Keluarga Histeris, Jenazah Atlet Paralayang Korban Gempa Palu Tiba di Manado
A
A
A
MANADO - Tangis histeris keluarga mewarnai kedatangan jenazah dua atlet paralayang asal Sulawesi Utara (Sulut) Petra Mandagi dan Glenn Mononutu di Bandara Sam Ratulangi Manado. Kedatangan mereka selain dijemput keluarga korban juga Gubernur Sulut Olly Dondokambey.
“Pagi ini saya menjemput kedatangan jenazah dua putra atlet paralayang terbaik Sulut Almarhum Petra Mandagi dan Almarahum Glenn Mononutu di Bandara Sam Ratulangi Manado. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan,” kata Olly, Selasa (2/10/2018).
Tangis histeris keluarga tak henti-hentinya di Bandara Sam Ratulangi hingga rumah duka. Kedatangan jasad dua atlet paralayang menorehkan duka yang mendalam tak hanya bagi keluarga korban, tapi juga warga Sulut.
“Kita ikut berduka yang sangat dalam. Bahkan penjemputan jenazah Petra Mandagi di kediaman, sekelompok anak SD Madrasah Desa Tateli Manado menjemput Alm Petra. Almarhum adalah aktivis gereja, tapi sangat dihormati dan disayangi umat muslim setempat. Selamat Jalan Petra,” ujar Dino Gobel, staf ahli bidang pariwisata Sulut.
Ungkapan duka juga disampaikan Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw. Dia turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya Glend Mononutu, anak dari Sekwan Bartholomeus Mononutu.
“Semoga Pak Sekwan dan keluarga diberikan kekuatan, ketabahan, dan perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa. Everything happen for a reason, pasti ada rencana indah dari Tuhan untuk Pak Sekwan dan keluarga. This too shall pass,” ungkapnya.
Kedua atlet itu telah menjalankan tugasnya sebagai atlet Paralayang utusan Sulut pada perlombaan paralayang di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Keduanya tertimbun reruntuhan Hotel Roa-roa pascagempa dan tsunami menghancurkan Kota Palu, Jumat petang, 28 September 2018. (Baca Juga: Jadi Korban Gempa, 2 Atlet Paralayang Sulut Ditemukan di Hotel Roa Roa Palu )
“Pagi ini saya menjemput kedatangan jenazah dua putra atlet paralayang terbaik Sulut Almarhum Petra Mandagi dan Almarahum Glenn Mononutu di Bandara Sam Ratulangi Manado. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan,” kata Olly, Selasa (2/10/2018).
Tangis histeris keluarga tak henti-hentinya di Bandara Sam Ratulangi hingga rumah duka. Kedatangan jasad dua atlet paralayang menorehkan duka yang mendalam tak hanya bagi keluarga korban, tapi juga warga Sulut.
“Kita ikut berduka yang sangat dalam. Bahkan penjemputan jenazah Petra Mandagi di kediaman, sekelompok anak SD Madrasah Desa Tateli Manado menjemput Alm Petra. Almarhum adalah aktivis gereja, tapi sangat dihormati dan disayangi umat muslim setempat. Selamat Jalan Petra,” ujar Dino Gobel, staf ahli bidang pariwisata Sulut.
Ungkapan duka juga disampaikan Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw. Dia turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya Glend Mononutu, anak dari Sekwan Bartholomeus Mononutu.
“Semoga Pak Sekwan dan keluarga diberikan kekuatan, ketabahan, dan perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa. Everything happen for a reason, pasti ada rencana indah dari Tuhan untuk Pak Sekwan dan keluarga. This too shall pass,” ungkapnya.
Kedua atlet itu telah menjalankan tugasnya sebagai atlet Paralayang utusan Sulut pada perlombaan paralayang di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Keduanya tertimbun reruntuhan Hotel Roa-roa pascagempa dan tsunami menghancurkan Kota Palu, Jumat petang, 28 September 2018. (Baca Juga: Jadi Korban Gempa, 2 Atlet Paralayang Sulut Ditemukan di Hotel Roa Roa Palu )
(rhs)