BPBD Keluhkan Perusahaan Tak Bantu Pemadaman Hutan

Minggu, 10 Maret 2019 - 16:58 WIB
BPBD Keluhkan Perusahaan...
BPBD Keluhkan Perusahaan Tak Bantu Pemadaman Hutan
A A A
PEKANBARU - Tim gabungan saat ini terus berupaya memadamkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau. Namun pemerintah setempat mengeluhkan ketidak pedulian perusahaan yang berada di areal yang terbakar untuk membantu kebakaran yang sudah terjadi selama 20 hari itu.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Meranti, Edy Aprizal menyatakan penanggulangan kebakaran selayaknya harus dilakukan bersama, termasuk perusahaan. Dia menyebutkan kalau tidak bisa membantu personil, perusahaan bisa membantu peralatan pemadaman.

"Kebakakaran di Meranti terjadinya di banyak tempat. Seperti di Desa Sokop dan Desa Tebun. Namun saat terjadi kebakaran di sana, perusahaan PT Sumatera Riang Lestari (SRL) tidak membantu penanggulangan. Kita sangat sayangkan itu," keluh Edy Aprizal Kepala BPBD Meranti Minggu (10/3/2019).

Edy sangat prihatin dengan sikap perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) PT SRL tersebut. Mengingat konsesi areal hutan akasia untuk pasokan bahan baku perusahaan industri kertas di Riau itu sangat luas di Meranti.

"PT SRL mengklaim beberapa waktu lalu mengklaim ada mengerahkan 140 orang membantu pemadaman kebakaran lahan di Sokop dan Tebo selama delapan hari, yang mana orangnya (pihak perusahaan). Saya setiap hari ke lapangan tidak ada menemukan mereka membantu. Jangan main klaim saja. Bantulah perintah dan warga yang dilanda bencana," ketusnya.

Dia mengeluhkan, kebakaran hutan lahan di Meranti karena ketidakpekaan pihak perusahaan. Hasil pengamatan, pihak perusahaan hanya menjaga areal konsesinya.

"Kalau personil PT SRL hanya menjaga areal perusahaan untuk apa. Mereka cari makan disini tapi tidak mau membantu. Kita personil ada, tapi kekurangan peralatan pemadaman. Jadi bantulah. Kita BPBD, TNI, Polri tidak punya areal, tapi kita memadamkan kebakaran," sebutnya.

"Kalaulah perusahan mau bantu pasti kebakaran tidak meluas. Contohkan kebakaran terjadi di Desa Bungur, terus meluas ke Desa Sokop dan meluas lagi ke Desa Tebun yang merupakan wilayah yang berdekatan dengan konsesi PT SRL. Karena kebakaran meluas, pengamatan kita areal HTI mereka ikut terbakar. Seharusnya, kebakaran bisa diantisipasi kalau perusahaan mau memblokade api saat kebakaran berada di Desa Tebun. Ini perusahaan hanya berjaga di arealnya saja, untuk apa?" keluhnya.

Edy menyatakan kebakaran di Kepualuan Meranti juga terjadi di Desa Sungai Gayung Kiri dan dan derah lainnya. "Perusahaankan punya alat-alat pemadaman yang kebakaran yang lengkap, alat berat juga ada. Ayo bantu warga dan pemerintahlah. Harus banyak bekerja, bukan bicara sana sini perusahaan ikut padamkan, tapi nyatanya kami selama 20 hari berjibaku padamakan, tidak menemukan personil perusahaan membantu," ujarnya.

Sementara Humas PT SRL, Abdul Hadi membantah pihaknya tidak ikut membantu pemadaman kebakaran di Meranti. "Tidak benar kita tidak bantu. Contohnya saat terjadi kebakaran di Sungai Gaung Kiri kita mengerahkan 25 personel. Kebakaran di Sungai Gayung mencapai 30 hektaer. Lokasi kebakaran jauh dari konsesi perusahaan, tapi kita ikut bantu," bantah Hadi.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1032 seconds (0.1#10.140)