Kepolisian Klaim Telah Kuasai Keadaan di Nduga Papua
A
A
A
SLEMAN - Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Muhammmad Iqbal menyatakan secara umum kepolisian telah menguasai keadaan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua paska pembantaian terhadap puluhan pekerja PT Istaka Karya oleh kelompok separatis OPM. Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin Siregar dan Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring langsung memimpin penanganan peristiwa tersebut.
"Ada belasan korban tewas sudah dievakuasi bahkan sudah dipertemukan dengan keluarga. Termasuk beberapa masyarakat juga sudah berhasil dievakuasi serta puluhan pekerja yang menjadi tawanan juga sudah dibebaskan," kata Iqbal usai upacara peresmian Tipe A Polda DIY di halaman Mapolda setempat, Jumat (7/12/2018).
Namun Iqbal masih enggan menyebutkan secara detail jumlah pasti korban tewas dalam peristiwa tersebut. Alasannya, saat ini masih dalam pengolahan perkara di lokasi serta penyelidikan dan penyidikan.
"Insya Allah kita akan pastikan berapa angka yang meninggal dunia sampai hari ini karena dugaan pembunuhan akibat penembakan oleh kelompok kriminal bersenjata ini," ujarnya.
Menurut Iqbal, meski telah mengetahui kelompok yang melakukan penembakan, tapi TNI dan Polri tetap akan mengedepan proses hukum. Aparat akan mengejar pelaku dan menangkapnya untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka. "Karena ittu kami minta doa dan dukungan. Kepolisian dibantu TNI akan berada di garis depan," katanya.
Meski OPM telah menyatakan bertanggung jawab atas peristiwa itu, tapi Iqbal belum bisa memastikan pelaku berasal dari kelompok mana. Dia meminta untuk tidak terpancing propaganda. Sebab pihaknya sedang bergerak untuk penegakan hukum.
"Beri waktu kami untuk bekerja. Nanti kalau sudah clear semua, baru kami bisa jawab kelompok mana yang bermain. Ada afiliasi tidak dengan OPM," ujarnya.
Mengenai kendala yang dihadapi, menurut Iqbal, adalah geografis Nduga yang merupakan daerah pegunungan, lembah, jurang. Selain itu, cuaca buruk dan minimnya penerangan juga menjadi kendala tersendiri. Namun, kata Iqbal, pihaknya telah menerjunkan pasukan terpilih menuju ke lokasi. Termasuk, Wakapolri Komjen Ari Dono Sukmanto dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang saat ini masih di lokasi.
"Kita jamin Papua, Papua Barat, dan seluruh Indonesia aman," ujarnya.
Menurut Iqbal, proses penegakan hukum bisa dilakukan dengan paksa apabila mereka melakukan perlawanan yang membahayakan nyawa petugas atau masyarakat lain. Caranya bisa dengan pelumpuhan atau pun mematikan.
"Negara tidak boleh kalah oleh siapa pun apalagi oleh kelompok-kelompok kriminal bersenjata. Keji sekali terhadap orang-orang yang sedang bekerja untuk membangun Papua," katanya.
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian untuk masalah ini secara teknis menyerahkan kepada Kepala Divisi Humas Polri. "Untuk masalah Papua, nanti sama Kepala Divisi Humas Pak Iqbal," kata Tito.
"Ada belasan korban tewas sudah dievakuasi bahkan sudah dipertemukan dengan keluarga. Termasuk beberapa masyarakat juga sudah berhasil dievakuasi serta puluhan pekerja yang menjadi tawanan juga sudah dibebaskan," kata Iqbal usai upacara peresmian Tipe A Polda DIY di halaman Mapolda setempat, Jumat (7/12/2018).
Namun Iqbal masih enggan menyebutkan secara detail jumlah pasti korban tewas dalam peristiwa tersebut. Alasannya, saat ini masih dalam pengolahan perkara di lokasi serta penyelidikan dan penyidikan.
"Insya Allah kita akan pastikan berapa angka yang meninggal dunia sampai hari ini karena dugaan pembunuhan akibat penembakan oleh kelompok kriminal bersenjata ini," ujarnya.
Menurut Iqbal, meski telah mengetahui kelompok yang melakukan penembakan, tapi TNI dan Polri tetap akan mengedepan proses hukum. Aparat akan mengejar pelaku dan menangkapnya untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka. "Karena ittu kami minta doa dan dukungan. Kepolisian dibantu TNI akan berada di garis depan," katanya.
Meski OPM telah menyatakan bertanggung jawab atas peristiwa itu, tapi Iqbal belum bisa memastikan pelaku berasal dari kelompok mana. Dia meminta untuk tidak terpancing propaganda. Sebab pihaknya sedang bergerak untuk penegakan hukum.
"Beri waktu kami untuk bekerja. Nanti kalau sudah clear semua, baru kami bisa jawab kelompok mana yang bermain. Ada afiliasi tidak dengan OPM," ujarnya.
Mengenai kendala yang dihadapi, menurut Iqbal, adalah geografis Nduga yang merupakan daerah pegunungan, lembah, jurang. Selain itu, cuaca buruk dan minimnya penerangan juga menjadi kendala tersendiri. Namun, kata Iqbal, pihaknya telah menerjunkan pasukan terpilih menuju ke lokasi. Termasuk, Wakapolri Komjen Ari Dono Sukmanto dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang saat ini masih di lokasi.
"Kita jamin Papua, Papua Barat, dan seluruh Indonesia aman," ujarnya.
Menurut Iqbal, proses penegakan hukum bisa dilakukan dengan paksa apabila mereka melakukan perlawanan yang membahayakan nyawa petugas atau masyarakat lain. Caranya bisa dengan pelumpuhan atau pun mematikan.
"Negara tidak boleh kalah oleh siapa pun apalagi oleh kelompok-kelompok kriminal bersenjata. Keji sekali terhadap orang-orang yang sedang bekerja untuk membangun Papua," katanya.
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian untuk masalah ini secara teknis menyerahkan kepada Kepala Divisi Humas Polri. "Untuk masalah Papua, nanti sama Kepala Divisi Humas Pak Iqbal," kata Tito.
(amm)