2 Rekan Bisnis Nuryanto Korban Mutilasi di Malaysia Masih Ditahan
A
A
A
BANDUNG - Dua rekan bisnis Ujang Nuryanto korban mutilasi di Malaysia, Iqbal alias Jimy dan M Abbas masih ditahan Polisi Diraja Malaysia, pasca ditemukannya dua mayat termutilasi di Sungai Baloh, Selangor, Malaysia pada 26 Januari 2019.
Namun, kedua pria itu belum ditetapkan sebagai tersangka. Mereka masih diperiksa sebagai saksi karena selama di Malaysia, Nuryanto berkomunikasi dan bertemu dengan Iqbal alias Jimy dan M Abbas yang merupakan warga negara Pakistan tersebut.
"Iqbal yang dipanggil Jimy dan M Abbas yang ditemui Nuryanto, yang sekarang ditahan karena diduga membunuh," kata Deki Rusdiana, kuasa hukum keluarga korban Nuryanto, Kamis (14/2/2019).
Dia mengemukakan, Iqbal alias Jimy merupakan pria yang pertama kali dihubungi oleh adik kandung korban pada 22 Januari karena telepon seluler korban tak aktif sejak 21 Januari 2019. Kemudian Jimy membantu mencari hotel tempat korban Nuryanto menginap.
Jimy, ujar Deki, menemukan hotel itu tetapi tak mendapati Nuryanto di sana. Di kamar hotel yang tempati korban hanya barang-barang milik Nuryanto, seperti tas, pakaian, dan sepatu.
"Jimy ini yang melaporkan kasus orang hilang ke Polisi Diraja Malaysia. Setelah itu ada penemuan mayat pada 26 Januari," ujar dia.
Deki menuturkan, selain nama Jimy dan M Abbas, ada satu pengusaha lagi, bernama Mahatir yang berbisnis dengan Ujang Nuryanto. "Namun Mahatir ini ga terkait dengan kasus mutilasi itu. Dia hanya ada bisnis dengan Nuryanto," tutur Deki.
Sementara Meli istri alm Nuryanto menuturkan, suaminya Ujang Nuryanto berangkat dua hari sebelum ulang tahun ke-37 pada 17 Januari 2019. "Suami saya ulang tahun tanggal 19 Januari. Saya sempat SMS dan WhatsApp mengucapkan selamat ulang tahun," tutur Meli, sambil sesekali menyeka air matanya.
Selama satu tahun terakhir, ungkap dia, suaminya itu sering berangkat ke Malaysia untuk urusan bisnis, menagih uang pembayaran atas kain yang dikirimkan Nuryanto ke rekan bisnisnya. Biasanya, Nuryanto sepekan berada di Negeri Jiran itu, lalu kembali ke Bandung.
"Suami saya rencananya pulang tanggal 22 Januari penerbangan pagi. Saat 21 Januari, sejak pagi, siang, dan setelah Magrib masih komunikasi via WhatsApp," ungkap dia.
Pada malam 21 Januari, muncul firasat lantaran anak bungsunya yang berusia 2 tahun menangis dan rewel. "Anak saya yang ketiga ini nangis terus dan rewel. Usianya baru 2 tahun lebih. Lalu saya meminta anak saya yang sulung untuk menelepon ayahnya," ungkap Meli.
Namun, Ujang Nuryanto sulit untuk dihubungi. Keesokan harinya 22 Januari, telepon seluler Nuryanto pun tidak aktif. "Karena ditelepon susah dan anak rewel, pas dengar kabar tanggal 30 Januari lalu, saya berpikir bahwa mungkin ini firasatnya," kata Meli.
Setelah menelepon berulang tak aktif (pada 22 Januari), Meli menghubungi adik ipar (adik kandung Ujang Nuryanto). "Saya lalu menghubungi adik suami saya dan meminta mengecek jadwal kepulangan suami saya dengan maskapai apa dan penerbangan siang atau sore," ujar dia.
Adik iparnya, menurut Meli lalu mencari informasi dan mencari kontak nomor HP di ruko. "Adik ipar saya lalu ke ruko, mencari data nomor telepon orang Malaysia tersebut. Lalu didapatlah nomor atas nama Jimi. Pas adik suami saya nelpon, Jimi ini mengecek ke beberapa hotel. Hotel tempat Nuryanto menginap ditemukan dan barang-barang milik suami saya masih ada di kamar hotel itu," tutur Meli.
Selang empat hari kemudian atau 26 Januari 2019, Jimi rekanan bisnis Nuryanto di Malaysia memberikan kabar buruk tentang ditemukannya sesosok mayat tanpa anggota tubuh lengkap. "Setelah dapat informasi itu, adik suami saya berangkat ke Malaysia pada 30 Januari untuk mengecek kebenarannya," ungkap dia.
Namun, kedua pria itu belum ditetapkan sebagai tersangka. Mereka masih diperiksa sebagai saksi karena selama di Malaysia, Nuryanto berkomunikasi dan bertemu dengan Iqbal alias Jimy dan M Abbas yang merupakan warga negara Pakistan tersebut.
"Iqbal yang dipanggil Jimy dan M Abbas yang ditemui Nuryanto, yang sekarang ditahan karena diduga membunuh," kata Deki Rusdiana, kuasa hukum keluarga korban Nuryanto, Kamis (14/2/2019).
Dia mengemukakan, Iqbal alias Jimy merupakan pria yang pertama kali dihubungi oleh adik kandung korban pada 22 Januari karena telepon seluler korban tak aktif sejak 21 Januari 2019. Kemudian Jimy membantu mencari hotel tempat korban Nuryanto menginap.
Jimy, ujar Deki, menemukan hotel itu tetapi tak mendapati Nuryanto di sana. Di kamar hotel yang tempati korban hanya barang-barang milik Nuryanto, seperti tas, pakaian, dan sepatu.
"Jimy ini yang melaporkan kasus orang hilang ke Polisi Diraja Malaysia. Setelah itu ada penemuan mayat pada 26 Januari," ujar dia.
Deki menuturkan, selain nama Jimy dan M Abbas, ada satu pengusaha lagi, bernama Mahatir yang berbisnis dengan Ujang Nuryanto. "Namun Mahatir ini ga terkait dengan kasus mutilasi itu. Dia hanya ada bisnis dengan Nuryanto," tutur Deki.
Sementara Meli istri alm Nuryanto menuturkan, suaminya Ujang Nuryanto berangkat dua hari sebelum ulang tahun ke-37 pada 17 Januari 2019. "Suami saya ulang tahun tanggal 19 Januari. Saya sempat SMS dan WhatsApp mengucapkan selamat ulang tahun," tutur Meli, sambil sesekali menyeka air matanya.
Selama satu tahun terakhir, ungkap dia, suaminya itu sering berangkat ke Malaysia untuk urusan bisnis, menagih uang pembayaran atas kain yang dikirimkan Nuryanto ke rekan bisnisnya. Biasanya, Nuryanto sepekan berada di Negeri Jiran itu, lalu kembali ke Bandung.
"Suami saya rencananya pulang tanggal 22 Januari penerbangan pagi. Saat 21 Januari, sejak pagi, siang, dan setelah Magrib masih komunikasi via WhatsApp," ungkap dia.
Pada malam 21 Januari, muncul firasat lantaran anak bungsunya yang berusia 2 tahun menangis dan rewel. "Anak saya yang ketiga ini nangis terus dan rewel. Usianya baru 2 tahun lebih. Lalu saya meminta anak saya yang sulung untuk menelepon ayahnya," ungkap Meli.
Namun, Ujang Nuryanto sulit untuk dihubungi. Keesokan harinya 22 Januari, telepon seluler Nuryanto pun tidak aktif. "Karena ditelepon susah dan anak rewel, pas dengar kabar tanggal 30 Januari lalu, saya berpikir bahwa mungkin ini firasatnya," kata Meli.
Setelah menelepon berulang tak aktif (pada 22 Januari), Meli menghubungi adik ipar (adik kandung Ujang Nuryanto). "Saya lalu menghubungi adik suami saya dan meminta mengecek jadwal kepulangan suami saya dengan maskapai apa dan penerbangan siang atau sore," ujar dia.
Adik iparnya, menurut Meli lalu mencari informasi dan mencari kontak nomor HP di ruko. "Adik ipar saya lalu ke ruko, mencari data nomor telepon orang Malaysia tersebut. Lalu didapatlah nomor atas nama Jimi. Pas adik suami saya nelpon, Jimi ini mengecek ke beberapa hotel. Hotel tempat Nuryanto menginap ditemukan dan barang-barang milik suami saya masih ada di kamar hotel itu," tutur Meli.
Selang empat hari kemudian atau 26 Januari 2019, Jimi rekanan bisnis Nuryanto di Malaysia memberikan kabar buruk tentang ditemukannya sesosok mayat tanpa anggota tubuh lengkap. "Setelah dapat informasi itu, adik suami saya berangkat ke Malaysia pada 30 Januari untuk mengecek kebenarannya," ungkap dia.
(sms)