Sentuh Kawat Berduri saat Amankan Demo, Tangan Kapolretabes Berdarah

Jum'at, 10 Mei 2019 - 19:40 WIB
Sentuh Kawat Berduri...
Sentuh Kawat Berduri saat Amankan Demo, Tangan Kapolretabes Berdarah
A A A
SEMARANG - Jari tangan Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Abiyoso Seno Aji sempat tergores barier atau kawat berduri saat berlangsungnya unjuk rasa ratusan massa yang mengatasnamakan Gerakan Rakyat Kawal Suara Rakyat tertahan di perempatan traffic light jalan Sriwijaya-Veteran-Pahlawan-Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (10/5/2019).

Kejadian tersebut berawal saat Abiyoso mencoba menemui massa pengunjuk rasa dari balik barikade kawat berduri. Ketika itu, dia sempat akan menerima sebuah ‘kartu merah’ dari seorang pengunjuk rasa yang ditujukan untuk penyelenggara pemilu.

Namun secara tak sengaja, salah satu jari tangan orang nomor satu di Polrestabes Kota Semarang itu tergores dan mengucurkan darah. Dari pengamatan SINDOnews di lapangan, tampak Abiyoso beberapa kali mengusap darah yang masih mengucur dari jarinya. Namun luka yang dialaminya tak berlangsung lama.

Dalam unjuk rasa tersebut, Kapolrestabes sempat bernegosiasi alot dengan pengunjuk rasa. Karena mereka ngotot untuk bisa menemui komisaris KPU Jateng. Abiyoso menyatakan bahwa massa awalnya meminta aksi di kawasan bundaran Air Mancur Jalan Pahlawan kemudian meminta bergeser ke depan Mapolda Jateng. Namun setelah diperbolehkan ternyata meminta menuju ke KPU Jateng.

"Ini (kawat berduri) langkah antisipasi saya. Kemarin kan sudah bilang mau orasi di bundaran Air Mancur, ya kalau iya, terus ternyata berusaha jalan. Ya kita lakukan penyekatan jalan," tegas Abiyoso. "Aksi ini memang bukan unjuk rasa yang mengkhawatirkan namun sebisa mungkin yang di KPU tidak terganggu," tandasnya.

Setelah menemui kesepakatan, hanya 20 orang perwakilan dari massa yang diperbolehkan untuk ke kantor KPU Jawa Tengah. Sementara itu massa pengunjuk rasa lainnya bertahan di ujung Jalan Veteran. Unjuk rasa akhirnya berakhir dengan tertib setelah perwakilan mereka kembali bergabung seusai menyampaikan tuntutannya kepada KPU Jateng.

Sementara, dalam aksinya massa Gerakan Rakyat Kawal Suara Rakyat berkeinginan untuk memberikan kartu merah kepada KPU. "Filosofi kartu merah kita berikan karena sudah melakukan aksi sebelumnya, tetapi tidak ada hasil,” ungkap korlap, Zulkifli.

"Kita lihat ada sekitar 7.132 kasus pelanggaran yang disampaikan Panwas (Bawaslu). Ada 550 KPPS yang meninggal, ini simpati kami berikan kartu merah kepada KPU. Baru kali ini penyelenggaraan pemilu sampai meninggal 500 orang lebih," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9022 seconds (0.1#10.140)