Banjir Ekstrim di Sultra Luluhlantahkan Jembatan Utama Penghubung Trans Sulawesi
A
A
A
KENDARI - Banjir ekstrim yang melanda Kabupaten Konawe Utara dan Kabupaten Bungku, Sulawesi Tenggara (Sultra) meluluhlantahkan sejumlah jembatan utama penghubung Trans Sulawesi, Sabtu (8/6/2019). Putusnya akses Trans Sulawesi menyebabkan sejumlah rumah dan pengendara terseret arus.
Tidak hanya itu, sejumlah jembatan utama penghubung antar provinsi yang ada di Kecamatan Asera terputus akibat tingginya volume dan derasnya air. Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Konawe Utara masih terus melakukan pendataan dan evakuasi warga yang menjadi korban banjir.
Banjir parah ini disebabkan adanya aktifitas pertambangan dan pembukaan lahan kelapa sawit dan tebu secara besar-besaran.
Kepala Kantor SAR Kendari, Djunaidi mengatakan pihaknya terus melakukan pencarian dan pertolongan warga yang terkena dampak banjir yang ada di Sulawesi Tenggara, khususnya di Konawe Utara.
"Kita turunkan 25 personel dengan menurunkan tiga unit perahu karet untuk membantu masyarakat kita di sini dan upaya kita memasuki desa-desa yang ketinggian airnya 1-2 meter yang mana evakuasi warga yang sulit. Kita sudah sempat evakuasi sekitar 25 KK," ujarnya.
Tidak hanya itu, sejumlah jembatan utama penghubung antar provinsi yang ada di Kecamatan Asera terputus akibat tingginya volume dan derasnya air. Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Konawe Utara masih terus melakukan pendataan dan evakuasi warga yang menjadi korban banjir.
Banjir parah ini disebabkan adanya aktifitas pertambangan dan pembukaan lahan kelapa sawit dan tebu secara besar-besaran.
Kepala Kantor SAR Kendari, Djunaidi mengatakan pihaknya terus melakukan pencarian dan pertolongan warga yang terkena dampak banjir yang ada di Sulawesi Tenggara, khususnya di Konawe Utara.
"Kita turunkan 25 personel dengan menurunkan tiga unit perahu karet untuk membantu masyarakat kita di sini dan upaya kita memasuki desa-desa yang ketinggian airnya 1-2 meter yang mana evakuasi warga yang sulit. Kita sudah sempat evakuasi sekitar 25 KK," ujarnya.
(kri)