Siswa SD di Gunungkidul Sedekahkan Uang Saku Untuk Guru Honor
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Sikap dan prilaku yang dilakukan siswa SD di Gunungkidul layak mendapatkan apresiasi. Mereka rela memberikan uang saku mereka demi memberikan uang tambahan bagi guru tidak tetap (GTT) yang mengajar di sekolah mereka.
Sedekah ini dilakukan ratusan siswa di Sekolah Dasar Mentel 1, Desa Hargosari, Kecamatan Tanjungsari. Setiap hari Jumat, para siswa menyisihkan uang jajan untuk memberikan bantuan kepada GTT.
Usai senam pagi, beberapa siswa langsung membawa kardus dan keliling kepada para siswa lainnya untuk memberikan sedikit uang sakunya. Ada yang iuran lembaran dua ribuan, ada yang hingga Rp 10 ribu.
Riska, salah satu siswa kelas V SD tersebut mengaku rela memberikan uang sakunya untuk GTT di sekolahnya. "Katanya gajinya kecil. Makanya kita iuran sukarela," ucapnya, Jumat (14/9).
Dia mengaku mendapatkan informasi tersebut dari gurunya. Kemudian ada pembicaraan dengan orang tuanya. Akhirnya para orang tua sepakat untuk memberikan uang saku lebih besar saat hari Jumat. "Enggak apa-apa, setiap Jumat juga membawa makanan dari rumah, paling jajan es," ucapnya.
Setiap minggu, rata-rata terkumpul dana Rp 500 ribu. Dengan demikian, setiap bulan ada dana Rp 2 juta yangg diberikan untuk 8 GTT.
Salah seorang GTT di sekolah tersebut Bayu Dwi Nur Cahyani membenarkan hal tersebut. Ini lantran di sekolah pinggiran, namun semangat dan kepedulian orang tua untuk GTT luar biasa. "Terus terang kami terharu. Saat ini upah kami 300 ribu dan ditambah dari orang tua menjadi Rp 550 ribu," ulasnya.
Kepala Sekolah SD Mentel 1 Kamijan mengatakan, infaq yang dikumpulkan tersebut sudah dirintis sejak Maret 2018 lalu. Semua dilakukan berdasarkan kesepakatan dengan komite sekolah.
"Pengumpulan ini tidak ditentukan nominal, jika terdapat siswa yang tidak memberi infaq pun juga diperbolehkan tergantung kepada kemampuan serta keikhlasan para siswa yang ada," pungkasnya.
Sedekah ini dilakukan ratusan siswa di Sekolah Dasar Mentel 1, Desa Hargosari, Kecamatan Tanjungsari. Setiap hari Jumat, para siswa menyisihkan uang jajan untuk memberikan bantuan kepada GTT.
Usai senam pagi, beberapa siswa langsung membawa kardus dan keliling kepada para siswa lainnya untuk memberikan sedikit uang sakunya. Ada yang iuran lembaran dua ribuan, ada yang hingga Rp 10 ribu.
Riska, salah satu siswa kelas V SD tersebut mengaku rela memberikan uang sakunya untuk GTT di sekolahnya. "Katanya gajinya kecil. Makanya kita iuran sukarela," ucapnya, Jumat (14/9).
Dia mengaku mendapatkan informasi tersebut dari gurunya. Kemudian ada pembicaraan dengan orang tuanya. Akhirnya para orang tua sepakat untuk memberikan uang saku lebih besar saat hari Jumat. "Enggak apa-apa, setiap Jumat juga membawa makanan dari rumah, paling jajan es," ucapnya.
Setiap minggu, rata-rata terkumpul dana Rp 500 ribu. Dengan demikian, setiap bulan ada dana Rp 2 juta yangg diberikan untuk 8 GTT.
Salah seorang GTT di sekolah tersebut Bayu Dwi Nur Cahyani membenarkan hal tersebut. Ini lantran di sekolah pinggiran, namun semangat dan kepedulian orang tua untuk GTT luar biasa. "Terus terang kami terharu. Saat ini upah kami 300 ribu dan ditambah dari orang tua menjadi Rp 550 ribu," ulasnya.
Kepala Sekolah SD Mentel 1 Kamijan mengatakan, infaq yang dikumpulkan tersebut sudah dirintis sejak Maret 2018 lalu. Semua dilakukan berdasarkan kesepakatan dengan komite sekolah.
"Pengumpulan ini tidak ditentukan nominal, jika terdapat siswa yang tidak memberi infaq pun juga diperbolehkan tergantung kepada kemampuan serta keikhlasan para siswa yang ada," pungkasnya.
(nag)