Tak Mampu Bayar Sekolah, Ijazah 5 Siswa SMKN 9 Merangin Ditahan
A
A
A
MERANGIN - Dugaan Pungutan liar (Pungli) memang tak ada henti-hentinya, Di salah satu Sekolah Menegah Keatas (SMK) tepatnya di SMK Negeri 9 Merangin, bahkan hal ini sangat merajalela dengan aksi dugaan pungli di kalangan siswa dan siswi di sekolah menengah ke atas itu.
Bahkan yang mengejutkan lagi ada pengakuan salah satu Siswa Selamet Widodo di mana ia sudah tamat dari SMK tersebut sejak 2 tahun silam itu di persulit untuk mengambil Ijazah sekolahnya.
Menurut pengakuan Selamet widodo, ia bisa mengambil ijazahnya jika telah melunasi tunggakan yang ada di sekolahnya dengan kisaran Rp 2.200.000 di sekolah tersebut, dan apabila tidak dilunasi Ijazah pun di tahan pihak sekolah.
Padahal Selamet widodo berasal dari keluarga tidak mampu dengan sebatang kara, ia hanya tinggal berdua bersama ibunya, ia ditinggalkan oleh ayahnya pada saat ia masih menduduki kelas 10, dengan keterbatasan biaya.
Selamet Widodo memutuskan diri untuk tidak mengambil ijazah sekolahnya, padahal perjalanan anak itu masih panjang, Sekolah tersebut Terkesan menahan Selamet Widodo untuk melanjutkan sekolah lebih tinggi supaya ia bisa membahagiakan ibunya nanti.
"Saya sudah tamat dari SMK Negeri 9 merangin sejak tahun 2016 lalu, dan sampai sekarang saya belum mendapatkan ijazah saya, karena Sekolah meminta saya untuk melunasi tunggakan saya, kalau dak salah Rp2.200.000,tapi saya tidak ingat lagi dengan guru itu yang meminta melunasi tunggakan saya," jelas Widodo saat dijumpai, kemarin.
Sambung Selamet jika dirinya adalah orang tidak mampu. "Saya di tinggal ayah saya saat saya duduk di kelas 10, saat itulah sekolah saya kacau, dan saya tinggal berdua sama ibu saya, dan kerja saya serabutan, saya anak satu-satunya, siapa lagi kalau bukan saya yang bekerja untuk membantu ibu saya dan mencari biaya untuk sekolah saya," ungkapnya Sedih.
Sementara itu, Witanto wakil kepala sekolah SMKN 9 Merangin saat dijumpai mengatakan, siswa tersebut belum membayar prakerin yang bisa di sebut uang magang dengan nilai Rp500.000 dan masih banyak juga tunggakan yang belum di bayar anak tersebut.
"Sebenarnya bukan saja dia saja namun ada lima anak yang belum menyelesaikan pembayaran sehingga ijazah ditahan, dan bermacam-macam masalahnya," kata Witanto.
"Ya kalau itukan sudah hasil musyawarah sama komite, jadi tergantung komitenyalah, sebab kita sudah pernah dudukan dengan komite, sekolah dan wali murid," pungkasnya.
Bahkan yang mengejutkan lagi ada pengakuan salah satu Siswa Selamet Widodo di mana ia sudah tamat dari SMK tersebut sejak 2 tahun silam itu di persulit untuk mengambil Ijazah sekolahnya.
Menurut pengakuan Selamet widodo, ia bisa mengambil ijazahnya jika telah melunasi tunggakan yang ada di sekolahnya dengan kisaran Rp 2.200.000 di sekolah tersebut, dan apabila tidak dilunasi Ijazah pun di tahan pihak sekolah.
Padahal Selamet widodo berasal dari keluarga tidak mampu dengan sebatang kara, ia hanya tinggal berdua bersama ibunya, ia ditinggalkan oleh ayahnya pada saat ia masih menduduki kelas 10, dengan keterbatasan biaya.
Selamet Widodo memutuskan diri untuk tidak mengambil ijazah sekolahnya, padahal perjalanan anak itu masih panjang, Sekolah tersebut Terkesan menahan Selamet Widodo untuk melanjutkan sekolah lebih tinggi supaya ia bisa membahagiakan ibunya nanti.
"Saya sudah tamat dari SMK Negeri 9 merangin sejak tahun 2016 lalu, dan sampai sekarang saya belum mendapatkan ijazah saya, karena Sekolah meminta saya untuk melunasi tunggakan saya, kalau dak salah Rp2.200.000,tapi saya tidak ingat lagi dengan guru itu yang meminta melunasi tunggakan saya," jelas Widodo saat dijumpai, kemarin.
Sambung Selamet jika dirinya adalah orang tidak mampu. "Saya di tinggal ayah saya saat saya duduk di kelas 10, saat itulah sekolah saya kacau, dan saya tinggal berdua sama ibu saya, dan kerja saya serabutan, saya anak satu-satunya, siapa lagi kalau bukan saya yang bekerja untuk membantu ibu saya dan mencari biaya untuk sekolah saya," ungkapnya Sedih.
Sementara itu, Witanto wakil kepala sekolah SMKN 9 Merangin saat dijumpai mengatakan, siswa tersebut belum membayar prakerin yang bisa di sebut uang magang dengan nilai Rp500.000 dan masih banyak juga tunggakan yang belum di bayar anak tersebut.
"Sebenarnya bukan saja dia saja namun ada lima anak yang belum menyelesaikan pembayaran sehingga ijazah ditahan, dan bermacam-macam masalahnya," kata Witanto.
"Ya kalau itukan sudah hasil musyawarah sama komite, jadi tergantung komitenyalah, sebab kita sudah pernah dudukan dengan komite, sekolah dan wali murid," pungkasnya.
(maf)