Tokoh Masyarakat Simarboru Ulosi Unsur Pimpinan PLTA Batangtoru
A
A
A
TAPANUI SELATAN - Sejumlah tokoh adat dan masyarakat di Kecamatan Sipirok, Marancar dan Batangtoru (Simarboru), Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara, mangulosi unsur pimpinan perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batangtoru, pada acara penanaman perdana tanaman multi fungsi di Desa Bulu Mario, Tapsel.
Pemberian kain tenun khas Batak itu sebagai tanda dukungan warga terhadap keberadaan perusahaan. Tokoh masyarakat dan adat dari tiga kecamatan yang manguloasi di antaranya, Edwar Siregar (raja luat), Maramalim (hatobangon), Marabangun (hatobangon), Bahrum (harajaon), Baginda Haboran (hatobangon), Baginda Selendongan (raja pamusuk), Mangaraja Tenggar, Maraeman Nasution dan Mangaraja Lintong.
Pemberian ulos itu dilakukan ketika rombongan unsur pimpinan PLTA Batangtoru dan Pemkab Tapsel tiba di lokasi kegiatan. Tokoh adat dan masyarakat tersebut langsung berdiri menyambut dan memakaikan ulos.
Sebelum memakaikan ulos, para tokoh itu saling bergantian mangkobari. Jika ditelaah maknanya, tokoh adat dan masyarakat itu menyebutkan bahwa masyarakat di Tapsel, khususnya warga di tiga kecamatan itu menyambut baik keberadaan PLTA Batangtoru.
Selain itu, pemberian ulos sebagai tanda masyarakat menginginkan percepatan pembangunan PLTA Batangtoru. Mara Uluan Munthe, salah seorang tokoh masyarakat mengaku optimistis bahwa kepemimpinan Bupati Tapsel, Syahrul M Pasaribu, akan sanggup melaksanakan program pembangunan yang akan mengangkat harkat dan martabat masyarakat khususnya di tiga kecamatan itu.
Dia juga mengimbau seluruh masyarakat agar mendukung dan menjaga program pembangunan di antaranya PLTA Batangtoru yang saat ini dalam pengerjaan. ”Mari kita sama-sama menjaga program pembangunan pemerintah sehingga segera terealisasi,” tandasnya.
Pemberian kain tenun khas Batak itu sebagai tanda dukungan warga terhadap keberadaan perusahaan. Tokoh masyarakat dan adat dari tiga kecamatan yang manguloasi di antaranya, Edwar Siregar (raja luat), Maramalim (hatobangon), Marabangun (hatobangon), Bahrum (harajaon), Baginda Haboran (hatobangon), Baginda Selendongan (raja pamusuk), Mangaraja Tenggar, Maraeman Nasution dan Mangaraja Lintong.
Pemberian ulos itu dilakukan ketika rombongan unsur pimpinan PLTA Batangtoru dan Pemkab Tapsel tiba di lokasi kegiatan. Tokoh adat dan masyarakat tersebut langsung berdiri menyambut dan memakaikan ulos.
Sebelum memakaikan ulos, para tokoh itu saling bergantian mangkobari. Jika ditelaah maknanya, tokoh adat dan masyarakat itu menyebutkan bahwa masyarakat di Tapsel, khususnya warga di tiga kecamatan itu menyambut baik keberadaan PLTA Batangtoru.
Selain itu, pemberian ulos sebagai tanda masyarakat menginginkan percepatan pembangunan PLTA Batangtoru. Mara Uluan Munthe, salah seorang tokoh masyarakat mengaku optimistis bahwa kepemimpinan Bupati Tapsel, Syahrul M Pasaribu, akan sanggup melaksanakan program pembangunan yang akan mengangkat harkat dan martabat masyarakat khususnya di tiga kecamatan itu.
Dia juga mengimbau seluruh masyarakat agar mendukung dan menjaga program pembangunan di antaranya PLTA Batangtoru yang saat ini dalam pengerjaan. ”Mari kita sama-sama menjaga program pembangunan pemerintah sehingga segera terealisasi,” tandasnya.
(rhs)