Zaenal Mustofa, Manusia Mini Aktivis Mahasiswa Hafidzul Quran
A
A
A
SAMARINDA - Mengalami keterbatasan fisik tidak menjadikan dia minder dan rendah diri. Dia tetap semangat menjadi aktivis mahasiswa intrakampus. Bahkan memimpin organisasi bergengsi, kumpulan para hafidzul quran.
Dialah Zainal Musthofa, Ketua Umum Jam'iyyatul Qurra wal Hufadz (JQH) IAIN Samarinda Periode 2017-2018. Dari sisi tubuhnya, terlihat mini atau kebanyakan orang menyebut cebol, tapi semangatnya tidak kalah dengan mahasiswa lain. Namanya tidak asing lagi di kalangan mahasiswa, kampus di wilayah Kalimantan Timur yang kaya akan batubara ini.
Zainal lahir di Temanggung 21 tahun yang lalu tepatnya, 24 Juni 1997. Dia berasal dari keluarga sederhana yang taat beragama. Di temui di kampusnya, Selasa (18/12/2018), Zaenal mengaku baru menyelesaikan hafalan Alqurannya 1-2 juz dan kini bersama teman-temannya di UKM JQH, sedang melakukan program melahirkan para tahfidzul quran.
"Mengafal Alquran adalah pilihan dan menjadi impian bagi banyak orang, karenanya dinilai sangat mulia di sisi Allah," kata Zainal.
JQH merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di bawah Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Samarinda. Saat ini mempunyai anggota lebih dari 1.000 orang dan mempunyai 5 Devisi Program Strategis, yaitu Hafidz Quran, Tilawah Quran, Tafsirul Alquran, Tahsinul Quran, dan Kaligrafi.
"Alhamdulillah berkat kerja keras segenap pengurus JQH, penerimaan anggota baru (Petaba) tahun akademik 2018 berhasil merekrut 600 orang anggota," kata Zaenal.
Bejibun prestasi telah ditorehkan mengharumkan nama IAIN Samarinda oleh UKM yang di pimpin Zianal. Meraih Juara Umum pada MTQ ke-II se-Kalimantan Timur dan Festival di Universitas Mulawarman tahun ini, berhasil meraih Juara I Tilawah Putra dan Putri dan Juara I Dakwah serta Juara II cabang fahmil quran.
Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan di bidang pengembangan Alquran, pada masa kepemimpinan Zainal telah mengajak 55 anggotanya untuk studi banding ke LPPQ UIN Antasari Banjarmasin. "Saya bangga telah mengajak kawan-kawan saya untuk menimba pengalaman di UIN Banjarmasin," kenang pria yang bercita-cita ingin jadi presiden ini.
Bagi alumnus Pondok Pesantren Nurul Islam Tenggarong Kutai Kartanegara ini, JQH bukan hanya tempat berkumpulnya para penghafal Alquran, tetapi juga diharapkan dapat mengimplementasikan ilmunya ke tengah-tengah masyarakat. "Pada setiap bulan Ramadan aktivis UKM JQH kami ajak melakukan program bakti sosial keagamaan di sekitar Samarinda, khususnya di daerah pelosok," kata Zaenal.
Di antara kegiatan bakti sosial keagamaan yang dilakoni adalah kultum sebelum tarawih, tadarus Alquran, menjadi imam salat 5 waktu, mengisi taklim menjelang berbuka puasa dan mengadakan pesantren kilat di sekolah terdekat. Selain itu ada pelbagai perlombaan Islami dan problem solving untuk masyarakat.
Pada tahun yang akan datang, UKM JQH menargetkan sekitar 15 masjid menjadi objek pengabdian. "kaum muda seperti kita ini harus dikenalkan masjid sebagai pusat pendidikan dan peradaban Islam," kata Zaenal.
Ditanya cita-citanya, Zaenal Musthofa menjawab ingin menjadi pemimpin yang multitalenta. "Mau jadi gubernur kemudian lanjut menjadi presiden," katanya sambil terkekeh.
Divisi Tahsin Quran di semester satu ini telah mempunyai 15 kader yang siap di-upgrade untuk menjadi instruktur/guru dan terjun ke masyarakat. Sementara Divisi Tahfidz telah memiliki banyak mahasiswa baru yang telah mengahapal 2-3 juz.
Untuk mengakhiri periode kepengurusannya, Zainal telah merencanakan Reuni Akbar JQH dari periode 2008-2017 dengan target peserta 1000 orang. "Program ini akan menambah semangat dan motivasi warga JQH, apalagi bertemu dengan lintas generasi," kata pria yang tinggal di asrama mahasiswa ini. Selanjutnya akan ditutup dengan Musyawarah Besar untuk memilih pemimpin JQH yang baru untuk satu periode mendatang.
Dialah Zainal Musthofa, Ketua Umum Jam'iyyatul Qurra wal Hufadz (JQH) IAIN Samarinda Periode 2017-2018. Dari sisi tubuhnya, terlihat mini atau kebanyakan orang menyebut cebol, tapi semangatnya tidak kalah dengan mahasiswa lain. Namanya tidak asing lagi di kalangan mahasiswa, kampus di wilayah Kalimantan Timur yang kaya akan batubara ini.
Zainal lahir di Temanggung 21 tahun yang lalu tepatnya, 24 Juni 1997. Dia berasal dari keluarga sederhana yang taat beragama. Di temui di kampusnya, Selasa (18/12/2018), Zaenal mengaku baru menyelesaikan hafalan Alqurannya 1-2 juz dan kini bersama teman-temannya di UKM JQH, sedang melakukan program melahirkan para tahfidzul quran.
"Mengafal Alquran adalah pilihan dan menjadi impian bagi banyak orang, karenanya dinilai sangat mulia di sisi Allah," kata Zainal.
JQH merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di bawah Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Samarinda. Saat ini mempunyai anggota lebih dari 1.000 orang dan mempunyai 5 Devisi Program Strategis, yaitu Hafidz Quran, Tilawah Quran, Tafsirul Alquran, Tahsinul Quran, dan Kaligrafi.
"Alhamdulillah berkat kerja keras segenap pengurus JQH, penerimaan anggota baru (Petaba) tahun akademik 2018 berhasil merekrut 600 orang anggota," kata Zaenal.
Bejibun prestasi telah ditorehkan mengharumkan nama IAIN Samarinda oleh UKM yang di pimpin Zianal. Meraih Juara Umum pada MTQ ke-II se-Kalimantan Timur dan Festival di Universitas Mulawarman tahun ini, berhasil meraih Juara I Tilawah Putra dan Putri dan Juara I Dakwah serta Juara II cabang fahmil quran.
Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan di bidang pengembangan Alquran, pada masa kepemimpinan Zainal telah mengajak 55 anggotanya untuk studi banding ke LPPQ UIN Antasari Banjarmasin. "Saya bangga telah mengajak kawan-kawan saya untuk menimba pengalaman di UIN Banjarmasin," kenang pria yang bercita-cita ingin jadi presiden ini.
Bagi alumnus Pondok Pesantren Nurul Islam Tenggarong Kutai Kartanegara ini, JQH bukan hanya tempat berkumpulnya para penghafal Alquran, tetapi juga diharapkan dapat mengimplementasikan ilmunya ke tengah-tengah masyarakat. "Pada setiap bulan Ramadan aktivis UKM JQH kami ajak melakukan program bakti sosial keagamaan di sekitar Samarinda, khususnya di daerah pelosok," kata Zaenal.
Di antara kegiatan bakti sosial keagamaan yang dilakoni adalah kultum sebelum tarawih, tadarus Alquran, menjadi imam salat 5 waktu, mengisi taklim menjelang berbuka puasa dan mengadakan pesantren kilat di sekolah terdekat. Selain itu ada pelbagai perlombaan Islami dan problem solving untuk masyarakat.
Pada tahun yang akan datang, UKM JQH menargetkan sekitar 15 masjid menjadi objek pengabdian. "kaum muda seperti kita ini harus dikenalkan masjid sebagai pusat pendidikan dan peradaban Islam," kata Zaenal.
Ditanya cita-citanya, Zaenal Musthofa menjawab ingin menjadi pemimpin yang multitalenta. "Mau jadi gubernur kemudian lanjut menjadi presiden," katanya sambil terkekeh.
Divisi Tahsin Quran di semester satu ini telah mempunyai 15 kader yang siap di-upgrade untuk menjadi instruktur/guru dan terjun ke masyarakat. Sementara Divisi Tahfidz telah memiliki banyak mahasiswa baru yang telah mengahapal 2-3 juz.
Untuk mengakhiri periode kepengurusannya, Zainal telah merencanakan Reuni Akbar JQH dari periode 2008-2017 dengan target peserta 1000 orang. "Program ini akan menambah semangat dan motivasi warga JQH, apalagi bertemu dengan lintas generasi," kata pria yang tinggal di asrama mahasiswa ini. Selanjutnya akan ditutup dengan Musyawarah Besar untuk memilih pemimpin JQH yang baru untuk satu periode mendatang.
(amm)