KBI Ingatkan Keberagaman Adalah Penguat Pondasi Bangsa
A
A
A
MAKASSAR - Perbedaan agama, suku, ras dan bahasa di Indonesia merupakan kekayaan luhur sekaligus potensi besar bagi Indonesia untuk menjadi bangsa yang maju dan kuat.
“Bagaimana pun, negara Indonesia ini dibangun di atas keberagaman masyarakat di dalamnya. Dari dulu, keragaman tersebut justru menjadi penguat pondasi bernegara," ujar Milastri dari Komunitas Bela Indonesia (KBI) di sela pelatihan juru bicara Pancasila di Makassar dalam siaran pers yang diterima, Rabu (5/12/2018).
Milasri mengatakan, belakangan ini, oleh sebagian orang, keberagaman ini justru dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan. Oleh karenanya, kini, muncul banyak pemikiran-pemikiran intoleran yang merasa keyakinannya lebih baik dari keyakinan yang lain, kelompoknya lebih baik dari kelompok lain. Pandangan semacam ini menjadi salah satu faktor yang membuat kecintaan terhadap Pancasila kian menurun.
“Dalam survei LSI Denny JA, bisa kita temukan dukungan terhadap Pancasila semakin menurun tiap tahunnya. Pada 2015, dukungan masyarakat kepada Pancasila mencapai 85,2 persen dan pada 2018 menjadi 75.3 persen atau menurun sampai 10 persen. Di sisi lain, ada pemikiran lain yang menguat, yakni dukungan pada NKRI bersyariah yang terus bertambah, kini mencapai 13,2 persen pada 2018 dari awalnya 4,6 persen pada 2005 atau bertambah sebanyak 9 persen," tambah Milastri.
Berangkat dari hal itu, KBI berupaya mengawal peneguhan ideologi Pancasila dengan menyelenggarakan Pelatihan 1.000 Juru Bicara Pancasila di 25 kota di Indonesia. Salah satunya di Kota Makassar.
Pelatihan juru bicara ini dihadiri peserta dari berbagai latar belakang. Ada aktivis mahasiswa, mubaligh/pendeta, aktivis komunitas, pegiat literasi, jurnalis, dan dosen. Selain dari Sulawesi Selatan, pelatihan ini juga dihadiri oleh peserta dari Kalimanta Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara.
Jadikan Keberagaman Penguat Pondasi Bangsa
Perbedaan agama, suku, ras dan bahasa di Indonesia merupakan kekayaan luhur sekaligus potensi besar bagi Indonesia untuk menjadi bangsa yang maju dan kuat.
“Bagaimana pun, negara Indonesia ini dibangun di atas keberagaman masyarakat di dalamnya. Dari dulu, keragaman tersebut justru menjadi penguat pondasi bernegara," ujar Milastri dari Komunitas Bela Indonesia (KBI) di sela pelatihan juru bicara Pancasila di Makassar, Rabu (5/12/2018).
Milasri mengatakan, belakangan ini, oleh sebagian orang, keberagaman ini justru dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan. Oleh karenanya, kini, muncul banyak pemikiran-pemikiran intoleran yang merasa keyakinannya lebih baik dari keyakinan yang lain, kelompoknya lebih baik dari kelompok lain. Pandangan semacam ini menjadi salah satu faktor yang membuat kecintaan terhadap Pancasila kian menurun.
“Dalam survei LSI Denny JA, bisa kita temukan dukungan terhadap Pancasila semakin menurun tiap tahunnya. Pada 2015, dukungan masyarakat kepada Pancasila mencapai 85,2 persen dan pada 2018 menjadi 75.3 persen atau menurun sampai 10 persen. Di sisi lain, ada pemikiran lain yang menguat, yakni dukungan pada NKRI bersyariah yang terus bertambah, kini mencapai 13,2 persen pada 2018 dari awalnya 4,6 persen pada 2005 atau bertambah sebanyak 9 persen," tambah Milastri.
Berangkat dari hal itu, KBI berupaya mengawal peneguhan ideologi Pancasila dengan menyelenggarakan Pelatihan 1.000 Juru Bicara Pancasila di 25 kota di Indonesia. Salah satunya di Kota Makassar.
Pelatihan juru bicara ini dihadiri peserta dari berbagai latar belakang. Ada aktivis mahasiswa, mubaligh/pendeta, aktivis komunitas, pegiat literasi, jurnalis, dan dosen. Selain dari Sulawesi Selatan, pelatihan ini juga dihadiri oleh peserta dari Kalimanta Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara.
“Bagaimana pun, negara Indonesia ini dibangun di atas keberagaman masyarakat di dalamnya. Dari dulu, keragaman tersebut justru menjadi penguat pondasi bernegara," ujar Milastri dari Komunitas Bela Indonesia (KBI) di sela pelatihan juru bicara Pancasila di Makassar dalam siaran pers yang diterima, Rabu (5/12/2018).
Milasri mengatakan, belakangan ini, oleh sebagian orang, keberagaman ini justru dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan. Oleh karenanya, kini, muncul banyak pemikiran-pemikiran intoleran yang merasa keyakinannya lebih baik dari keyakinan yang lain, kelompoknya lebih baik dari kelompok lain. Pandangan semacam ini menjadi salah satu faktor yang membuat kecintaan terhadap Pancasila kian menurun.
“Dalam survei LSI Denny JA, bisa kita temukan dukungan terhadap Pancasila semakin menurun tiap tahunnya. Pada 2015, dukungan masyarakat kepada Pancasila mencapai 85,2 persen dan pada 2018 menjadi 75.3 persen atau menurun sampai 10 persen. Di sisi lain, ada pemikiran lain yang menguat, yakni dukungan pada NKRI bersyariah yang terus bertambah, kini mencapai 13,2 persen pada 2018 dari awalnya 4,6 persen pada 2005 atau bertambah sebanyak 9 persen," tambah Milastri.
Berangkat dari hal itu, KBI berupaya mengawal peneguhan ideologi Pancasila dengan menyelenggarakan Pelatihan 1.000 Juru Bicara Pancasila di 25 kota di Indonesia. Salah satunya di Kota Makassar.
Pelatihan juru bicara ini dihadiri peserta dari berbagai latar belakang. Ada aktivis mahasiswa, mubaligh/pendeta, aktivis komunitas, pegiat literasi, jurnalis, dan dosen. Selain dari Sulawesi Selatan, pelatihan ini juga dihadiri oleh peserta dari Kalimanta Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara.
Jadikan Keberagaman Penguat Pondasi Bangsa
Perbedaan agama, suku, ras dan bahasa di Indonesia merupakan kekayaan luhur sekaligus potensi besar bagi Indonesia untuk menjadi bangsa yang maju dan kuat.
“Bagaimana pun, negara Indonesia ini dibangun di atas keberagaman masyarakat di dalamnya. Dari dulu, keragaman tersebut justru menjadi penguat pondasi bernegara," ujar Milastri dari Komunitas Bela Indonesia (KBI) di sela pelatihan juru bicara Pancasila di Makassar, Rabu (5/12/2018).
Milasri mengatakan, belakangan ini, oleh sebagian orang, keberagaman ini justru dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan. Oleh karenanya, kini, muncul banyak pemikiran-pemikiran intoleran yang merasa keyakinannya lebih baik dari keyakinan yang lain, kelompoknya lebih baik dari kelompok lain. Pandangan semacam ini menjadi salah satu faktor yang membuat kecintaan terhadap Pancasila kian menurun.
“Dalam survei LSI Denny JA, bisa kita temukan dukungan terhadap Pancasila semakin menurun tiap tahunnya. Pada 2015, dukungan masyarakat kepada Pancasila mencapai 85,2 persen dan pada 2018 menjadi 75.3 persen atau menurun sampai 10 persen. Di sisi lain, ada pemikiran lain yang menguat, yakni dukungan pada NKRI bersyariah yang terus bertambah, kini mencapai 13,2 persen pada 2018 dari awalnya 4,6 persen pada 2005 atau bertambah sebanyak 9 persen," tambah Milastri.
Berangkat dari hal itu, KBI berupaya mengawal peneguhan ideologi Pancasila dengan menyelenggarakan Pelatihan 1.000 Juru Bicara Pancasila di 25 kota di Indonesia. Salah satunya di Kota Makassar.
Pelatihan juru bicara ini dihadiri peserta dari berbagai latar belakang. Ada aktivis mahasiswa, mubaligh/pendeta, aktivis komunitas, pegiat literasi, jurnalis, dan dosen. Selain dari Sulawesi Selatan, pelatihan ini juga dihadiri oleh peserta dari Kalimanta Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara.
(vhs)