Trauma, Warga Lombok Pilih Tinggal di Tenda Terpal Seadanya
A
A
A
MATARAM - Gempa besar pertama yang melanda Pulau Lombok, NTB, meninggalkan trauma dahsyat bagi warga Pulau Seribu Masjid ini. Mereka tak berani memasuki rumahnya dalam waktu lama dan lebih memilih tinggal di tenda-tenda terpal ala kadarnya yang didirikan di depan rumah.
Mereka baru berani masuk ke rumah tadi pagi. Namun pukul 22.00 WITA saat gempa berkekuatan 7 SR, warga pun berhamburan keluar rumah. "Kami kembali ke tenda terpal lagi yang didirikan seadanya di jalan depan rumah. Padahal baru tadi pagi berani masuk ke rumah," kata Baihaqi (35) warga Jalan Asahan 3, Perumnas Tanjung Karang Permai, Sekarbela, Kota Mataram, Minggu malam (19/8/2018).
Dikatakannya, begitu gempa terjadi aliran listrik langsung terputus. "Alhamdulillah air PDAM masih mengalir. Biasanya air keruh pascagempa," katanya.
Baihaqi mengatakan, sebelumnya banyak keluarga di lingkungannya yang pergi mengungsi. Tetapi sudah mulai kembali ke rumahnya tadi pagi. (Baca Juga: Gempa 7 SR, Pulau Lombok Gelap Gulita)
"Gempa tadi sangat besar, goncangannya terasa sangat lama. Hari ini sudah sering terjadi gempa besar, warga mulai khawatir lagi," timpal Abdul Cholik (68).
Sampai berita ini diturunkan, warga yang terdiri dari anak-anak, balita, dan perempuan tidur di bawah tenda terpal seadanya di jalanan di depan rumah mereka. Sementara kaum laki-lakinya berjaga melihat kondisi lingkungannya.
Mereka baru berani masuk ke rumah tadi pagi. Namun pukul 22.00 WITA saat gempa berkekuatan 7 SR, warga pun berhamburan keluar rumah. "Kami kembali ke tenda terpal lagi yang didirikan seadanya di jalan depan rumah. Padahal baru tadi pagi berani masuk ke rumah," kata Baihaqi (35) warga Jalan Asahan 3, Perumnas Tanjung Karang Permai, Sekarbela, Kota Mataram, Minggu malam (19/8/2018).
Dikatakannya, begitu gempa terjadi aliran listrik langsung terputus. "Alhamdulillah air PDAM masih mengalir. Biasanya air keruh pascagempa," katanya.
Baihaqi mengatakan, sebelumnya banyak keluarga di lingkungannya yang pergi mengungsi. Tetapi sudah mulai kembali ke rumahnya tadi pagi. (Baca Juga: Gempa 7 SR, Pulau Lombok Gelap Gulita)
"Gempa tadi sangat besar, goncangannya terasa sangat lama. Hari ini sudah sering terjadi gempa besar, warga mulai khawatir lagi," timpal Abdul Cholik (68).
Sampai berita ini diturunkan, warga yang terdiri dari anak-anak, balita, dan perempuan tidur di bawah tenda terpal seadanya di jalanan di depan rumah mereka. Sementara kaum laki-lakinya berjaga melihat kondisi lingkungannya.
(rhs)