Program Penurunan Stunting Kabupaten Gorontalo Jadi Rujukan Nasional
A
A
A
JAKARTA - Kabupaten Gorontalo menjadi salah satu kabupaten percontohan atas keberhasilannya menurunkan angka stunting secara cukup signifikan. Saat ini Kabupaten Gorontalo sedang menjadi pilot project dari Kementerian Kesehatan terkait pencegahan stunting secara nasional.
Inovasi atau cara Pemerintah Kabupaten Gorontalo melalui dinas kesehatan terintegrasi dengan OPD terkait dalam mengatasi stunting menjadi rujukan nasional. Bahkan Kemenkes tahun lalu mengambil data statistik untuk dipelajari. Mereka sangat tertarik dengan inovasi Pemkab Gorontalo dalam mengatasi stunting.
Beberapa program inovasi strategis yang diadopsi, diantaranya wisuda balita, arisan donor darah, (Si Dora), saung germas, syiar germas yang dilakukan di masjid- masjid, pekan sayang ibu dan anak (PSIA), Pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita dan ibu hamil yang dimotori Tim penggerak PKK, gema penting.
Dengan Prestasi ini Kemenkes sudah mengharuskan kabupaten/kota di Indonesia mengikuti program yang sudah berjalan di Kabupaten Gorontalo.
Inovasi ini membuat Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo, kerap diminta menjadi narasumber di Bapenas, di Kementerian, dan di beberapa instansi lain terkait penurunan angka stunting di Kabupaten Gorontalo.
Selasa (30/04/2019) ini misalnya. Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo diundang oleh Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, sebagai narasumber pada Desiminasi Produk Pengetahuan Advokasi Penanggulangan Kemiskinan di Daerah dengan tema arah kebijakan dan stategis penanganan stunting di Kabupaten Gorontalo.
Selain Bupati Nelson, ada narasumber lainnya yakni, Bupati Pasaman Barat, Sekda Lombok Utara, perwakilan Wali Kota Surabaya, Wali Kota Bandung, Trenggalek dan Banyumas. Kegiatan berlangsung di JS Luwansa hotel conference center Jakarta Pusat.
Penurunan angka stunting di Kabupaten Gorontalo memang sangat signifikan. Pada 2013, angka stunting di Kabupaten Gorontalo masih berada di angka 40%. Ketika inovasi pada 2015, angka tersebut turun menjadi 37%.
Selanjutnya, kata Bupati Nelson, tahun 2016 menjadi 32%, serta 2017 berada di angka 24%.
"Sangat drastis karena pada tahun 2018 justru turun lagi hingga mencapai angka 5%. Hanya memang pencegahan dan penanganan stunting ini tidak dalam waktu singkat. Butuh waktu bertahap, tetapi apa yang kami capai memang sangat cepat sekali," papar Bupati Nelson pada kegiatan itu.
Bupati Nelson berpendapat, yang dicapai Kabupaten Gorontalo memang sangat signifikan, bukan hanya angka stunting yang menurun drastis, kemiskinan pun berbarengan turun dalam tiga tahun terkakhir.
"Strategi Penurunan Stunting, Inovasi Program sejak tahun 2014 S.D Tahun 2018, diantaranya Tim G-Gas, PSIA, Wisuda Balita, Saung Germas, Syiar Germas, Si Dora, Gema Penting, Pokja Stunting serta diperkuat oleh Dukungan Regulasi dan Dukungan Anggaran," jelas Nelson.
Inovasi atau cara Pemerintah Kabupaten Gorontalo melalui dinas kesehatan terintegrasi dengan OPD terkait dalam mengatasi stunting menjadi rujukan nasional. Bahkan Kemenkes tahun lalu mengambil data statistik untuk dipelajari. Mereka sangat tertarik dengan inovasi Pemkab Gorontalo dalam mengatasi stunting.
Beberapa program inovasi strategis yang diadopsi, diantaranya wisuda balita, arisan donor darah, (Si Dora), saung germas, syiar germas yang dilakukan di masjid- masjid, pekan sayang ibu dan anak (PSIA), Pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita dan ibu hamil yang dimotori Tim penggerak PKK, gema penting.
Dengan Prestasi ini Kemenkes sudah mengharuskan kabupaten/kota di Indonesia mengikuti program yang sudah berjalan di Kabupaten Gorontalo.
Inovasi ini membuat Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo, kerap diminta menjadi narasumber di Bapenas, di Kementerian, dan di beberapa instansi lain terkait penurunan angka stunting di Kabupaten Gorontalo.
Selasa (30/04/2019) ini misalnya. Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo diundang oleh Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, sebagai narasumber pada Desiminasi Produk Pengetahuan Advokasi Penanggulangan Kemiskinan di Daerah dengan tema arah kebijakan dan stategis penanganan stunting di Kabupaten Gorontalo.
Selain Bupati Nelson, ada narasumber lainnya yakni, Bupati Pasaman Barat, Sekda Lombok Utara, perwakilan Wali Kota Surabaya, Wali Kota Bandung, Trenggalek dan Banyumas. Kegiatan berlangsung di JS Luwansa hotel conference center Jakarta Pusat.
Penurunan angka stunting di Kabupaten Gorontalo memang sangat signifikan. Pada 2013, angka stunting di Kabupaten Gorontalo masih berada di angka 40%. Ketika inovasi pada 2015, angka tersebut turun menjadi 37%.
Selanjutnya, kata Bupati Nelson, tahun 2016 menjadi 32%, serta 2017 berada di angka 24%.
"Sangat drastis karena pada tahun 2018 justru turun lagi hingga mencapai angka 5%. Hanya memang pencegahan dan penanganan stunting ini tidak dalam waktu singkat. Butuh waktu bertahap, tetapi apa yang kami capai memang sangat cepat sekali," papar Bupati Nelson pada kegiatan itu.
Bupati Nelson berpendapat, yang dicapai Kabupaten Gorontalo memang sangat signifikan, bukan hanya angka stunting yang menurun drastis, kemiskinan pun berbarengan turun dalam tiga tahun terkakhir.
"Strategi Penurunan Stunting, Inovasi Program sejak tahun 2014 S.D Tahun 2018, diantaranya Tim G-Gas, PSIA, Wisuda Balita, Saung Germas, Syiar Germas, Si Dora, Gema Penting, Pokja Stunting serta diperkuat oleh Dukungan Regulasi dan Dukungan Anggaran," jelas Nelson.
(akn)