Rekonstruksi Kasus Pelemparan Batu Digelar di Jalan Yogya-Solo

Kamis, 14 Februari 2019 - 18:10 WIB
Rekonstruksi Kasus Pelemparan...
Rekonstruksi Kasus Pelemparan Batu Digelar di Jalan Yogya-Solo
A A A
SLEMAN - Rekontruksi kasus pelemparan batu digelar Polres Sleman di Jalan Yogya-Solo km 12,5 Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Kamis (14/2/2019). Rekonstruksi dilakukan di 6 tempat dan satu tempat rata-rata ada dua adegan, jadi total ada 12 adegan yang diperagakan.

“Rekonstruksi ini untuk membuat gambaran kejadian waktu itu agar lebih jelas. Seperti petunjuk Jaksa,"kata Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Anggaito Hadi Prabowo di sela-sela rekonstruksi.

Rekonstruksi untuk melengkapi berkas, sebelum dilimpahkan ke kejaksaan negeri (Kejari) Sleman untuk proses hukum selanjutnya. Dalam rekonstruksi ini, para tersangka memperagakan 12 adegan. Adegan pertama RC dan DN mengambil batu di utara masjid An-Nurumi di Jalan Solo Km 15, Candisari, Tirtomartani, Kalasan.

Kemudian melaju ke arah timur dan putar arah ke barat. Sesampainya di depan Pom bensin, mereka bertemu dengan kelompok lainnya serta bergabung. Hingga sampai di tempat kejadian perkara (TKP) melempar batu dan mengenai warga Klaten yang mengendari sepeda motor dari arah barat yang sedang lewat di lokasi itu.

Mendapat lemparan batu, awalnya warga Klaten yang berboncengan dengan adiknya masih bisa mengendari sepeda motornya. Namun setelah beberapa meter dari lokasi kejadian terjatuh di sisi utara jalan dan ditolong warga serta dibawa ke RSI Yogyakarta yang tidak jauh dari tempat ini. Setelah mendapat perawat pertama, RSI Yogyakarta merujuk ke RSUP Sardjito. Namun karena lukanya cukup parah tidak tertolong.

Anggaito menambahkan reka ulang dilakukan berdasarkan fakta keterangan saksi dan olah tempat kejadian perkara, batu ditemukan di lokasi. Setelah rekonstruksi, tahap pertama adalah mengirim berkas ke kejaksaan.

Ibu tersangka RC, Ami Suratmi mengaku, rekonstruksi itu tidak sesuai dengan fakta di lapangan, sebab anaknya tidak pernah melewati jalan Yogya-Solo saat kejadian. Menurut dia anaknya beserta temannya justru melewati Jalan Selokan Mataran.

"Anak saya tidak pernah lewat Jalan Solo saat kejadian, saya ada saksinya. Saya menilai kalau rekonstruksi ini tidak sesuai dengan fakta. Bahkan anak saya pernah mendapat ancaman kalau tidak mengakui," tandasnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8820 seconds (0.1#10.140)