Soal Listrik di Lalan, Dodi Reza Instruksikan PT MEP Tak Cari Untung
A
A
A
SEKAYU - Persoalan listrik di Kecamatan Lalan bertahap mulai dituntaskan oleh Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. Dodi Reza menargetkan tahun 2019 persoalan listrik di Lalan tuntas dan terang benderang selama 24 jam yang ditangani oleh BUMD Muba, yakni PT Muba Elektrik Power (MEP) yang merupakan holdingnya PT Petro Muba.
Diketahui, pada tahun 2006 lalu kelistrikan Desa di Kabupaten Muba baru terpenuhi 40% yang mendapatkan suplai dari PLN dan sisanya 60% di desa yang terpencil belum terjangkau oleh jaringan PLN, karena dianggap tidak fisible.
"Pada kondisi saat itu muncul gagasan Pak Bupati Muba Alex Noerdin untuk membangunsendiri kelistrikan Desa, dimulai dari Kecamatan Lalan dengan membangun jaringan listrik dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan menggunakan dana APBD, khusus
jaringan dibangun oleh Dinas Pertambangan Pemda Muba setelah selesai baru diserahkan ke PT MEP," jelas Direktur Petro Muba, Yuliar.
Dijelaskan, biaya operasional PLTD untuk melayani kelistrikan Lalan saat ini berkisar diantara Rp6.500/kWh, sedangkan penjualan ke masyarakat pelanggan Rp850/kWh.
"Akibatnya biaya operasional per bulan mencapai Rp2,5 miliar dan pendapatan penjualan listrik ke pelanggan Rp400 juta/bulan, sehingga kerugian PT MEP perbulan Rp2,1 miliar. Losis/kerugian rata-rata pertahun 34% dan tunggakan saat ini Rp5,6 miliar dari jumlah pelanggan: 9.000 pelanggan dengan jam nyala 12 jam/hari," bebernya.
"Bapak Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin mengarahkan PT MEP agar tidak mencari Keuntungan di Lalan, walaupun saat ini masih rugi tetap dilayani, yang penting ini merupakan proyek yang didahulukan PSO (Public Service Obligation)," tambahnya.
Lanjut Yuliar, untuk mengatasi keadaan tersebut pada September 2018 PT MEP berkordinasi dgn PT. PLN (Persero), Keterangan Pimpro Kelistrikan Desa PLN untuk membangun jaringan listrik sepanjang +/- 65 KMS dari jaringan PLN yang ada menuju Lalan.
"Kemudian, bulan Februari 2019 fisik jaringan PLN selesai secara keseluruhan tetapi belum bisa di operasikan karena Kabel laut yang menyeberangi Sungai Chalik sepanjang 700 m, belum bisa dipasang karena belum mendapat izin dari Kemenhub," bebernya lagi.
Dijelaskan, sebagai jaringan alternatif pada Maret 2019 PLN membangun jaringan baru sepanjang 20 KM antara Desa Penuguan dan Desa Mukut yang saat ini sedang dalam Proses pelaksanaan pembangunan tiang beton dan diharapkan jaringan tersebut akan beroperasi menghubungkan jaringan Ke Kecamatan Lalan oleh PLN pada bulan September 2019.
"Insya Allah setelah bulan September 2019, jika sudah terhubung dgn jaringan PT. PLN listrik di Lalan bisa hidup 24 jam / hari, diharapkan tidak ada lagi subsidi dari APBD. Dengan pembangun jaringan Alternatif ini yang tidak melalui sungai diharapkan juga secepatnya tereliasasi dan berhasil dan harapan kita jika akhir tahun 2019 rampung tentunya Listrik dilalan Akan menyala 24 jam sesuai yang masyarakat harapkan dan itulah usaha dan kerja keras yang Pak Bupati kerjakaan bersama Tim Harapkan," pungkas Yuliar.
Bupati Dodi Reza Alex Noerdin menyatakan perjuangan ini membutuhkan dukungan semua pihak untuk dapat merealisasikan janji yang dia ucapkan dan pembangunan listrik Lalan saat ini masih on progress, dan tahun 2019 masih bersisa tujuh bulan lagi.
"Jadi kalau ada yang ingin mengetahui perkembangan pelaksanaan pembangunan listrik ke Lalan gak perlu demo demolah," tuturnya.
Kalaupun ada yang mau Demo, lanjut Dodi, diharapkan harusnya spiritnya mempercepat realisasi program Bupati. Jadi yang didemo harus tepat sasaran.
"Mari Kita dorong Kementrian dan PLN Untuk segera mengeluarkan izin dan menyambung segera fasilitas percepatan jaringan sudah siap dan revitalisasi MEP sudah dilakukan take over oleh Pemkab Muba. Jadi ayo bersama-sama kita realisasikan ini," pungkas Dodi Reza Alex Noerdin.
Diketahui, pada tahun 2006 lalu kelistrikan Desa di Kabupaten Muba baru terpenuhi 40% yang mendapatkan suplai dari PLN dan sisanya 60% di desa yang terpencil belum terjangkau oleh jaringan PLN, karena dianggap tidak fisible.
"Pada kondisi saat itu muncul gagasan Pak Bupati Muba Alex Noerdin untuk membangunsendiri kelistrikan Desa, dimulai dari Kecamatan Lalan dengan membangun jaringan listrik dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan menggunakan dana APBD, khusus
jaringan dibangun oleh Dinas Pertambangan Pemda Muba setelah selesai baru diserahkan ke PT MEP," jelas Direktur Petro Muba, Yuliar.
Dijelaskan, biaya operasional PLTD untuk melayani kelistrikan Lalan saat ini berkisar diantara Rp6.500/kWh, sedangkan penjualan ke masyarakat pelanggan Rp850/kWh.
"Akibatnya biaya operasional per bulan mencapai Rp2,5 miliar dan pendapatan penjualan listrik ke pelanggan Rp400 juta/bulan, sehingga kerugian PT MEP perbulan Rp2,1 miliar. Losis/kerugian rata-rata pertahun 34% dan tunggakan saat ini Rp5,6 miliar dari jumlah pelanggan: 9.000 pelanggan dengan jam nyala 12 jam/hari," bebernya.
"Bapak Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin mengarahkan PT MEP agar tidak mencari Keuntungan di Lalan, walaupun saat ini masih rugi tetap dilayani, yang penting ini merupakan proyek yang didahulukan PSO (Public Service Obligation)," tambahnya.
Lanjut Yuliar, untuk mengatasi keadaan tersebut pada September 2018 PT MEP berkordinasi dgn PT. PLN (Persero), Keterangan Pimpro Kelistrikan Desa PLN untuk membangun jaringan listrik sepanjang +/- 65 KMS dari jaringan PLN yang ada menuju Lalan.
"Kemudian, bulan Februari 2019 fisik jaringan PLN selesai secara keseluruhan tetapi belum bisa di operasikan karena Kabel laut yang menyeberangi Sungai Chalik sepanjang 700 m, belum bisa dipasang karena belum mendapat izin dari Kemenhub," bebernya lagi.
Dijelaskan, sebagai jaringan alternatif pada Maret 2019 PLN membangun jaringan baru sepanjang 20 KM antara Desa Penuguan dan Desa Mukut yang saat ini sedang dalam Proses pelaksanaan pembangunan tiang beton dan diharapkan jaringan tersebut akan beroperasi menghubungkan jaringan Ke Kecamatan Lalan oleh PLN pada bulan September 2019.
"Insya Allah setelah bulan September 2019, jika sudah terhubung dgn jaringan PT. PLN listrik di Lalan bisa hidup 24 jam / hari, diharapkan tidak ada lagi subsidi dari APBD. Dengan pembangun jaringan Alternatif ini yang tidak melalui sungai diharapkan juga secepatnya tereliasasi dan berhasil dan harapan kita jika akhir tahun 2019 rampung tentunya Listrik dilalan Akan menyala 24 jam sesuai yang masyarakat harapkan dan itulah usaha dan kerja keras yang Pak Bupati kerjakaan bersama Tim Harapkan," pungkas Yuliar.
Bupati Dodi Reza Alex Noerdin menyatakan perjuangan ini membutuhkan dukungan semua pihak untuk dapat merealisasikan janji yang dia ucapkan dan pembangunan listrik Lalan saat ini masih on progress, dan tahun 2019 masih bersisa tujuh bulan lagi.
"Jadi kalau ada yang ingin mengetahui perkembangan pelaksanaan pembangunan listrik ke Lalan gak perlu demo demolah," tuturnya.
Kalaupun ada yang mau Demo, lanjut Dodi, diharapkan harusnya spiritnya mempercepat realisasi program Bupati. Jadi yang didemo harus tepat sasaran.
"Mari Kita dorong Kementrian dan PLN Untuk segera mengeluarkan izin dan menyambung segera fasilitas percepatan jaringan sudah siap dan revitalisasi MEP sudah dilakukan take over oleh Pemkab Muba. Jadi ayo bersama-sama kita realisasikan ini," pungkas Dodi Reza Alex Noerdin.
(akn)