Warga Desa Kumpai Batu Atas Produksi Kopi Lokal Khas Kobar
A
A
A
KOTAWARINGIN BARAT - Desa Kumpai Batu Atas, Kecamatan Arut Selatan (Arsel), Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng beberapa tahun terakhir mulai dilirik terkait potensi agrowisatanya. Sebab di desa ini dibudidayakan dua jenis tanaman kopi, yakni liberika dan robusta yang diminati warga lokal hingga mancanegara.
Saat ini desa setempat terus berbenah mengembangkan potensi tersebut, sehingga bisa menjadi objek agrowisata kampung kopi. Sebab penduduk di Desa Kumpai Batu Atas menanam kopi di sekitar halaman rumah mereka.
Seorang warga Desa Kumpai Batu Atas, Tukiyem menceritakan, kopi di desanya berawal dari mencoba untuk konsumsi sendiri. Setelah tumbuh banyak, dia pun berniat untuk menjual kopi tersebut kepada warga Pangkalan Bun.
“Ternyata respons warga positif. Kopi ini diminati warga Pangkalan Bun. Akhirnya tanaman kopi ini kita budidayakan,” ungkap Tukiyem di rumahnya, Jumat (14/8/2018).
Sementara itu, Sutris, seorang petani kopi mengatakan, penanaman kopi di desanya sudah dari dulu, awalnya hanya dikonsumsi sendiri. Namun setelah dibantu pembinaannya oleh salah satu organisasi, petani kopi setempat mulai bisa menjual kopi hingga keluar daerah.
“Tanaman kopi di Desa Kumpai Batu Atas ini dari data kita ada sebanyak 1.071 pohon. Sedangkan yang produktif sekitar 861 pohon,” sebutnya.
Sementara itu, Bupati Kobar Nurhidayah sangat mengapresiasi budidaya tanaman kopi yang dikembangkan warga Desa Kumpai Batu Atas melalui kelompok taninya. Lantaran sebanyak 22 kelompok tani di desa setempat, rata-rata menanam kopi berjenis liberika dan robusta.
“Ini patut kita apresiasi karena keinginan warga Desa Kumpai Batu Atas dalam berbenah diri untuk membuka sektor pendapatan baru dari budidaya tanaman kopi ini sangat positif sekali, bahkan bisa dikatakan cukup luar biasa,” papar bupati.
Karena itu, lanjut Bupati, budidaya tanaman kopi di desa ini segera ditangani oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kobar melalui dinas terkait, untuk membantu dalam pengelolaannya maupun budidayanya serta pemasarannya, sehingga bisa lebih maju dan mengangkat ekonomi warga setempat.
Saat ini desa setempat terus berbenah mengembangkan potensi tersebut, sehingga bisa menjadi objek agrowisata kampung kopi. Sebab penduduk di Desa Kumpai Batu Atas menanam kopi di sekitar halaman rumah mereka.
Seorang warga Desa Kumpai Batu Atas, Tukiyem menceritakan, kopi di desanya berawal dari mencoba untuk konsumsi sendiri. Setelah tumbuh banyak, dia pun berniat untuk menjual kopi tersebut kepada warga Pangkalan Bun.
“Ternyata respons warga positif. Kopi ini diminati warga Pangkalan Bun. Akhirnya tanaman kopi ini kita budidayakan,” ungkap Tukiyem di rumahnya, Jumat (14/8/2018).
Sementara itu, Sutris, seorang petani kopi mengatakan, penanaman kopi di desanya sudah dari dulu, awalnya hanya dikonsumsi sendiri. Namun setelah dibantu pembinaannya oleh salah satu organisasi, petani kopi setempat mulai bisa menjual kopi hingga keluar daerah.
“Tanaman kopi di Desa Kumpai Batu Atas ini dari data kita ada sebanyak 1.071 pohon. Sedangkan yang produktif sekitar 861 pohon,” sebutnya.
Sementara itu, Bupati Kobar Nurhidayah sangat mengapresiasi budidaya tanaman kopi yang dikembangkan warga Desa Kumpai Batu Atas melalui kelompok taninya. Lantaran sebanyak 22 kelompok tani di desa setempat, rata-rata menanam kopi berjenis liberika dan robusta.
“Ini patut kita apresiasi karena keinginan warga Desa Kumpai Batu Atas dalam berbenah diri untuk membuka sektor pendapatan baru dari budidaya tanaman kopi ini sangat positif sekali, bahkan bisa dikatakan cukup luar biasa,” papar bupati.
Karena itu, lanjut Bupati, budidaya tanaman kopi di desa ini segera ditangani oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kobar melalui dinas terkait, untuk membantu dalam pengelolaannya maupun budidayanya serta pemasarannya, sehingga bisa lebih maju dan mengangkat ekonomi warga setempat.
(wib)