Miris, Belasan Warga Blitar Setiap Bulan Tertular HIV/AIDS
A
A
A
BLITAR - Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Jawa Timur dalam setiap bulan menemukan 10-15 warga tertular HIV/AIDS. Jumlah penderita mematikan ini diduga lebih banyak lagi sebab masih banyak pengidap yang memilih menyembunyikan diri.
"Setiap bulan kami menerima laporan 10-15 penderita baru. Di luar ini dimungkinkan masih ada yang belum melapor atau masih menutup diri," kata Kepala Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Krisna Yekti kepada wartawan, Rabu (7/11/2018).
Para penderita rata-rata berumur produktif, yakni kisaran usia 35-45 tahun. Ada juga beberapa remaja dan balita. Para pengidap yang teridentifikasi itu sudah membuka diri. Begitu tahu positif terinfeksi, mereka langsung memilih berobat. "Sebagian besar penularan berasal dari hubungan seksual," kata Yekti.
Sebagian pengidap HIV/AIDS berlatar belakang ibu rumah tangga (RT). Penularan virus berasal dari suami yang gemar jajan, gonta ganti pasangan. Parahnya, virus HIV/AIDS juga menular ke bayi melalui ASI (Air Susu Ibu). "Untuk penderita ibu rumah tangga biasanya tertular melalui suami," paparnya.
Secara akumulatif, terhitung sejak 2005 hingga kini, jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Blitar mencapai 1.332 orang. Sebanyak 612 di antaranya berstatus HIV dan 710 AIDS. Dari jumlah semua itu 361 penderita sudah meninggal dunia.
Menurut Yekti, sosialisasi pencegahan terus dilakukan. Kampanye akan bahaya HIV/AIDS tidak berhenti digencarkan. Dengan adanya Poli VCT di RS Ngudi Waluyo Wlingi, fenomena gunung es kasus HIV/AIDS diharapkan bisa dibongkar.
Sebelumnya anggota DPRD Kabupaten Blitar Abdul Munib merasa prihatin dengan tingginya kasus HIV/AIDS. Dia berharap persoalan yang ada ditangani sungguh sungguh. "Jangan sampai tingginya kasus HIV/AIDS menjadikan keresahan di masyarakat," ujarnya.
"Setiap bulan kami menerima laporan 10-15 penderita baru. Di luar ini dimungkinkan masih ada yang belum melapor atau masih menutup diri," kata Kepala Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Krisna Yekti kepada wartawan, Rabu (7/11/2018).
Para penderita rata-rata berumur produktif, yakni kisaran usia 35-45 tahun. Ada juga beberapa remaja dan balita. Para pengidap yang teridentifikasi itu sudah membuka diri. Begitu tahu positif terinfeksi, mereka langsung memilih berobat. "Sebagian besar penularan berasal dari hubungan seksual," kata Yekti.
Sebagian pengidap HIV/AIDS berlatar belakang ibu rumah tangga (RT). Penularan virus berasal dari suami yang gemar jajan, gonta ganti pasangan. Parahnya, virus HIV/AIDS juga menular ke bayi melalui ASI (Air Susu Ibu). "Untuk penderita ibu rumah tangga biasanya tertular melalui suami," paparnya.
Secara akumulatif, terhitung sejak 2005 hingga kini, jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Blitar mencapai 1.332 orang. Sebanyak 612 di antaranya berstatus HIV dan 710 AIDS. Dari jumlah semua itu 361 penderita sudah meninggal dunia.
Menurut Yekti, sosialisasi pencegahan terus dilakukan. Kampanye akan bahaya HIV/AIDS tidak berhenti digencarkan. Dengan adanya Poli VCT di RS Ngudi Waluyo Wlingi, fenomena gunung es kasus HIV/AIDS diharapkan bisa dibongkar.
Sebelumnya anggota DPRD Kabupaten Blitar Abdul Munib merasa prihatin dengan tingginya kasus HIV/AIDS. Dia berharap persoalan yang ada ditangani sungguh sungguh. "Jangan sampai tingginya kasus HIV/AIDS menjadikan keresahan di masyarakat," ujarnya.
(amm)