Jelang Pilpres BBM di Waisai Raja Ampat Habis Warga Resah
A
A
A
WAISAI - Menjelang pelaksanaan pemilu presiden dan wakil presiden serta pemilu legislatif pada 17 April 2019 besok, persediaan bahan bakar minyak (BBM) di tiga SPBU yang berada di Waisai, ibu kota Kabupaten Raja Ampat, sejak 10 April 2019 lalu mengalami kekosongan stok.
Pengelola SPBU Putra Bahari Raja Ampat, Waisai, Zainuddin Majid mengatakan kekosongan stok BBM ini telah terjadi sejak tanggal 10 April 2019 lalu.
"Kami sejak tanggal 9-10 April kemarin itu stok bensin dan Pertamax sudah habis, BBM yang naik dari Sorong dari tanggal 6 April jadi hanya 4 hari saja BBM premium habis, sejak beberapa hari ini memang sudah kosong di SPBU kami mengalami kekosongan stok," ungkap Zainuddin, Selasa (16/4/2019).
Zainuddin mengakui kelangkaan minyak diakibatkan suply kuota dari Depot Pertamina Sorong terbatas dimana dalam satu bulan hanya mendapatkan 80 KL, selain itu adanya Pertamax yang dijual di SPBU tersebut kurang diminati masyarakat Karena harga Pertamax yang cukup tinggi.
Menurut Zainudin, dihentikannya pasokan Petralite, oleh Depot Pertamina ke Raja Ampat dalam beberapa bulan terakhir menyebabkan warga masyarakat yang sudah lama menggunakan petralite beralih ke bahan bakar minyak, dimana ketersediaan Pertamax yang ada kurang diminati masyarakat karena harganya yang agak mahal.
Untuk itu menurut Zainudin pihaknya berharap jika pasokan BBM yang rencananya akan masuk pada, Selasa (16/4/2019) malam ini pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak Disperindagkop Raja Ampat agar proses bunker BBM di Pelabuhan Waisai dapat di koordinasikan dengan pihak syahbandar Pelabuhan Waisai.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Disperindagkop Raja Ampat, kami harapkan pihak Disperindagkop dapat berkoordinasi dengan pihak syahbandar Pelabuhan Waisai agar dapat diizinkan proses bunker BBM dapat dilaksanakan pada malam hari, agar kita juga tetap dapat menjual kepada masyarakat setempat pada malam hari, karena masyarakat sangat butuh BBM saat ini,"ungkapnya.
Sementara itu pengelola SPBU Maros Indah, Haji Anto mengungkapkan BBM jenis premium yang tersedia di SPBU miliknya, telah habis per hari Selasa (16/4/2019) dan masih menunggu masuknya pasokan BBM dari Kota Sorong, pada Rabu (17/4/2019). Dimana kuota 80 KL yang merupakan jatah SPBU Maros Indah jenis bensin sangat dicari oleh warga masyarakat.
"Pasokan stok yang ada di SPBU kami sudah habis sejak tadi siang, kemarin kami masih jualan, jadi kami harapkan besok pasokan BBM segera masuk agar kami dapat kembali menyalurkan BBM kepada masyarakat," kata dia.
Seringnya terjadi kelangkaan BBM di tengah-tengah masyarakat apalagi menjalang pemilu ini membuat warga setempat bertanya-tanya.
"Ini mau pemilu, kami ini besok sudah harus di kampung kami jadi tadi (Selasa (16/4/2019), kami cek BBM ke pangkalan SPBU semuanya kosong, ini ada apakah, apakah ada kaitannya dengan pemilu Besok, jangan-jangan ada Oknum-oknum caleg dan Parpol yang rencana jahat untuk borong BBM untuk mobilisasi massa," ungkap Sefnat Wanma di Waisai, Ibu kota Kabupaten Raja Ampat, Selasa (16/4/2019).
Sefnat juga menduga adanya permainan dari pihak SPBU yang diduga menjual lagi kepada sejumlah pangkalan BBM industri di Raja Ampat yang kemudian dijual lagi ke konsumen dengan harga tinggi.
"Kan sudah sering itu, ada BBM masuk di SPBU namun tidak lama sudah habis, kalau di pangkalan BBM industri kan ada banyak BBM tapi Merela jual dengan harga tinggi, bensin saja satu liter 12 ribu, baru kadang yang saya dengar, pangkalan industri ini ambil BBM dari SPBU Dengan harga subsidi dan jual lagi ke konsumen atau kapal-kapal pesiar juga hotel atau resort di Raja Ampat dengan harga tinggi, ini harus ada tindakan tegas dari Pertamina atau pihak aparat kepolisian, karena setahu saya, di dalam aturan itu tdk ada yg namanya pangkalan BBM industri, yang saya tahu itu SPBU, SPBN dan APMS," ungkap Sefnat.
Pengelola SPBU Putra Bahari Raja Ampat, Waisai, Zainuddin Majid mengatakan kekosongan stok BBM ini telah terjadi sejak tanggal 10 April 2019 lalu.
"Kami sejak tanggal 9-10 April kemarin itu stok bensin dan Pertamax sudah habis, BBM yang naik dari Sorong dari tanggal 6 April jadi hanya 4 hari saja BBM premium habis, sejak beberapa hari ini memang sudah kosong di SPBU kami mengalami kekosongan stok," ungkap Zainuddin, Selasa (16/4/2019).
Zainuddin mengakui kelangkaan minyak diakibatkan suply kuota dari Depot Pertamina Sorong terbatas dimana dalam satu bulan hanya mendapatkan 80 KL, selain itu adanya Pertamax yang dijual di SPBU tersebut kurang diminati masyarakat Karena harga Pertamax yang cukup tinggi.
Menurut Zainudin, dihentikannya pasokan Petralite, oleh Depot Pertamina ke Raja Ampat dalam beberapa bulan terakhir menyebabkan warga masyarakat yang sudah lama menggunakan petralite beralih ke bahan bakar minyak, dimana ketersediaan Pertamax yang ada kurang diminati masyarakat karena harganya yang agak mahal.
Untuk itu menurut Zainudin pihaknya berharap jika pasokan BBM yang rencananya akan masuk pada, Selasa (16/4/2019) malam ini pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak Disperindagkop Raja Ampat agar proses bunker BBM di Pelabuhan Waisai dapat di koordinasikan dengan pihak syahbandar Pelabuhan Waisai.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Disperindagkop Raja Ampat, kami harapkan pihak Disperindagkop dapat berkoordinasi dengan pihak syahbandar Pelabuhan Waisai agar dapat diizinkan proses bunker BBM dapat dilaksanakan pada malam hari, agar kita juga tetap dapat menjual kepada masyarakat setempat pada malam hari, karena masyarakat sangat butuh BBM saat ini,"ungkapnya.
Sementara itu pengelola SPBU Maros Indah, Haji Anto mengungkapkan BBM jenis premium yang tersedia di SPBU miliknya, telah habis per hari Selasa (16/4/2019) dan masih menunggu masuknya pasokan BBM dari Kota Sorong, pada Rabu (17/4/2019). Dimana kuota 80 KL yang merupakan jatah SPBU Maros Indah jenis bensin sangat dicari oleh warga masyarakat.
"Pasokan stok yang ada di SPBU kami sudah habis sejak tadi siang, kemarin kami masih jualan, jadi kami harapkan besok pasokan BBM segera masuk agar kami dapat kembali menyalurkan BBM kepada masyarakat," kata dia.
Seringnya terjadi kelangkaan BBM di tengah-tengah masyarakat apalagi menjalang pemilu ini membuat warga setempat bertanya-tanya.
"Ini mau pemilu, kami ini besok sudah harus di kampung kami jadi tadi (Selasa (16/4/2019), kami cek BBM ke pangkalan SPBU semuanya kosong, ini ada apakah, apakah ada kaitannya dengan pemilu Besok, jangan-jangan ada Oknum-oknum caleg dan Parpol yang rencana jahat untuk borong BBM untuk mobilisasi massa," ungkap Sefnat Wanma di Waisai, Ibu kota Kabupaten Raja Ampat, Selasa (16/4/2019).
Sefnat juga menduga adanya permainan dari pihak SPBU yang diduga menjual lagi kepada sejumlah pangkalan BBM industri di Raja Ampat yang kemudian dijual lagi ke konsumen dengan harga tinggi.
"Kan sudah sering itu, ada BBM masuk di SPBU namun tidak lama sudah habis, kalau di pangkalan BBM industri kan ada banyak BBM tapi Merela jual dengan harga tinggi, bensin saja satu liter 12 ribu, baru kadang yang saya dengar, pangkalan industri ini ambil BBM dari SPBU Dengan harga subsidi dan jual lagi ke konsumen atau kapal-kapal pesiar juga hotel atau resort di Raja Ampat dengan harga tinggi, ini harus ada tindakan tegas dari Pertamina atau pihak aparat kepolisian, karena setahu saya, di dalam aturan itu tdk ada yg namanya pangkalan BBM industri, yang saya tahu itu SPBU, SPBN dan APMS," ungkap Sefnat.
(sms)