Mengenang Perjuangan Tentara Pelajar di Monumen Rejodani

Minggu, 21 April 2019 - 05:00 WIB
Mengenang Perjuangan Tentara Pelajar di Monumen Rejodani
Mengenang Perjuangan Tentara Pelajar di Monumen Rejodani
A A A
Sebuah monumen berdiri di Jalan Palagan Tentara Pelajar, selatan Pasar Rejodani, Sleman, DIY. Monumen Rejodani, demikian nama bangunan yang didirikan untuk mengenang perjuangan tentara pelajar.

Monumen Rejodani berbentuk tugu dengan simbol topi baja, bambu runcing sebagai simbol laskar rakyat yang telah gugur. Di atas fondasi persegi empat tertulis Medan Laga Rejodani dan delapan nama Tentara Pelajar (TP) yang gugur dalam pertempuran melawan Belanda.

Menurut Aditya Noor, seorang pegiat desa wisata di Sleman, di tempat ini dahulu terjadi pertempuran antara TP dengan pasukan Belanda.

Dikisahkan, setelah kemerdekaan RI dan pemindahan Ibu Kota RI dari Jakarta ke Yogyakarta, Belanda yang ingin lagi menguasai Indonesia memfokuskan perhatiannya ke Yogya.

Berbagai cara pun dilakukan, terutama guna memperlemah posisi Indonesia di mata dunia. Di antaranya dengan melakukan penangkapan tokoh-tokoh yang mempunyai pengaruh, seperti tokoh politik maupun pimpinan pejuang termasuk penyerangan ke markas-markas pertahanan.

Namun, rakyat Indonesia tidak tinggal diam dalam mempertahankan kemerdekaan tersebut. Bukan hanya tentara dan pejuang yang maju. Anak-anak muda juga tidak mau ketinggalan. Bahkan, mereka membentuk tentara pelajar (TP). Satu di antaranya bermarkas di Dusun Balong, Donoharjo, Ngaglik, Sleman dengan komando Kapten Martono (mantan menteri Transmigrasi).

Markas TP di Balong itu pun juga tidak lepas dari sasaran penyerangan Belanda. Pada 29 Mei 1949, Belanda berencana menyerbu markas tersebut. Namun, rencana penyerangan itu bocor. Para TP yang bermarkas di tempat itu mengetahuinya.

Mendapat informasi ini, Sersan Suwarno dari Peleton III Batalyon 300 dan Kopral Harsono mempunyai inisiatif untuk menghadang Belanda sebelum sampai ke markas TP di Balong, tepatnya di daerah Ngetiran Rejodani, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, atau sekitar 2 kilometer selatan Balong.

Saat pasukan Belanda melintas di daerah tersebut, pertempuran pun tidak dapat dielakkan. Terjadilah baku tembak antara TP dan Belanda. Namun, karena persenjataan dan amunisi yang dimiliki kurang memadai dan sangat terbatas, TP pun terdesak. Belanda tetap mengejar.

Dalam keadaan terdesak dan terkepung, delapan anggota TP gugur di tempat itu. Mereka adalah Harsono, Soewono, Soekapdi FX, Soeroyo, Sopanato, Daryono, Soenarto, dan Alibasyah.

Dan, untuk mengenang dan memberikan penghargaan terhadap keberanian TP tersebut dalam mempertahankan kemerdekaan RI, Pemkab Sleman membangun Monumen Rejodani.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7557 seconds (0.1#10.140)