Prosentase Kehidupan Bayi Tanpa Batok Kepala Sangat Kecil
A
A
A
KOTAWARINGIN BARAT - Kasus kelahiran bayi tanpa batok kepala yang dialami Rahmad Hidayat (3 hari) warga Jalan Gusti Abdullah, RT 3, Kelurahan Raja Seberang, Kecamatan Arut Selatan (Arsel), Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng sangat jarang terjadi di Indonesia.
Jika di rata-rata dalam seribu kelahiran hanya ada satu yang terjadi seperti itu. Hal ini disampaikan Plt Direktur RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, Fachruddin saat diwawancara MNC Media di rumah sakit, Rabu (9/2/2029).
Ia mengatakan, saat ini setelah dua hari dirawat di rumah sakit, kondisi sang bayi masih dalam kondisi stabil dan sehat. Namun berdasarkan sejumlah kasus di Indonesia bahkan dunia, bayi yang lahir tanpa batok kepala tidak bisa bertahan hidup lama.
"Sebab kepala itu organ vital yang didalamnya otak. Jika tanpa pelindung maka akan rentan dengan masuknya bakteri atau virus. Jadi kemungkinan hidup itu sangat kecil. Tapi kita tetap berusaha maksimal. Semua ditentukan Tuhan," ujarnya.
Saat ini, lanjut dia, dokter yang menangani terus bekerja maksimal supaya bayi malang tersebut tetap bertahan hidup. Bayi Rahmad kini ditaruh di inkubator ruang NICU gedung Perinatologi RSUD SI. "Ya kita hanya bisa memberikan pengobatan dan perawatan yang dibutuhkan. Kita doakan bersama saja semoga bayi Rahmad tetap bisa bertahan hidup lama," pungkasnya.
Jika di rata-rata dalam seribu kelahiran hanya ada satu yang terjadi seperti itu. Hal ini disampaikan Plt Direktur RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, Fachruddin saat diwawancara MNC Media di rumah sakit, Rabu (9/2/2029).
Ia mengatakan, saat ini setelah dua hari dirawat di rumah sakit, kondisi sang bayi masih dalam kondisi stabil dan sehat. Namun berdasarkan sejumlah kasus di Indonesia bahkan dunia, bayi yang lahir tanpa batok kepala tidak bisa bertahan hidup lama.
"Sebab kepala itu organ vital yang didalamnya otak. Jika tanpa pelindung maka akan rentan dengan masuknya bakteri atau virus. Jadi kemungkinan hidup itu sangat kecil. Tapi kita tetap berusaha maksimal. Semua ditentukan Tuhan," ujarnya.
Saat ini, lanjut dia, dokter yang menangani terus bekerja maksimal supaya bayi malang tersebut tetap bertahan hidup. Bayi Rahmad kini ditaruh di inkubator ruang NICU gedung Perinatologi RSUD SI. "Ya kita hanya bisa memberikan pengobatan dan perawatan yang dibutuhkan. Kita doakan bersama saja semoga bayi Rahmad tetap bisa bertahan hidup lama," pungkasnya.
(nag)