Selain LRT, Transjakarta Terintegrasi dengan MRT di Stasiun Dukuh Atas
![Selain LRT, Transjakarta...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/content/2019/01/13/171/1370109/selain-lrt-transjakarta-terintegrasi-dengan-mrt-di-stasiun-dukuh-atas-k4k-thumb.jpg)
Selain LRT, Transjakarta Terintegrasi dengan MRT di Stasiun Dukuh Atas
A
A
A
JAKARTA - Integrasi Transjakarta dan Light Rapid Transit (LRT) mulai dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Jembatan penghubung akan dibangun antara halte Transjakarta dan Stasiun LRT.
Tak hanya dengan LRT, Transjakarta juga dipastikan terintegrasi dengan Mass Rapid Transit atau Angkutan Cepat Terpadu Jakarta (MRT) di Stasiun Dukuh Atas. Termasuk mengintegrasikan dengan moda transportasi umum lainnya.
Direktur Teknik dan Fasilitas PT Transjakarta, Wijanarko, menyebutkan, pihaknya tengah menyempurnakan kartu Jak Lingko yang bisa digunakan di semua layanan transportasi di Jakarta.
Apabila nantinya telah beroperasi, Wijanarko memastikan promo dan gimik akan dibuat agar masyarakat mau menggunakan moda transportasi umum.
“Insya Allah Februari bisa kok. Kita sekarang tengah menyempurnakan,” kata Wijanarko sembari memastikan pengoperasian Jak Lingko tak membuat e money berakhir.
Selain itu, Wijanarko melanjutkan, pihaknya bakal menambah minat dalam integrasi. Transjakarta akan memperpanjang halte menjadi 30 meter sebelum akhirnya nanti membangun beberapa rute baru guna mendorong masyarakat menggunakan transportasi umum.
“Kalau variatif, Insya Allah masyarakat mau menggunakan Transjakarta,” ucapnya. (Baca juga: Transjakarta dan LRT Terintegrasi, Mirip Bandara Internasional)
Selian itu, ke depan Transjakarta juga akan membuat park n ride di beberapa halte sentral. Pembuatan park n ride diyakini akan membuat masyarakat memilih menggunakan transportasi umum dan meninggalkan kendaraan pribadi.
Sementara itu, pengamat transportasi dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, yakin integrasi akan membuat masyarakat mau menggunakan moda transportasi umum. Karena itu, ia mendorong integrasi antarmoda dilakukan agar transportasi umum kian digemari masyarakat.
Selain integrasi, ia juga menyarankan pembangunan park n ride di beberapa lokasi halte. Dengan ditambah penentuan tarif parkir berdasarkan zonasi, maka Nirwono yakin pengurangan kendaraan pribadi bisa secepatnya dilakukan.
Meski demikian, Nirwono tak sependapat dengan pembangunan LRT. Ia melihat LRT tak memiliki nilai investasi baik bagi masyrakat. Ia lebih mendukung investasi untuk KRL Commuter Line. Sebab Commuter Line jauh lebih baik dibandingkan LRT.
“Penumpang KRL juga jauh lebih banyak dan dapat menghubungkan kawasan satelit di pinggir Jakarta,” tutupnya.
Tak hanya dengan LRT, Transjakarta juga dipastikan terintegrasi dengan Mass Rapid Transit atau Angkutan Cepat Terpadu Jakarta (MRT) di Stasiun Dukuh Atas. Termasuk mengintegrasikan dengan moda transportasi umum lainnya.
Direktur Teknik dan Fasilitas PT Transjakarta, Wijanarko, menyebutkan, pihaknya tengah menyempurnakan kartu Jak Lingko yang bisa digunakan di semua layanan transportasi di Jakarta.
Apabila nantinya telah beroperasi, Wijanarko memastikan promo dan gimik akan dibuat agar masyarakat mau menggunakan moda transportasi umum.
“Insya Allah Februari bisa kok. Kita sekarang tengah menyempurnakan,” kata Wijanarko sembari memastikan pengoperasian Jak Lingko tak membuat e money berakhir.
Selain itu, Wijanarko melanjutkan, pihaknya bakal menambah minat dalam integrasi. Transjakarta akan memperpanjang halte menjadi 30 meter sebelum akhirnya nanti membangun beberapa rute baru guna mendorong masyarakat menggunakan transportasi umum.
“Kalau variatif, Insya Allah masyarakat mau menggunakan Transjakarta,” ucapnya. (Baca juga: Transjakarta dan LRT Terintegrasi, Mirip Bandara Internasional)
Selian itu, ke depan Transjakarta juga akan membuat park n ride di beberapa halte sentral. Pembuatan park n ride diyakini akan membuat masyarakat memilih menggunakan transportasi umum dan meninggalkan kendaraan pribadi.
Sementara itu, pengamat transportasi dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, yakin integrasi akan membuat masyarakat mau menggunakan moda transportasi umum. Karena itu, ia mendorong integrasi antarmoda dilakukan agar transportasi umum kian digemari masyarakat.
Selain integrasi, ia juga menyarankan pembangunan park n ride di beberapa lokasi halte. Dengan ditambah penentuan tarif parkir berdasarkan zonasi, maka Nirwono yakin pengurangan kendaraan pribadi bisa secepatnya dilakukan.
Meski demikian, Nirwono tak sependapat dengan pembangunan LRT. Ia melihat LRT tak memiliki nilai investasi baik bagi masyrakat. Ia lebih mendukung investasi untuk KRL Commuter Line. Sebab Commuter Line jauh lebih baik dibandingkan LRT.
“Penumpang KRL juga jauh lebih banyak dan dapat menghubungkan kawasan satelit di pinggir Jakarta,” tutupnya.
(thm)