Ini Penjelasan PVMBG Terkait Gempa Bumi 6,9 SR di Lombok

Senin, 20 Agustus 2018 - 09:15 WIB
Ini Penjelasan PVMBG...
Ini Penjelasan PVMBG Terkait Gempa Bumi 6,9 SR di Lombok
A A A
JAKARTA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) menerangkan terkait gempa bumi 6,9 Skala Richter (SR) yang melanda wilayah Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggar Barat (NTB), pada Minggu 19 Agustus 2018, sekitar pukul 21.56 WIB. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta analisis PVMBG bahwa kemarin terjadi enam kali gempa bumi.

Dari keterangan yang diterima Okezone, Senin (20/8/2018), gempa pertama terjadi pukul 11.06.13 WIB dengan pusat gempa pada koordinat 8,29 derajat Lintang Selatan dan 116,62 derajat Bujur Timur dengan magnitudo 5,4 SR. Kedalamannya 10 km atau berjarak 25 km arah timur laut Lombok Timur.

Gempa bumi kedua terjadi 4 menit kemudian yaitu pada pukul 11.10.22 WIB dengan pusat gempa bumi pada koordinat 8,24 derajat LS dan 116,66 derajat BT dengan magnitudo lebih besar yaitu 6,5 SR. Kedalamannya 10 km atau 32 km arah timur laut Lombok Timur.

Gempa ketiga pada pukul 21.56.27 WIB dengan lokasi pusat 8,28 derajat LS dan 116,71 derajat BT atau 30 km timur laut Lombok Timur. Adapun kedalamannya 10 km dengan magnitudo 6,9 SR.

Gempa bumi keempat terjadi pukul 22.16.37 WIB di lokasi 8,35 derajat LS dan 116,51 derajat BT (18 km barat laut Lombok Timur). Kedalamannya 10 km dengan magnitudo 5,6 SR.

Gempa kelima pukul 22.28.59 WIB pada lokasi 8,30 derajat LS dan 116,56 derajat BT (23 km barat laut Lombok Timur). Kedalamannya 10 km dan magnitudo 5,8 SR.

Gempa bumi keenam pukul 23.25.00 WIB pada koordinat 8,50 derajat LS dan 116,85 derajat BT. Kedalamannya 10 km dengan magnitudo 5,0 SR.

Pusat gempa bumi terdeteksi berada di darat. Sebagian besar daerah tersebut tersusun batuan sedimen dan batuan metamor berumur Pra Tersier hingga Tersier; batuan gunung api berumur Tersier hingga Kuarter; dan aluvium berumur Resen.

Di daerah yang tersusun batuan yang telah tersesarkan dan terlapukkan serta daerah aluvium sangat rentan guncangan gempa bumi karena bersifat urai, lepas, dan belum terkonsolidasi sehingga akan memperkuat efek getaran gempa.

Berdasarkan posisi dan kedalamannya, sumber gempa bumi berasosiasi dengan zona pensesaran naik busur belakang (Flores back- arc Thrust) yang berarah relatif barat-timur.

Data BMKG mencatat dampak gempa bumi di beberapa tempat yang digambarkan dalam intensitas gempa pada skala Modified Mercalli Intensity (MMI). Masing-masing adalah IV MMI di Lombok utara; IV MMI di Mataram; III MMI di Lombok Barat, Lombok Tengan, Lombok Timur dan Sumbawa Besar.

Lalu berdasarkan data yang terekam di Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) PVMBG, gempa bumi dirasakan IV MMI di PGA Gunung Rinjani; III MMI di PGA Gunung Tambora; II MMI di PGA Gunung Agung, dan PGA Gunung Sangeang Api.

Data USGS memperlihatkan peta intensitas yang meliputi radius ke barat hingga Pulau Jawa bagian timur, sedangkan ke timur sampai Nusa Tenggara Timur.

Saat laporan ini dibuat, gempa bumi telah menimbulkan bangunan roboh dan kebakaran di wilayah Pulau Bugin, Kecamatan Alas, Sumbawa Besar, akibat arus pendek listrik. Gempa bumi ini tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.

Adapun rekomendasi yang dapat diberikan kepada masyarakat adalah diimbau tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari pemerintah daerah dan BPBD setempat. Jangan terpancing isu tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.

Gempa bumi susulan diharapkan lebih kecil dari gempa bumi utama, namun masyarakat diharapkan tetap waspada. Masyarakat tetap berada di tempat terbuka dan menghindari bangunan karena akibat guncangan gempa bumi sebelumnya, sehingga bangunan rawan roboh. Waspadai retakan permukaan bumi dan longsoran.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0843 seconds (0.1#10.140)