Pascabanjir Longsor di Pasaman, Truk Trailer Belum Dievakuasi
A
A
A
PASAMAN - Hari kelima pascabanjir dan longsor di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, warga mulai kembali ke rumahnya. Sebagian warga telah membersihkan material lumpur yang memenuhi rumah.
Sementara longsor yang menimpa jalan penghubung antara Kabupaten Pasaman Barat dengan Kabupaten Pasaman sudah bisa dilewati. Satu unit truk trailer yang sebelumnya terseret longsor hingga Rabu siang (17/10/2018) masih berada di pinggir jurang menunggu dievakuasi.
Lima hari pascabencana, genangan lumpur dan kayu yang terbawa banjir dan longsor masih memenuhi rumah-rumah warga. Tanah longsor dan banjir di Kampung Ilalang, Nagari Cubadak, Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman yang terjadi Jumat 12 Oktober pekan lalu mengakibatkan 14 rumah rusak, 5 di antaranya terbawa longsor.
Darlius (52), warga Kampung Ilalang menyebutkan, hingga Rabu malam lebih dari 200 orang warga dari 70 kepala keluarga masih mengungsi. Seluruh korban mengungsi ke rumah keluarga masing-masing, sehingga tidak ada posko pengungsian di sekitar lokasi.
“Dari 70 kepala keluarga 90 persennya mengungsi ke Kampuang Tangah Singgalang. Sisanya mengungsi ke Silang Ampek, sudah terlambat untuk relokasi, setelah lumpur habis balik lagi tinggal disini,” kata Darlius.
Selain menghantam perkampungan, tanah longsor di Kecamatan Duo Koto juga menimbun badan jalan penghubung antara Kabupaten Pasaman dengan Kabupaten Pasaman Barat.
Sejak dua hari belakangan, material longsor di titik longsor Kampung Baru Sialang, jorong pembangunan ini sudah dibersihkan. Sehingga jalan sudah dapat dilewati kendaraan.
Sementara, satu unit truk trailer terlihat masih berada di pinggir jurang menunggu dievakuasi. Sebelumnya, truk dari Padang menuju Pasaman Barat ini dihantam longsoran tebing saat melintas di lokasi kejadian. Beruntung, pengemudi daan kernet truk selamat.
Sementara Kepala BPBD Pasaman Maspet Kenedi menyebutkan, banjir dan longsor juga membuat sedikitnya 270 hektare lahan pertanian warga di 1 kecamatan rusak.
Selain itu, banjir juga membuat tiga unit jembatan gantung dan irigasi rusak. Hingga kini pemerintah masih menghitung jumlah kerugian, serta rencana kebutuhan biaya untuk rehabilitasi dan rekontruksi.
Sementara longsor yang menimpa jalan penghubung antara Kabupaten Pasaman Barat dengan Kabupaten Pasaman sudah bisa dilewati. Satu unit truk trailer yang sebelumnya terseret longsor hingga Rabu siang (17/10/2018) masih berada di pinggir jurang menunggu dievakuasi.
Lima hari pascabencana, genangan lumpur dan kayu yang terbawa banjir dan longsor masih memenuhi rumah-rumah warga. Tanah longsor dan banjir di Kampung Ilalang, Nagari Cubadak, Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman yang terjadi Jumat 12 Oktober pekan lalu mengakibatkan 14 rumah rusak, 5 di antaranya terbawa longsor.
Darlius (52), warga Kampung Ilalang menyebutkan, hingga Rabu malam lebih dari 200 orang warga dari 70 kepala keluarga masih mengungsi. Seluruh korban mengungsi ke rumah keluarga masing-masing, sehingga tidak ada posko pengungsian di sekitar lokasi.
“Dari 70 kepala keluarga 90 persennya mengungsi ke Kampuang Tangah Singgalang. Sisanya mengungsi ke Silang Ampek, sudah terlambat untuk relokasi, setelah lumpur habis balik lagi tinggal disini,” kata Darlius.
Selain menghantam perkampungan, tanah longsor di Kecamatan Duo Koto juga menimbun badan jalan penghubung antara Kabupaten Pasaman dengan Kabupaten Pasaman Barat.
Sejak dua hari belakangan, material longsor di titik longsor Kampung Baru Sialang, jorong pembangunan ini sudah dibersihkan. Sehingga jalan sudah dapat dilewati kendaraan.
Sementara, satu unit truk trailer terlihat masih berada di pinggir jurang menunggu dievakuasi. Sebelumnya, truk dari Padang menuju Pasaman Barat ini dihantam longsoran tebing saat melintas di lokasi kejadian. Beruntung, pengemudi daan kernet truk selamat.
Sementara Kepala BPBD Pasaman Maspet Kenedi menyebutkan, banjir dan longsor juga membuat sedikitnya 270 hektare lahan pertanian warga di 1 kecamatan rusak.
Selain itu, banjir juga membuat tiga unit jembatan gantung dan irigasi rusak. Hingga kini pemerintah masih menghitung jumlah kerugian, serta rencana kebutuhan biaya untuk rehabilitasi dan rekontruksi.
(rhs)