Air Menghitam, KLH Cek Pencemaran Sungai Bengawan Solo
A
A
A
NGAWI - Menghitamnya aliran Sungai Bengawan Solo beberapa minggu belakangan saat surut akibat kemarau, diselidiki oleh KLH Kabupaten Ngawi dengan mendatangkan tim ahli dari Provinsi Jawa Timur untuk mengetahui unsur-unsur yang terkandung didalamnya.
"Kami mengambil sejumlah sampel air di Sungai Bengawan Solo untuk di uji dilaboraturium," kata Petugas Dinas Lingkungan Hidup Ngawi Suharno saat ditemui di lokasi pengujian, Senin (13/8/2018).
Menurutnya, sejumlah petugas laboratorium penguji dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) Surabaya dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ngawi ini mendatangi salah satu lokasi aliran Sungai Bengawan Solo di Desa Watualang, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi.
Dalam penelitian ini, petugas laboratorium penguji mengambil sampel air di Sungai Bengawan Solo yang melintas di wilayah Kabupaten Ngawi. "Air tersebut diuji di laboratorium di Surabaya untuk mengetahui kandungan berbahaya apa saja yang terdapat didalamnya," jelasnya.
Meski belum bisa memastikan sumber pencemaranya, namun jika dilihat dari bau menyengat dan air sungai yang berwarna hitam pekat, petugas menduga air sungai Bengawan Solo ini sudah tercemar limbah tekstil yang berasal dari wilayah hulu sungai. "Dugaan dari limbah testil, hasil sementara," kata petugas Laboratorium Penguji Rifki Fauzan Rahmat.
Diketahui, Sungai Bengawan Solo beberapa minggu sejak surut akibat kemarau, aliran airnya berwarna hitam pekat dan beraroma tak sedap, dugaan Kondisi ini disebabkan oleh limbah dari pabrik tekstil dari wilayah sragen Jawa Tengah.
Kondisi ini membuat warga sepanjang aliran Bengawan Solo di Kabupaten Ngawi merasa was was karena selain ikan banyak ditemukan ikan mati juga digunakan untuk keperluan pertanian dan ternak.
"Kami mengambil sejumlah sampel air di Sungai Bengawan Solo untuk di uji dilaboraturium," kata Petugas Dinas Lingkungan Hidup Ngawi Suharno saat ditemui di lokasi pengujian, Senin (13/8/2018).
Menurutnya, sejumlah petugas laboratorium penguji dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) Surabaya dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ngawi ini mendatangi salah satu lokasi aliran Sungai Bengawan Solo di Desa Watualang, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi.
Dalam penelitian ini, petugas laboratorium penguji mengambil sampel air di Sungai Bengawan Solo yang melintas di wilayah Kabupaten Ngawi. "Air tersebut diuji di laboratorium di Surabaya untuk mengetahui kandungan berbahaya apa saja yang terdapat didalamnya," jelasnya.
Meski belum bisa memastikan sumber pencemaranya, namun jika dilihat dari bau menyengat dan air sungai yang berwarna hitam pekat, petugas menduga air sungai Bengawan Solo ini sudah tercemar limbah tekstil yang berasal dari wilayah hulu sungai. "Dugaan dari limbah testil, hasil sementara," kata petugas Laboratorium Penguji Rifki Fauzan Rahmat.
Diketahui, Sungai Bengawan Solo beberapa minggu sejak surut akibat kemarau, aliran airnya berwarna hitam pekat dan beraroma tak sedap, dugaan Kondisi ini disebabkan oleh limbah dari pabrik tekstil dari wilayah sragen Jawa Tengah.
Kondisi ini membuat warga sepanjang aliran Bengawan Solo di Kabupaten Ngawi merasa was was karena selain ikan banyak ditemukan ikan mati juga digunakan untuk keperluan pertanian dan ternak.
(pur)