Musim Hujan, 14 Kecamatan di Semarang Rawan Bencana
A
A
A
SEMARANG - Memasuki musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, Jawa Tengah memetakan wilayah rawan bencana. Langkah ini dilakukan untuk memudahkan koordinasi dan langkah penanganan jika sewaktu-waktu terjadi bencana.Dari hasil inventarisasi, setidaknya ada 14 wilayah kecamatan yang dinyatakan rawan bencana banjir dan tanah longsor. Adapun kecamatan yang dinyatakan rawan banjir meliputi Ungaran Timur, Tuntang dan Bringin. Sedangkan kecamatan yang dinilai rawan terjadi tanah longsor yakni, Ungaran Barat, Bergas, Bawen, Pringapus, Bandungan, Sumowono, Jambu, Getasan dan Suruh. Kemudian, Kecamatan Ambarawa dan Banyubiru dinyatakan rawan banjir dan tanah longsor.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Semarang Heru Subroto mengatakan, potensi bencana alam di Kabupaten Semarang adalah tanah longsor, banjir serta angin puting kencang. Guna mengantisipasi timbulnya korban jiwa saat terjadi bencana, BPBD telah melakukan langkah penanganan dini. Diantaranya melakukan rapat koordinasi teknis penanggulangan bencana.
"Kami telah melalukan koordinasi dengan sejumlah OPD (organisasi perangkat daerah) dan pihak lain. Kami juga akan melayangkan surat imbauan peningkatan kewaspadaan terhadap bencana alam kepada camat, kepala desa dan lurah," katanya, Minggu (18/11/2018).
Selain itu, lanjut Heru, BPBD Kabupaten Semarang juga telah menginventarisir berbagai perlengkapan, armada, maupun personil. Seandainya ada alat yang tidak dimiliki, sudah dikoordinasikan dengan instansi lain yang memilikinya. "Jadi jika sewaktu-waktu terjadi bencana, bisa semakin cepat. Tanpa lagi menunggu. Semua sudah dikoordinasikan dan siap digunakan," ujarnya.
BPBD juga akan mengaktifkan posko tim reaksi cepat (TRC). Tak hanya itu, BPBD juga menginstruksikan camat, lurah dan kepala desa untuk membentuk posko kesiapsiagaan bencana. Meski demikian, Heru meminta kepada camat, kepala desa, dan warga di daerah rawan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan langkah antisipasi guna menghindari adanya korban saat terjadi bencana.
"Pada musim penghujan ini, sewaktu-waktu bisa terjadi bencana alam. Maka dari itu, kami minta masyatakat di daerah rawan bencana untuk waspada," katanya.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Semarang Heru Subroto mengatakan, potensi bencana alam di Kabupaten Semarang adalah tanah longsor, banjir serta angin puting kencang. Guna mengantisipasi timbulnya korban jiwa saat terjadi bencana, BPBD telah melakukan langkah penanganan dini. Diantaranya melakukan rapat koordinasi teknis penanggulangan bencana.
"Kami telah melalukan koordinasi dengan sejumlah OPD (organisasi perangkat daerah) dan pihak lain. Kami juga akan melayangkan surat imbauan peningkatan kewaspadaan terhadap bencana alam kepada camat, kepala desa dan lurah," katanya, Minggu (18/11/2018).
Selain itu, lanjut Heru, BPBD Kabupaten Semarang juga telah menginventarisir berbagai perlengkapan, armada, maupun personil. Seandainya ada alat yang tidak dimiliki, sudah dikoordinasikan dengan instansi lain yang memilikinya. "Jadi jika sewaktu-waktu terjadi bencana, bisa semakin cepat. Tanpa lagi menunggu. Semua sudah dikoordinasikan dan siap digunakan," ujarnya.
BPBD juga akan mengaktifkan posko tim reaksi cepat (TRC). Tak hanya itu, BPBD juga menginstruksikan camat, lurah dan kepala desa untuk membentuk posko kesiapsiagaan bencana. Meski demikian, Heru meminta kepada camat, kepala desa, dan warga di daerah rawan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan langkah antisipasi guna menghindari adanya korban saat terjadi bencana.
"Pada musim penghujan ini, sewaktu-waktu bisa terjadi bencana alam. Maka dari itu, kami minta masyatakat di daerah rawan bencana untuk waspada," katanya.
(amm)