Kisruh Bendera Tauhid, Banser Jepara Gelar Kirab Merah Putih

Minggu, 28 Oktober 2018 - 16:30 WIB
Kisruh Bendera Tauhid,...
Kisruh Bendera Tauhid, Banser Jepara Gelar Kirab Merah Putih
A A A
JEPARA - Kisruh pembakaran bendera yang mirip dengan simbol HTI di Garut Jawa Barat membuat masyarakat terbelah. Banser NU Jepara Jateng menyerukan pesan damai dengan menggelar kirab Sang Saka Merah Putih untuk merekatkan kembali semua komponen bangsa.

“Kirab Merah Putih, sebagai lambang negara yang mempersatukan segala perbedaan. Malam ini dibawakan oleh Banser NU, Kokam Muhamadiyah, santri, tokoh masyarakat, dan elemen masyarakat Kalinyamatan,” ujar anggota Banser Jepara, Ahmad Nasikin, Sabtu (27/10/2018).

Dia mengatakan, kirab keliling kota itu dimulai dari depan Pasar Kalinyamatan dan finish di depan Mapolsek Kalinyamatan. Mereka juga akan membaca ikrar damai dan berkomitmen menjaga kerukunan serta toleransi di masyarakat.

“Tujuannya untuk semakin merukunkan antarberbagai pihak terutama organisasi-organisasi di Kecamatan Kalinyamatan, di antaranya ormas keagamaan, kepemudaan, kesenian. Kita rangkul bersama untuk mewujudkan kerukunan bersama, kita ajak salawatan bareng,” terangnya.

Sementara itu, pengasuh Ponpes Nailun Najah Gus Muhammad, menyambut baik kegiatan tersebut. Sebagai kiai muda, dia memiliki semangat untuk menjaga kerukunan umat. Apalagi, saat ini masih terjadi ketegangan di tengah masyarakat akibat kasus pembakaran bendera bertulis lafaz tauhid.

“Kegiatan Kalinyamatan Bersholawat ini juga untuk menyambut peringatan Sumpah Pemuda. Ini adalah awal sejarah kebangkitan penerus-penerus Kalinyamatan akan bermunculan untuk membangun negeri yang kuat dalam segala bidang, dan menjadi percontohan di seluruh Kota Jepara dan Indonesia,” beber pria yang akrab disapa Gus Muh itu.

Selain salawat oleh Gus Apang Kudus, acara ini akan diawali dengan pembacaan Surat Yasin 1.000 kali, dengan harapan Bangsa Indonesia mendapat limpahan cinta sesama tanpa memandang perbedaan. Kemudian dilanjutkan dengan deklarasi bersama untuk menjaga kerukunan dan ketenteraman terlebih memasuki tahun politik 2019.

“Ikrar deklarasi damai yang poinnya adalah untuk mendukung dan berkomitmen terciptanya kerukunan saling toleransi dan ukhuwah persaudaraan dalam bermasyarakat dan bernegara,” tambah penyelenggara acara, Ismail Sholeh.

Kegiatan ini juga menampilkan tarian sufi dari Komunitas Darwis Nusantara dan ditutup dengan pesta kembang api. Warna-warni yang muncul di angkasa sebagai simbol perbedaan yang tampak indah jika bersatu membentuk mozaik.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1293 seconds (0.1#10.140)