20 Saksi Diperiksa, Polisi Kantongi Nama Pelaku Anarkisme Pendekar
A
A
A
TULUNGAGUNG - Polres Tulungagung terus memburu pelaku aksi penyerangan dan perusakan yang melibatkan pendekar silat di Desa Suruhan Lor, Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung. Dari pemeriksaan 20 orang saksi, yakni korban, warga dan anggota perguruan silat, polisi mulai menemukan titik terang pelaku.
"Dari pemeriksaan sementara 20 saksi telah mengerucut beberapa nama yang diduga sebagai tersangka," ujar Wakapolres Tulungagung Komisaris Polisi Andik Gunawan kepada wartawan, Selasa (9/10/2018).
Untuk mengungkap kasus kekerasan ini, polisi juga berencana memeriksa penanggung jawab acara sah sahan anggota perguruan silat di Kabupaten Trenggalek. Sebab insiden yang mengakibatkan tiga orang terluka, 7 motor dan 13 rumah serta musola rusak itu terjadi setelah acara sah sahan. "Penanggung jawab acara akan kami periksa juga, "paparnya.
Aksi anarkisme pendekar diakui kerap terjadi di wilayah Kecamatan Bandung, yakni khususnya di Desa Suruhan Lor. Sepanjang 2018 tercatat ada enam peristiwa serupa. Aparat keamanan dan instansi terkait, kata Andik, sudah berusaha mempertemukan para pimpinan antar perguruan silat.
Namun bentrokan pendekar tetap terulang. Entah siapa yang memulai, para pesilat seringkali melakukan pertarungan jalanan. "Karena itu kita masih mencari formula agar peristiwa serupa tidak terulang, "pungkasnya.
Seperti diberitakan, penganiayaan disertai pengerusakan terjadi saat arak arakan (konvoi) ribuan pendekar perguruan silat melewati Desa Suruhan Lor, Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung Minggu 7 Oktober 2018 dini hari. Arak arakan massa itu seusai mengikuti acara sah sahan (pengesahan) pendekar di Kabupaten Trenggalek.
Dalam insiden itu sedikitnya tiga orang terluka serius karena dianiaya. Massa juga merusak tujuh sepeda motor dan 13 rumah warga termasuk musala. Akibat aksi anarkis ini, massa perguruan silat lain mendesak Polres Tulungagung mengusut tuntas. Sebab para korban diduga anggota mereka.
"Dari pemeriksaan sementara 20 saksi telah mengerucut beberapa nama yang diduga sebagai tersangka," ujar Wakapolres Tulungagung Komisaris Polisi Andik Gunawan kepada wartawan, Selasa (9/10/2018).
Untuk mengungkap kasus kekerasan ini, polisi juga berencana memeriksa penanggung jawab acara sah sahan anggota perguruan silat di Kabupaten Trenggalek. Sebab insiden yang mengakibatkan tiga orang terluka, 7 motor dan 13 rumah serta musola rusak itu terjadi setelah acara sah sahan. "Penanggung jawab acara akan kami periksa juga, "paparnya.
Aksi anarkisme pendekar diakui kerap terjadi di wilayah Kecamatan Bandung, yakni khususnya di Desa Suruhan Lor. Sepanjang 2018 tercatat ada enam peristiwa serupa. Aparat keamanan dan instansi terkait, kata Andik, sudah berusaha mempertemukan para pimpinan antar perguruan silat.
Namun bentrokan pendekar tetap terulang. Entah siapa yang memulai, para pesilat seringkali melakukan pertarungan jalanan. "Karena itu kita masih mencari formula agar peristiwa serupa tidak terulang, "pungkasnya.
Seperti diberitakan, penganiayaan disertai pengerusakan terjadi saat arak arakan (konvoi) ribuan pendekar perguruan silat melewati Desa Suruhan Lor, Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung Minggu 7 Oktober 2018 dini hari. Arak arakan massa itu seusai mengikuti acara sah sahan (pengesahan) pendekar di Kabupaten Trenggalek.
Dalam insiden itu sedikitnya tiga orang terluka serius karena dianiaya. Massa juga merusak tujuh sepeda motor dan 13 rumah warga termasuk musala. Akibat aksi anarkis ini, massa perguruan silat lain mendesak Polres Tulungagung mengusut tuntas. Sebab para korban diduga anggota mereka.
(wib)