran Seni Budaya, Pentas Teater dan Grass Track Motor menjadi sukses jalannya Festival Epo Wewa Belen ini.
Dalam kegiatan hari ini Bupati Kabupaten Lembata didampingi oleh Rektor Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali, Drs.Dewa Gede Ngurah Byomantara,M.Ed, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Lembata Pakalis Tapobali, Camat Ile Ape Stanislaus Kebesa, Kepala Desa Kolontobo Felipus Payong, para Peserta Lomba Grass Track dan masyarakat Kolontobo.
Masyarakat yang hadir menyaksikan pembukaan secara resmi Festival Epo Wewa Belen di desa Kolontobo Kecamatan Ile Ape oleh Bapak Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur, Kamis, (27/6/19)
Kepala Desa Kolontobo Felipus Payong menganyatakan terima kasih yang berlimpah atas kehadiran bupati bersama rombongan dari kabupaten. "Kehadirannya dapat memberikan motivasi serta semangat besar untuk masyarakat di Desa Kolontobo. Dalam sambutan singkatnya, beliau memberikan sedikit gambaran sejarah mengenai lokasi Wewa Belen yang dulunya dijadikan sebagai lokasi sayembara leluhur pada masa itu,"katanya.
Lanjut Payong, dengan adanya kegiatan Festival Epo Wewa Belen ini merupakan festival perdana yang diselenggarakan di Desa Kolontobo, yang mungkin keberada desa juga menjadi pertanyaan besar bagi banyak orang belum melangkahkan kakinya ke Kabupaten Lembata.
"Untuk itu melalui Pegelaran Seni Budaya, Pentas Teater Dan Grass Track Motor ini dapat menjual nama desa ini di mata pencinta pariwisata khususnya pecinta Grass Track Motor di seluruh profinsi Nusa Tenggara Timur maupun Indonesia," tandasnya.
"Saya juga tegaskan bahwa mulai dari desa Kolontobo ini Grass Track Motor tidak ditolak di Kabupaten Lembata, karena kegiatan ini mempunyai dampak yang baik untuk aktifitas ekonomi masyarakat di desa Kolontobo ini sendiri," tegasnya.
Sementara itu Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur mengatakan, Festival Epo Wewa Belen ini merupakan inovasi kepala desa yang sejalan dan searah dengan kebijakan pemerintah kabupaten dan profinsi Nusa Tenggara Timur. Ini adalah sebuah keberanian yang mewujudkan sebuah inovasi dalam rangka bermitra dengan pemerintah daerah yang fokus pada pariwisata.
"Pariwisata bukan saja tentang sebuah pesona alam atau patai, akan tetapi grass track motor juga merupakan bagian dari pariwisata yang mampu menjadi spot tourism yang akan masuk dalam kelender event festival tiga gunung," tegasnya.
"Bicara pariwisata tentu kita berbicara uang atau berbicara bisnis. Sebagus dan seindah apapun itu festival kita harus mampu mempromosikannya sehingga menarik wisatawan untuk berkujung ke kabupaten kita terkhusus pada grass track motor di Desa Kolontobo ini. Untuk itu saya akan mencoba mempromosikan Festival Epo Wewa Belen ini ke publik memalui perlombaan grass track motor yang merupakan salah satu mata acara di festival Epo Wewa Belen dalam grup-grup ikatan motor Indonesia yang berada di profinsi Nusa Tenggara Timur maupun Indonesia,"ungkapnya.
Bupati Sunur lebih lanjut meminta kepada panitia pelaksana kegiatan Festival Epo Wewa Belen agar dapat terus melakukan perlombaan seperti ini, sehingga tidak di pandang sebagai event kejuaraan lokal atau hanya sebatas eksibisi. Namun perlombaan ini dapat menjadi event tahunan yang masuk dalam kelender pariwisata kabupaten maupun profinsi.
"Untuk itu saya meminta kepada masyarakat desa kolontobo dan masyarakat kecamatan Ile Ape agar bersinergi bersama pemerintah kabupaten menyukseskan kegiatan-kegiatan pariwisata yang mengarah pada aktifitas pertumbuhan ekonomi masyarakat dan pembangunan kabupaten yang kita cintai ini," kata Sunur.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Sunur mengucapkan limpah terima kasih yang mendalam kepada panitia pelaksana festival dan Komunitas Motor Lembata secrara khusus komunitas Lembata Trail Community (LTC) yang begitu eksis di Kabupaten Lambata. Sunur berharap ini dapat menjadi mitra pemerintah daerah dalam membangun pariwisata di kabupaten kita dalam rangka mempromosi lokasi-lokasi yang menjadi branding wisata di tingkat pedesaan.
Sedangkan untuk kelompok pengawas pantai juga ia memberi apresiasi yang setinggi-tingginya, karena dengan tulus mengabdikan dirinya menjadi pengawas pantai di kabupaten kita, ini merupakan salah satu langkah dalam melestarikan dan menjaga populasi-biota laut dan lingkungan pesisir pantai yang secara tidak langsung menjaga keindahan wisata pantai.
"Ini bukti bahwa Kepala Desa Kolontobo, Felipus Payong punya gagasan kreatif dan inovatif memperkenalkan desanya melalui sektor pariwisata dengan lewat kegiatan akbar ini. Dimana hal ini searah dengan kebijakan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Lembata dalam pembangunan pariwisata sebagai sektor unggulan. Karena Pariwisata bukan saja hanya sebuah pesona alam atau pantai,tetapi grass track motor juga bagian dari pariwisata yang mampu menjadi spot turism yang masuk kelender Festival Tiga Gunung”, ungkap Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur.
Festival Epo Wewa Belen yang berlangsung selama 3 (Tiga) hari, dimulai pada tanggal 27-29 Juni 2019 yang diselenggarakan di Desa Kolontobo Kecamatan Ile Ape. Festival Epo Wewa Belen yang dibuka secara resmi oleh Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur, pada Kamis, (27/6/2019). Pegelaran Seni Budaya, Pentas Teater dan Grass Track Motor menjadi sukses jalannya Festival Epo Wewa Belen ini.
Dalam kegiatan hari ini Bupati Kabupaten Lembata didampingi oleh Rektor Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali, Drs.Dewa Gede Ngurah Byomantara,M.Ed, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Lembata Pakalis Tapobali, Camat Ile Ape Stanislaus Kebesa, Kepala Desa Kolontobo Felipus Payong, para Peserta Lomba Grass Track dan masyarakat Kolontobo.
Masyarakat yang hadir menyaksikan pembukaan secara resmi Festival Epo Wewa Belen di desa Kolontobo Kecamatan Ile Ape oleh Bapak Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur, Kamis, (27/6/19)
Kepala Desa Kolontobo Felipus Payong menganyatakan terima kasih yang berlimpah atas kehadiran bupati bersama rombongan dari kabupaten. "Kehadirannya dapat memberikan motivasi serta semangat besar untuk masyarakat di Desa Kolontobo. Dalam sambutan singkatnya, beliau memberikan sedikit gambaran sejarah mengenai lokasi Wewa Belen yang dulunya dijadikan sebagai lokasi sayembara leluhur pada masa itu,"katanya.
Lanjut Payong, dengan adanya kegiatan Festival Epo Wewa Belen ini merupakan festival perdana yang diselenggarakan di Desa Kolontobo, yang mungkin keberada desa juga menjadi pertanyaan besar bagi banyak orang belum melangkahkan kakinya ke Kabupaten Lembata.
"Untuk itu melalui Pegelaran Seni Budaya, Pentas Teater Dan Grass Track Motor ini dapat menjual nama desa ini di mata pencinta pariwisata khususnya pecinta Grass Track Motor di seluruh profinsi Nusa Tenggara Timur maupun Indonesia," tandasnya.
"Saya juga tegaskan bahwa mulai dari desa Kolontobo ini Grass Track Motor tidak ditolak di Kabupaten Lembata, karena kegiatan ini mempunyai dampak yang baik untuk aktifitas ekonomi masyarakat di desa Kolontobo ini sendiri," tegasnya.
Sementara itu Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur mengatakan, Festival Epo Wewa Belen ini merupakan inovasi kepala desa yang sejalan dan searah dengan kebijakan pemerintah kabupaten dan profinsi Nusa Tenggara Timur. Ini adalah sebuah keberanian yang mewujudkan sebuah inovasi dalam rangka bermitra dengan pemerintah daerah yang fokus pada pariwisata.
"Pariwisata bukan saja tentang sebuah pesona alam atau patai, akan tetapi grass track motor juga merupakan bagian dari pariwisata yang mampu menjadi spot tourism yang akan masuk dalam kelender event festival tiga gunung," tegasnya.
"Bicara pariwisata tentu kita berbicara uang atau berbicara bisnis. Sebagus dan seindah apapun itu festival kita harus mampu mempromosikannya sehingga menarik wisatawan untuk berkujung ke kabupaten kita terkhusus pada grass track motor di Desa Kolontobo ini. Untuk itu saya akan mencoba mempromosikan Festival Epo Wewa Belen ini ke publik memalui perlombaan grass track motor yang merupakan salah satu mata acara di festival Epo Wewa Belen dalam grup-grup ikatan motor Indonesia yang berada di profinsi Nusa Tenggara Timur maupun Indonesia,"ungkapnya.
Bupati Sunur lebih lanjut meminta kepada panitia pelaksana kegiatan Festival Epo Wewa Belen agar dapat terus melakukan perlombaan seperti ini, sehingga tidak di pandang sebagai event kejuaraan lokal atau hanya sebatas eksibisi. Namun perlombaan ini dapat menjadi event tahunan yang masuk dalam kelender pariwisata kabupaten maupun profinsi.
"Untuk itu saya meminta kepada masyarakat desa kolontobo dan masyarakat kecamatan Ile Ape agar bersinergi bersama pemerintah kabupaten menyukseskan kegiatan-kegiatan pariwisata yang mengarah pada aktifitas pertumbuhan ekonomi masyarakat dan pembangunan kabupaten yang kita cintai ini," kata Sunur.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Sunur mengucapkan limpah terima kasih yang mendalam kepada panitia pelaksana festival dan Komunitas Motor Lembata secrara khusus komunitas Lembata Trail Community (LTC) yang begitu eksis di Kabupaten Lambata. Sunur berharap ini dapat menjadi mitra pemerintah daerah dalam membangun pariwisata di kabupaten kita dalam rangka mempromosi lokasi-lokasi yang menjadi branding wisata di tingkat pedesaan.
Sedangkan untuk kelompok pengawas pantai juga ia memberi apresiasi yang setinggi-tingginya, karena dengan tulus mengabdikan dirinya menjadi pengawas pantai di kabupaten kita, ini merupakan salah satu langkah dalam melestarikan dan menjaga populasi-biota laut dan lingkungan pesisir pantai yang secara tidak langsung menjaga keindahan wisata pantai.
(atk)