Blusukan ke Pasar, Caleg Perindo Tak Temukan Tempe Setipis ATM
A
A
A
SOLO - Calon anggota legislatif (caleg) DPR RI dari Partai Perindo KRAT Henry Indraguna blusukan ke tiga pasar tradisional di Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu (28/11/2018). Selain menyerap aspirasi para pedagang, caleg dari daerah pemilihan Jawa Tengah V (Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Solo) tersebut juga memantau langsung harga-harga komoditas yang diperdagangkan.
Dari blusukannya ke Pasar Gede, Pasar Klewer, dan Pasar Legi, Henry Indraguna membeli sejumlah komoditas pokok. Ia juga banyak mendapatkan masukan, keluh kesah, aspirasi dari pedagang tentang banyak hal. "Saya datang ke pasar untuk sosialisasi, sekaligus mendengarkan aspirasi pedagang, serta melihat perkembangan harga," kata Henry Indraguna di sela sela kunjungannya ke Pasar Legi Solo, Jawa Tengah, Rabu (28/11/2018).
Apabila dirinya terpilih menjadi anggota DPR, beragam masukan yang datang nantinya akan dibawa untuk bahan pembahasan dengan pemerintah. Ketika datang ke pasar, dirinya juga mencari apakah ada tempe yang katanya setipis ATM. "Tapi sampai saat ini saya tidak menemukan tempe setipis ATM," katanya. Tempe yang dijual para pedagang di pasar, ternyata tebal tebal dengan harga yang murah.
Selain tidak menemukan tempe setipis ATM, ia juga berbelanja dengan menggunakan uang Rp50.000. "Ternyata dengan uang sejumlah itu saya bisa membeli beragam kebutuhan pokok. Dengan uang Rp50.000 saya dapat banyak sekali (belanja kebutuhan pokok). Jadi hoaks kalau dengan uang Rp50.000 tidak bisa dapat apa-apa," katanya.
Barang-barang yang dibeli antara lain telor, ayam, sayur, kentang, tempe, bawang dan sejumlah komoditi lainnya. "Pasar tradisional di Solo harganya memang murah-murah, pakai uang Rp50.000 dapat banyak belanjaan," tuturnya.
Khusus untuk Pasar Legi yang baru saja dilanda kebakaran, dirinya berharap pemerintah segera melakukan renovasi. Tempat berjualan sementara diharapkan bisa lebih layak. Tak kalah penting pemerintah tetap harus membuat strategi agar masyarakat tetap giat belanja di pasar tradisional.
Salah satu pedagang Pasar legi, Rusmini (41) menegaskan tidak ada tempe setipis ATM. "Tapi biar aja kalau ada yang ngomong kayak gitu, tapi kenyataannya tempe bentuknya besar-besar. Rp5.000 bisa untuk 10 orang," ucap Rusmini.
Dari blusukannya ke Pasar Gede, Pasar Klewer, dan Pasar Legi, Henry Indraguna membeli sejumlah komoditas pokok. Ia juga banyak mendapatkan masukan, keluh kesah, aspirasi dari pedagang tentang banyak hal. "Saya datang ke pasar untuk sosialisasi, sekaligus mendengarkan aspirasi pedagang, serta melihat perkembangan harga," kata Henry Indraguna di sela sela kunjungannya ke Pasar Legi Solo, Jawa Tengah, Rabu (28/11/2018).
Apabila dirinya terpilih menjadi anggota DPR, beragam masukan yang datang nantinya akan dibawa untuk bahan pembahasan dengan pemerintah. Ketika datang ke pasar, dirinya juga mencari apakah ada tempe yang katanya setipis ATM. "Tapi sampai saat ini saya tidak menemukan tempe setipis ATM," katanya. Tempe yang dijual para pedagang di pasar, ternyata tebal tebal dengan harga yang murah.
Selain tidak menemukan tempe setipis ATM, ia juga berbelanja dengan menggunakan uang Rp50.000. "Ternyata dengan uang sejumlah itu saya bisa membeli beragam kebutuhan pokok. Dengan uang Rp50.000 saya dapat banyak sekali (belanja kebutuhan pokok). Jadi hoaks kalau dengan uang Rp50.000 tidak bisa dapat apa-apa," katanya.
Barang-barang yang dibeli antara lain telor, ayam, sayur, kentang, tempe, bawang dan sejumlah komoditi lainnya. "Pasar tradisional di Solo harganya memang murah-murah, pakai uang Rp50.000 dapat banyak belanjaan," tuturnya.
Khusus untuk Pasar Legi yang baru saja dilanda kebakaran, dirinya berharap pemerintah segera melakukan renovasi. Tempat berjualan sementara diharapkan bisa lebih layak. Tak kalah penting pemerintah tetap harus membuat strategi agar masyarakat tetap giat belanja di pasar tradisional.
Salah satu pedagang Pasar legi, Rusmini (41) menegaskan tidak ada tempe setipis ATM. "Tapi biar aja kalau ada yang ngomong kayak gitu, tapi kenyataannya tempe bentuknya besar-besar. Rp5.000 bisa untuk 10 orang," ucap Rusmini.
(amm)