Kunjungi Lokasi Banjir, Bupati Anas: Ayo Gotong Royong-Kerja Maksimal
A
A
A
BANYUWANGI - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meninjau kawasan yang terdampak banjir, Senin (26/11/2018). Usai subuh, Anas langsung menuju tiga lokasi yang terdampak, yaitu di Desa Gladag dan Desa Bubuk, Kecamatan Rogojampi; dan Desa Alasmalang Kecamatan Singojuruh.
“Begitu dapat info semalam, saya langsung saya perintahkan BPBD, Dinas PU Pengairan, PU Bina Marga, Dinas Sosial, aparat kecamatan dan Dinas Kesehatan untuk melakukan penanganan cepat. Alat berat sudah datang semalam untuk mengangkat material yang terbawa air . Intinya, semuanya bergotong royong dan bekerja maksimal, bekerja cepat, untuk memulihkan situasi," kata Anas dalam pernyataan tertulis yang dikirimkan ke SINDOnews, Senin (26/11/2018).
Tiga lokasi yang terdampak banjir merupakan daerah aliran Sungai Badeng. Akibat banjir tersebut ada 80 rumah di tiga lokasi tersebut yang terdampak, namun hanya dua yang mengalami rusak sedang.
"Sebagian besar kemasukan air dan pasir. Dan semalam, air juga langsung menyusut. Alhamdulillah, hari ini aktivitas warga sudah berjalan normal," timpal Anas.
Dari pantauan Pemkab, rumah yang mengalami kerusakan sedang adalah rumah milik Rohim di Desa Gladag. Rumah Rohim yang berada di sempadan sungai, bagian belakangnya ambrol diterjang luapan air sungai.
"Dua keluarga yang rumahnya terdampak telah diungsikan, yang satu dibuatkan bangunan menempati tanah kas desa, yang satunya untuk sementara menempati rumah saudaranya. Kami ingatkan sekali lagi, agar warga yang bertempat tinggal di sempadan sungai harap waspada karena mulai memasuki musim penghujan," kata Anas.
Mengantisipasi luapan banjir dari hulu sungai tersebut, Anas memerintahkan Dinas PU Pengairan untuk melakukan langkah teknis penanganan. Selain itu, Anas meminta kepada semua aparat desa dan kecamatan untuk terus memantau pengelolaan lahan di wilayahnya.
"Tata ruang, khususnya di kawasan dataran tinggi harus terus dijaga. Semua harus patuh pada aturang tata ruang yang telah ditetapkan. Begitu juga dengan bangunan di sempadan sungai, harus ditata. Jangan berikan ijin mereka yang membangun di sempadan sungai," kata Anas.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Guntur Priambodo menjelaskan bahwa selain mendatangkan alat berat ekscavator, hari ini juga dilakukan pengerukan sediman yang berada di sekitar jembatan Garit Desa Alasmalang.
"Untuk jembatan Alasmalang telah kami bangun parapet (dinding penahan luapan air sungai) yang berlanjut hingga saat ini. Jembatan di Desa Gladag juga menyusul dibangun parapet," kata Guntur.
Selain itu, jembatan yang dilalui aliran Sungai Badengan juga akan direkonstruksi. Seperti jembatan di Desa Gladag, rentangnya akan diperlebar menyesuaikan dengan lebar sungai. Jembatan tersebut berdasarkan kajian memang perlu direkonstruksi, baik dari sisi ketinggian maupun desain yang masih menggunakan tiga kaki yang berpotensi menghambat laju air.
"Jembatan Alasmalang yang dalam otoritas Pemprov Jatim, rencananya tahun 2019 juga segera direkonstruksi. Sembari menunggu pembangunan dari provinsi, kami tempatkan alat berat di sana untuk berjaga-jaga bila air suangai yang meluap membawa material besar," pungkas Guntur.
Dalam kunjungan itu, Anas juga meninjau pembersihan material pasir dan batu yang meluber dari aliran Kali Secawan di Jembatan Jelun, Desa Jelun, Kecamatan Licin. Intensitas hujan yang tinggi di kawasan tersebut, menyebabkan jalan utama tertutup material tanah dan batu-batuan.
"Warga bersama aparat semalam langsung gotong royong membersihkan jalanan di sekitar jembatan. Tadi pagi sudah normal dilewati kendaraan," kata Camat Licin, Hartono.
“Begitu dapat info semalam, saya langsung saya perintahkan BPBD, Dinas PU Pengairan, PU Bina Marga, Dinas Sosial, aparat kecamatan dan Dinas Kesehatan untuk melakukan penanganan cepat. Alat berat sudah datang semalam untuk mengangkat material yang terbawa air . Intinya, semuanya bergotong royong dan bekerja maksimal, bekerja cepat, untuk memulihkan situasi," kata Anas dalam pernyataan tertulis yang dikirimkan ke SINDOnews, Senin (26/11/2018).
Tiga lokasi yang terdampak banjir merupakan daerah aliran Sungai Badeng. Akibat banjir tersebut ada 80 rumah di tiga lokasi tersebut yang terdampak, namun hanya dua yang mengalami rusak sedang.
"Sebagian besar kemasukan air dan pasir. Dan semalam, air juga langsung menyusut. Alhamdulillah, hari ini aktivitas warga sudah berjalan normal," timpal Anas.
Dari pantauan Pemkab, rumah yang mengalami kerusakan sedang adalah rumah milik Rohim di Desa Gladag. Rumah Rohim yang berada di sempadan sungai, bagian belakangnya ambrol diterjang luapan air sungai.
"Dua keluarga yang rumahnya terdampak telah diungsikan, yang satu dibuatkan bangunan menempati tanah kas desa, yang satunya untuk sementara menempati rumah saudaranya. Kami ingatkan sekali lagi, agar warga yang bertempat tinggal di sempadan sungai harap waspada karena mulai memasuki musim penghujan," kata Anas.
Mengantisipasi luapan banjir dari hulu sungai tersebut, Anas memerintahkan Dinas PU Pengairan untuk melakukan langkah teknis penanganan. Selain itu, Anas meminta kepada semua aparat desa dan kecamatan untuk terus memantau pengelolaan lahan di wilayahnya.
"Tata ruang, khususnya di kawasan dataran tinggi harus terus dijaga. Semua harus patuh pada aturang tata ruang yang telah ditetapkan. Begitu juga dengan bangunan di sempadan sungai, harus ditata. Jangan berikan ijin mereka yang membangun di sempadan sungai," kata Anas.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Guntur Priambodo menjelaskan bahwa selain mendatangkan alat berat ekscavator, hari ini juga dilakukan pengerukan sediman yang berada di sekitar jembatan Garit Desa Alasmalang.
"Untuk jembatan Alasmalang telah kami bangun parapet (dinding penahan luapan air sungai) yang berlanjut hingga saat ini. Jembatan di Desa Gladag juga menyusul dibangun parapet," kata Guntur.
Selain itu, jembatan yang dilalui aliran Sungai Badengan juga akan direkonstruksi. Seperti jembatan di Desa Gladag, rentangnya akan diperlebar menyesuaikan dengan lebar sungai. Jembatan tersebut berdasarkan kajian memang perlu direkonstruksi, baik dari sisi ketinggian maupun desain yang masih menggunakan tiga kaki yang berpotensi menghambat laju air.
"Jembatan Alasmalang yang dalam otoritas Pemprov Jatim, rencananya tahun 2019 juga segera direkonstruksi. Sembari menunggu pembangunan dari provinsi, kami tempatkan alat berat di sana untuk berjaga-jaga bila air suangai yang meluap membawa material besar," pungkas Guntur.
Dalam kunjungan itu, Anas juga meninjau pembersihan material pasir dan batu yang meluber dari aliran Kali Secawan di Jembatan Jelun, Desa Jelun, Kecamatan Licin. Intensitas hujan yang tinggi di kawasan tersebut, menyebabkan jalan utama tertutup material tanah dan batu-batuan.
"Warga bersama aparat semalam langsung gotong royong membersihkan jalanan di sekitar jembatan. Tadi pagi sudah normal dilewati kendaraan," kata Camat Licin, Hartono.
(sms)