Angka Kemiskinan Serang Terendah Ketiga di Banten
A
A
A
SERANG - Angka kemiskinan, Kabupaten Serang berada di posisi terendah ketiga dari delapan kabupaten/kota di Banten.
Dari sisi data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) secara nasional, angka kemiskinan Serang pada 2017 sebesar 4,63 persen atau sebanyak 69.100 penduduk miskin.
"Angka kemiskinan ini dari seluruh daerah di Banten terendah ketiga," kata Kepala BPS Kabupaten Serang Indra Warman dalam siaran pers yang diterima SINDONEWS, Kamis (11/10/2018).
Secara berurutan, angka kemiskinan mulai yang terendah yakni, Kota Tangerang Selatan 1,76 persen, Kota Cilegon 3,52 persen, Kabupaten Serang 4,63 persen, Kota Tangerang 4,95 persen, Kabupaten Tangerang 5,39 persen, Kota Serang 5,57 persen, Kabupaten Lebak 8,64 persen, dan Kabupaten Pandeglang 9,74 persen."Angka kemiskinan Kabupaten Serang masih di bawah rata-rata di Banten. Sebab angka kemiskinan Provinsi Banten tahun 2017 adalah 5,45 persen," ujarnya.
Menurut Indra, angka kemiskinan yang dirilis BPS adalah data makro dan digunakan oleh pemerintah secara nasional untuk mengevaluasi capaian pengentasan kemiskian oleh pemerintah daerah yang dihitung berdasarkan besaran kebutuhan/pengeluaran rumah tangga untuk mencukupi kebutuh minimum makanan dan bukan makanan.
Angka kemiskinan makro Kabupaten Serang tahun 2015 sebesar 5,09 dan turun pada tahun 2016 menjadi 4,58 persen.
Indra membenarkan, di tahun 2017 terjadi kenaikan penduduk miskin menjadi 4,63 persen. "Kenaikan angka kemiskinan di tahun 2017 terjadi hampir di semua kabupaten/kota, termasuk Provinsi Banten," ujarnya.
Penyebab angka kemiskinan naik, menurut Indra, adalah penurunan daya beli masyarakat akibat terjadi inflasi sepanjang 2017 yang merupakan pengaruh bersifat nasional dan global.
Walaupun angka kemiskinan di Kabupaten Serang relatif lebih rendah dibandingkan beberapa kabupaten/kota lain di Banten, permasalahan kemiskinan tetap menjadi perhatian Pemkab Serang. Program rehabilatasi rumah tidak layak huni (rutilahu atau RTLH) masyarakat miskin menjadi salah satu cara menurunkan angka kemiskinan. Pada 2017 sudah diperbaiki 1.288 RTLH. Tahun 2018 ini, dibangun hingga 1.500 rumah warga miskin.
Untuk aksesibilitas ekonomi, pencapaian pembangunan jalan dengan kondisi beton sepanjang 253,89 km pada tahun 2017, akan menjadi 349,62 km pada tahun 2018 atau telah mencapai 58,16 persen.
Sementara total jalan dengan kondisi baik yang diantaranya dalam kondisi beton dan berhotmik atau beraspal, pada tahun 2018 mencapai 420,5 km dari total 620,3 km jalan kewenangan Pemkab Serang. Pada tahun 2021 seluruh jalan kewenangan kabupaten serang ditargetkan kondisi mantap atau beton.
Pemkab Serang berhasil menaikan angka IPM sesuai fokus dan arah pembangunan yang diukur dari tiga dimensi yaitu pendidikan, kesehatan, dan daya beli (pendapatan per kapita).Berdasarkan data BPS, angka rata- rata lama sekolah warga Kabupaten Serang pada Tahun 2016 sebesar 6,98 tahun, meningkat menjadi 7,17 tahun pada tahun 2017. "Pertumbuhan sebesar 0,19 sebagai angka tertinggi di Provinsi Banten bersama Kota Tangerang," kata Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah.
Dari sisi data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) secara nasional, angka kemiskinan Serang pada 2017 sebesar 4,63 persen atau sebanyak 69.100 penduduk miskin.
"Angka kemiskinan ini dari seluruh daerah di Banten terendah ketiga," kata Kepala BPS Kabupaten Serang Indra Warman dalam siaran pers yang diterima SINDONEWS, Kamis (11/10/2018).
Secara berurutan, angka kemiskinan mulai yang terendah yakni, Kota Tangerang Selatan 1,76 persen, Kota Cilegon 3,52 persen, Kabupaten Serang 4,63 persen, Kota Tangerang 4,95 persen, Kabupaten Tangerang 5,39 persen, Kota Serang 5,57 persen, Kabupaten Lebak 8,64 persen, dan Kabupaten Pandeglang 9,74 persen."Angka kemiskinan Kabupaten Serang masih di bawah rata-rata di Banten. Sebab angka kemiskinan Provinsi Banten tahun 2017 adalah 5,45 persen," ujarnya.
Menurut Indra, angka kemiskinan yang dirilis BPS adalah data makro dan digunakan oleh pemerintah secara nasional untuk mengevaluasi capaian pengentasan kemiskian oleh pemerintah daerah yang dihitung berdasarkan besaran kebutuhan/pengeluaran rumah tangga untuk mencukupi kebutuh minimum makanan dan bukan makanan.
Angka kemiskinan makro Kabupaten Serang tahun 2015 sebesar 5,09 dan turun pada tahun 2016 menjadi 4,58 persen.
Indra membenarkan, di tahun 2017 terjadi kenaikan penduduk miskin menjadi 4,63 persen. "Kenaikan angka kemiskinan di tahun 2017 terjadi hampir di semua kabupaten/kota, termasuk Provinsi Banten," ujarnya.
Penyebab angka kemiskinan naik, menurut Indra, adalah penurunan daya beli masyarakat akibat terjadi inflasi sepanjang 2017 yang merupakan pengaruh bersifat nasional dan global.
Walaupun angka kemiskinan di Kabupaten Serang relatif lebih rendah dibandingkan beberapa kabupaten/kota lain di Banten, permasalahan kemiskinan tetap menjadi perhatian Pemkab Serang. Program rehabilatasi rumah tidak layak huni (rutilahu atau RTLH) masyarakat miskin menjadi salah satu cara menurunkan angka kemiskinan. Pada 2017 sudah diperbaiki 1.288 RTLH. Tahun 2018 ini, dibangun hingga 1.500 rumah warga miskin.
Untuk aksesibilitas ekonomi, pencapaian pembangunan jalan dengan kondisi beton sepanjang 253,89 km pada tahun 2017, akan menjadi 349,62 km pada tahun 2018 atau telah mencapai 58,16 persen.
Sementara total jalan dengan kondisi baik yang diantaranya dalam kondisi beton dan berhotmik atau beraspal, pada tahun 2018 mencapai 420,5 km dari total 620,3 km jalan kewenangan Pemkab Serang. Pada tahun 2021 seluruh jalan kewenangan kabupaten serang ditargetkan kondisi mantap atau beton.
Pemkab Serang berhasil menaikan angka IPM sesuai fokus dan arah pembangunan yang diukur dari tiga dimensi yaitu pendidikan, kesehatan, dan daya beli (pendapatan per kapita).Berdasarkan data BPS, angka rata- rata lama sekolah warga Kabupaten Serang pada Tahun 2016 sebesar 6,98 tahun, meningkat menjadi 7,17 tahun pada tahun 2017. "Pertumbuhan sebesar 0,19 sebagai angka tertinggi di Provinsi Banten bersama Kota Tangerang," kata Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah.
(vhs)