Balada Warga Blora: Kemarau Kekeringan, Musim Hujan Kebanjiran
A
A
A
BLORA - Setelah disibukkan dengan segala upaya penanggulangan kekeringan selama musim kemarau, warga Blora, Jawa Tengah kembali berhadapan dengan bencana banjir dan longsor memasuki musim hujan. Untuk itu, diperlukan kewaspadaan dan kesiapsiagaan melalui mitigasi bencana.
"Salah satu bentuk kesiapsiagaan bencana itu adalah melakukan mitigasi guna memperkecil risiko dampak bencana yang diprediksi akan terjadi. Lakukan terus pelatihan tentang mitigasi bencana kepada masyarakat, khususnya di desa-desa yang kali ini kerap terjadi kebakaran. Sedangkan ketika hujan tiba rawan terjadi banjir dan tanah longsor," kata Bupati Blora Djoko Nugroho, Kamis (18/10/2018).
Dalam rapat koordinasi (rakor) kesiapsiagaan menghadapi musim hujan itu, Bupati meminta kepada instansi terkait untuk mendirikan posko kewaspadaan bencana di wilayah yang berpotensi tinggi terjadi banjir. Sementara terkait maraknya kejadian kebakaran di musim kemarau ini, Bupati meminta agar jumlah armada pemadam kebakaran ditambah untuk wilayah Randublatung dan Ngawen.
"Mendirikan posko jangan menunggu setelah bencana terjadi. Namun dirikan sebelum bencana itu datang di wilayah yang memiliki kerawanan tinggi. Sehingga bisa memberikan mitigasi. Trantib yang ada di kecamatan juga harus lebih aktif memberikan informasi kepada masyarakat. Banyak masyarakat kita yang masih mementingkan harta bendanya ketimbang keselamatan dirinya sendiri," katanya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora Sri Rahayu menerangkan bahwa saat ini Blora masih mengalami kekeringan meskipun sudah beberapa kali turun hujan.
"Dari data yang ada, setidaknya ada 146 desa/kelurahan di 14 Kecamatan yang mengalami kekeringan. Upaya yang kami lakukan, droping air dari anggaran APBD sebanyak 500 tangki, dan karena merasa kurang minta tambahan dan mendapat 400 tangki. Tak hanya itu, kami juga ajak dunia usaha, donatur, ormas dll, dalam menyalurkan bantuan air bersih," kata Sri Rahayu.
Pihaknya sering mengalami kesulitan saat dropping air bersih karena jumlah armada truk tangki yang dimiliki BPBD hanya ada empat dan berharap tahun depan ada penambahan armada tangki air.
"Untuk musim hujan diperkiran mundur, info dari BMKG bulan November baru hujan. Tapi terlepas dari perkiraan itu, sebagian wilayah Blora saat ini sudah hujan, semoga segera bertambah intensitas hujannya dan merata," kata Sri Rahayu.
Menghadapi musim penghujan ini, pihaknya akan melaksanakan apel siaga, mengaktifkan posko siaga banjir dan mengidentifikasi tanggul kritis.
"Salah satu bentuk kesiapsiagaan bencana itu adalah melakukan mitigasi guna memperkecil risiko dampak bencana yang diprediksi akan terjadi. Lakukan terus pelatihan tentang mitigasi bencana kepada masyarakat, khususnya di desa-desa yang kali ini kerap terjadi kebakaran. Sedangkan ketika hujan tiba rawan terjadi banjir dan tanah longsor," kata Bupati Blora Djoko Nugroho, Kamis (18/10/2018).
Dalam rapat koordinasi (rakor) kesiapsiagaan menghadapi musim hujan itu, Bupati meminta kepada instansi terkait untuk mendirikan posko kewaspadaan bencana di wilayah yang berpotensi tinggi terjadi banjir. Sementara terkait maraknya kejadian kebakaran di musim kemarau ini, Bupati meminta agar jumlah armada pemadam kebakaran ditambah untuk wilayah Randublatung dan Ngawen.
"Mendirikan posko jangan menunggu setelah bencana terjadi. Namun dirikan sebelum bencana itu datang di wilayah yang memiliki kerawanan tinggi. Sehingga bisa memberikan mitigasi. Trantib yang ada di kecamatan juga harus lebih aktif memberikan informasi kepada masyarakat. Banyak masyarakat kita yang masih mementingkan harta bendanya ketimbang keselamatan dirinya sendiri," katanya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora Sri Rahayu menerangkan bahwa saat ini Blora masih mengalami kekeringan meskipun sudah beberapa kali turun hujan.
"Dari data yang ada, setidaknya ada 146 desa/kelurahan di 14 Kecamatan yang mengalami kekeringan. Upaya yang kami lakukan, droping air dari anggaran APBD sebanyak 500 tangki, dan karena merasa kurang minta tambahan dan mendapat 400 tangki. Tak hanya itu, kami juga ajak dunia usaha, donatur, ormas dll, dalam menyalurkan bantuan air bersih," kata Sri Rahayu.
Pihaknya sering mengalami kesulitan saat dropping air bersih karena jumlah armada truk tangki yang dimiliki BPBD hanya ada empat dan berharap tahun depan ada penambahan armada tangki air.
"Untuk musim hujan diperkiran mundur, info dari BMKG bulan November baru hujan. Tapi terlepas dari perkiraan itu, sebagian wilayah Blora saat ini sudah hujan, semoga segera bertambah intensitas hujannya dan merata," kata Sri Rahayu.
Menghadapi musim penghujan ini, pihaknya akan melaksanakan apel siaga, mengaktifkan posko siaga banjir dan mengidentifikasi tanggul kritis.
(amm)