Warga DIY Perlu Diingatkan Bangun Rumah Tahan Gempa
A
A
A
YOGYAKARTA - Gempa meluluhlantakkan Yogyakarta pada 2006 silam. Ribuan rumah rata dengan tanah waktu itu. Saat ini bangunan rumah di Yogya sudah makin membaik. Warga mulai sadar membangun rumah dengan struktur tahan gempa. Meski demikian masyarakat harus selalu diingatkan agar tidak mengabaikan pentingnya membuat rumah yang tahan gempa.
"Sifat manusia yang lupa perlu diingatkan. 11 tahun yang lalu merasakan gempa, maka harus terus diingatkan adanya bahaya gempa," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Biwara Yuswantana di Kantor BPBD Jalan Kenari No 14 A, Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta, Selasa (27/8/2018).
Goncangan gempa yang kuat dapat menyebabkan bencana. Gempa datang mendadak dan dapat merusakkan atau merobohkan bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda. "Walau pun ancaman keruntuhan bangunan dapat terjadi sewaktu-waktu secara mendadak, namun masyarakat tidak dapat memprediksi hal tersebut," katanya.
BPBD DIY, Selasa (28/8/2018) siang, mendapatkan bantuan alat peraga Simutaga atau simulasi ketahanan gempa bangunan. Alat ini sumbangan dari Guru besar UII Yogyakarta Prof Sarwidi. Menurut Prof Sarwidi dengan alat ini masyarakat dapat lebih mengenali perbandingan perilaku dinamika antara bangunan biasa dengan bangunan yang tahan gempa, dengan mengamati pola kerusakan benda uji coba yang berupa model-model bangunan kecil.
"Dengan memahami fenomena kerusakan bangunan biasa, diharapkan masyarakat dapat meningkat tingkat kepeduliannya," kata Prof Sardiwi.
Usai menerima alat ini Biwara berjanji memberikan pemahaman kepada masyarakat agar lebih peduli dan selalu ingat tentang pentingnya konstruksi bangunan yang aman terhadap goncangan gempa. "Melalui alat peraga sederhana ini diharapkan dapat memberikan gambaran kecil mengenai simulasi gempa yang terjadi dan dapat mengetahui struktur bangunan yang aman untuk menghadapi gempa," katanya.
"Sifat manusia yang lupa perlu diingatkan. 11 tahun yang lalu merasakan gempa, maka harus terus diingatkan adanya bahaya gempa," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Biwara Yuswantana di Kantor BPBD Jalan Kenari No 14 A, Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta, Selasa (27/8/2018).
Goncangan gempa yang kuat dapat menyebabkan bencana. Gempa datang mendadak dan dapat merusakkan atau merobohkan bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda. "Walau pun ancaman keruntuhan bangunan dapat terjadi sewaktu-waktu secara mendadak, namun masyarakat tidak dapat memprediksi hal tersebut," katanya.
BPBD DIY, Selasa (28/8/2018) siang, mendapatkan bantuan alat peraga Simutaga atau simulasi ketahanan gempa bangunan. Alat ini sumbangan dari Guru besar UII Yogyakarta Prof Sarwidi. Menurut Prof Sarwidi dengan alat ini masyarakat dapat lebih mengenali perbandingan perilaku dinamika antara bangunan biasa dengan bangunan yang tahan gempa, dengan mengamati pola kerusakan benda uji coba yang berupa model-model bangunan kecil.
"Dengan memahami fenomena kerusakan bangunan biasa, diharapkan masyarakat dapat meningkat tingkat kepeduliannya," kata Prof Sardiwi.
Usai menerima alat ini Biwara berjanji memberikan pemahaman kepada masyarakat agar lebih peduli dan selalu ingat tentang pentingnya konstruksi bangunan yang aman terhadap goncangan gempa. "Melalui alat peraga sederhana ini diharapkan dapat memberikan gambaran kecil mengenai simulasi gempa yang terjadi dan dapat mengetahui struktur bangunan yang aman untuk menghadapi gempa," katanya.
(amm)